Ilustrasi politik |
Deliberasi politik keseharian terkadang dilihat tak
memiliki pengaruh signifikan. Padahal, beragam isu politik justru lebih sering
dibicarakan di ruang-ruang politik keseharian mulai dari merumuskan institusi
politik yang inklusif hingga memilih calon Presiden, calon Legislatif dan
partai politik terbaik dalam pemilu.
Ilmuwan politik telah banyak meneliti tentang
deliberasi politik keseharian. Menurut Boyte (2005), Mathews (2014), Bayat
(2012), deliberasi politik keseharian dapat menawarkan wawasan penting tentang
pemahaman politik yang lebih serius untuk memikirkan kehidupan bersama yang
lebih baik dan bersifat jangka panjang. Partisipasi politik warga negara telah
dimulai sejak dari ruang-ruang deliberasi politik keseharian dengan
mendiskusikan beragam isu publik.
Secara teoretis, praktik deliberasi politik
keseharian tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari gerakan feminis yang
mendengungkan ungkapan the personal is political. Artinya, hal-hal yang
bersifat personal keseharian sesungguhnya memiliki pengaruh politik (Davis dkk,
2023).
The personal is political ini tentu masih masih relevan saat ini ketika banyak orang berjuang untuk memahami implikasi dari tindakan dan keputusan pribadinya dalam kehidupan yang bersifat deliberatif keseharian.
Deliberasi politik keseharian mendorong
individu-individu untuk berdialog dan berdiskusi dalam merumuskan solusi
terhadap permasalahan mereka sendiri. Mereka belajar bermusyawarah untuk
mufakat dan mengkritik kebijakan politik dan kebijakan publik di luar sana.
Tentu, salah satu keunggulan deliberasi politik keseharian adalah dalam proses
deliberasinya alamiah dan tidak harus bergantung kepada para profesional (Lee
dan Mason-Imbody, 2013).
Jika professional dilibatkan hanya untuk memberi
pertimbangan saja terhadap solusi yang dirumuskan oleh individu-individu yang
terlibat dalam proses deliberasi politik keseharian (Mansbridge dkk, 2013).
Deliberasi politik keseharian memberikan kesempatan
kepada warga negara untuk berkumpul, berdiskusi, dan bahkan potensial untuk
bertindak secara kolektif dalam mengatasi masalah atau isu-isu publik yang
warga prioritaskan dan harapkan (Gibson 2006).
Alhasil, deliberasi politik keseharian yang
berlangsung alamiah sangat penting dalam mendorong demokratisasi yang lebih
berkualitas dengan melibatkan partisipasi aktif setiap individu. Tentu,
demokrasi yang baik dimulai dari partisipasi aktif semua warga negara untuk
memikirkan demokrasi itu sendiri.