Viral pemuda NTT bermain main dengan buaya muara. Peristiwa itu diketahui terjadi di Kabupaten Malaka, NTT. |
Postingan video pemuda bermain-main dengan buaya
muara itu diunggah akun Instagram @anaktimor_hits pada kamis (12/10/2023).
Video dengan durasi 30 detik itu memuat narasi
"Hati-hati kaks!"
Adapun pukul 17.30 Wita, video itu mendapat 587 respon
suka dan 29 komentar.
Tampak dalam video itu seorang pemuda mengenakan
kaos hitam dan celana pendek mengajak buaya muara berukuran besar untuk
"bermain-main".
Ia "bermain" dengan buaya menggunakan
bangkai ayam yang diikat sebagai umpan.
Awalnya ia "menggoda" buaya yang berada di
dalam sungai untuk keluar. Buaya itu
pun berusaha memanjat tepi sungai yang miring demi mengejar bangkai ayam yang
sedang ditarik oleh pemuda.
Perjuangan buaya mengejar bangkai ayam itu
berlangsung hingga ke jalan raya.
Buaya warna hitam berukuran panjang sekitar 5,5
meter itu pun terus mengejar bangkai ayam yang ditarik.
Terdengar samar samar suara wanita yang histeris
menggunakan bahasa lokal. Sementara ada beberapa pemuda lainnya yang hanya
menonton adegan berbahaya itu.
Dalam komentar, warganet menyebut peristiwa itu
terjadi di Kabupaten Malaka NTT.
Akun @franklynalexandra8 memuji keberanian pemuda
itu. Ia menukis "legend" dalam komentarnya.
Sementara akun @rain_juventino bercanda dengan
komentar "tangkap kasih pasiar motor tuh paling enak".
Keunikan Buaya Malaka
Adapun pemandangan seperti itu bukan hal baru di
wilayah Kabupaten Malaka, mengingat banyaknya populasi buaya di wilayah
itu.
Bupati Malaka, Drs.
Simon Nahak bahkan pernah berencana membuat sebuah ekosistem agar buaya-buaya tersebut
dapat hidup berdampingan dengan warga.
"Jujur Malaka banyak
buaya, buaya beneran bukan buaya darat," ujar Bupati Simon Nahak pada 25
Juli 2022 lalu.
Bupati Simon bahkan pernah memiliki gagasan untuk
membuat destinasi liburan berkonsep ekowisata.,
Wisata itu tidak hanya mengandalkan daya pikat
buaya, namun juga akan menonjolkan keunikan budaya dari masyarakat setempat.
Warga di Malaka dikenal
dapat memanggil buaya lewat ritual yang digelar menggunakan bahasa daerah.
Adapun ritual itu disebut dengan Kokordal Jambi atau upacara pemanggilan buaya.
"Kami berharap ada kunjungan wisata karena ada
keunikan dari orang-orang kami, mereka bisa buat upacara lalu buaya itu
datang," ucapnya. (*) poskupang.com