Pemilu 2024 dan Deliberasi Politik Keseharian

Pemilu 2024 dan Deliberasi Politik Keseharian

Ilustrasi politik


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Deliberasi politik keseharian semakin intensif menjelang Pemilu 2024. Deliberasi politik keseharian ini bisa dilihat di kafe-kafe, warung makan, tempat ibadah, lapangan olahraga dan di tempat-tempat non-formal lainnya. Tempat-tempat semacam ini acapkali menjadi ruang untuk deliberasi politik keseharian di mana orang-orang terlibat percakapan politik untuk mempertimbangkan berbagai macam isu politik yang ada termasuk isu Pemilu 2024.

Deliberasi politik keseharian terkadang dilihat tak memiliki pengaruh signifikan. Padahal, beragam isu politik justru lebih sering dibicarakan di ruang-ruang politik keseharian mulai dari merumuskan institusi politik yang inklusif hingga memilih calon Presiden, calon Legislatif dan partai politik terbaik dalam pemilu.

Ilmuwan politik telah banyak meneliti tentang deliberasi politik keseharian. Menurut Boyte (2005), Mathews (2014), Bayat (2012), deliberasi politik keseharian dapat menawarkan wawasan penting tentang pemahaman politik yang lebih serius untuk memikirkan kehidupan bersama yang lebih baik dan bersifat jangka panjang. Partisipasi politik warga negara telah dimulai sejak dari ruang-ruang deliberasi politik keseharian dengan mendiskusikan beragam isu publik.

Secara teoretis, praktik deliberasi politik keseharian tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari gerakan feminis yang mendengungkan ungkapan the personal is political. Artinya, hal-hal yang bersifat personal keseharian sesungguhnya memiliki pengaruh politik (Davis dkk, 2023).

The personal is political ini tentu masih masih relevan saat ini ketika banyak orang berjuang untuk memahami implikasi dari tindakan dan keputusan pribadinya dalam kehidupan yang bersifat deliberatif keseharian.

Deliberasi politik keseharian mendorong individu-individu untuk berdialog dan berdiskusi dalam merumuskan solusi terhadap permasalahan mereka sendiri. Mereka belajar bermusyawarah untuk mufakat dan mengkritik kebijakan politik dan kebijakan publik di luar sana. Tentu, salah satu keunggulan deliberasi politik keseharian adalah dalam proses deliberasinya alamiah dan tidak harus bergantung kepada para profesional (Lee dan Mason-Imbody, 2013).

Jika professional dilibatkan hanya untuk memberi pertimbangan saja terhadap solusi yang dirumuskan oleh individu-individu yang terlibat dalam proses deliberasi politik keseharian (Mansbridge dkk, 2013).

Deliberasi politik keseharian memberikan kesempatan kepada warga negara untuk berkumpul, berdiskusi, dan bahkan potensial untuk bertindak secara kolektif dalam mengatasi masalah atau isu-isu publik yang warga prioritaskan dan harapkan (Gibson 2006).

Alhasil, deliberasi politik keseharian yang berlangsung alamiah sangat penting dalam mendorong demokratisasi yang lebih berkualitas dengan melibatkan partisipasi aktif setiap individu. Tentu, demokrasi yang baik dimulai dari partisipasi aktif semua warga negara untuk memikirkan demokrasi itu sendiri.

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama