Benarkah Minyak Kelapa Buruk buat Kesehatan? Simak Ini Penjelasan Riset Baru

Benarkah Minyak Kelapa Buruk buat Kesehatan? Simak Ini Penjelasan Riset Baru



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Beberapa tahun lalu, minyak kelapa sempat menjadi produk paling banyak dipakai emak-emak rumah tangga karena dinilai memiliki banyak manfaat kesehatan, mulai dari buat kesehatan gigi hingga menggoreng makanan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa minyak ini mungkin tidak sebaik yang kita kira.

Studi tersebut mengungkapkan potensi adanya risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan dari konsumsi minyak kelapa. Seperti ditunjukkan pada tikus, minyak kelapa dapat mengubah asupan makanan dan mengganggu hormon metabolisme tertentu.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, minyak kelapa dikaitkan dengan penambahan berat badan, perilaku cemas, dan peningkatan peradangan pada sistem pusat, jaringan adiposa, dan hati.

“Temuan ini menunjukkan bahwa meski prosesnya lambat dan tidak terlihat jelas, suplementasi minyak kelapa dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan metabolisme yang signifikan yang berkontribusi pada perkembangan obesitas dan penyakit penyerta terkait,” kata Marcio Alberto Torsoni, penulis studi dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip IFLScience.

Temuan ini didapat setelah para peneliti memberikan dosis harian–setara kalori dengan sesendok sup– minyak kelapa kepada tikus sehat selama delapan minggu.

Diterbitkan di Journal of Functional Foods, hasilnya mereka menemukan bahwa hormon metabolik utama leptin dan insulin–yang terlibat dalam mengatur rasa kenyang dan kadar gula darah– terganggu. Menurut peneliti, ini bisa menghambat energi yang keluar dalam tubuh dan mengganggu neuropeptida dan asupan makanan.

Temuan ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Mengingat asam lemak jenuh, senyawa utama dalam minyak kelapa, dapat meningkatkan resistensi insulin dan leptin, serta sebelumnya telah dikaitkan dengan peradangan dan obesitas.

Studi sebelumnya yang dilakukan pada tikus juga menemukan bahwa konsumsi minyak kelapa dapat menyebabkan penambahan berat badan, persentase lemak yang lebih tinggi, penurunan pengeluaran energi, peradangan, dan perilaku cemas.

Meski penelitian ini hanya dilakukan pada hewan, masyarakat tetap harus waspada terhadap penggunaan minyak kelapa, kata Torsoni. Minyak ini sebaiknya digunakan dalam jumlah kecil, sebagai bumbu atau bagian dari saus, idealnya dengan sayuran segar.

Ini bukan pertama kali “sisi gelap minyak kelapa” diungkap. Karena kandungan lemak jenuhnya tinggi–jauh lebih tinggi ketimbang mentega, minyak zaitun, minyak kacang tanah, dan minyak bunga matahari– minyak kelapa dikaitkan dengan kolesterol jahat, dan oleh karena itu bisa meningkatkan penyakit jantung.

American Heart Association sebenarnya telah menyarankan agar masyarakat tidak menggunakan minyak kelapa karena dapat meningkatkan kolesterol LDL penyebab penyakit kardiovaskular, dan sejauh ini tidak ditemukan manfaat yang bisa mengimbanginya.

“Kami menyarankan untuk tidak menggunakan minyak kelapa,” tulis mereka dalam sebuah makalah yang terbit pada 2017.

Dengan begitu, minyak kelapa bukanlah alternatif minyak sehat sebagaimana yang kita pikirkan selama ini. Selain mungkin tidak memberikan manfaat baik buat kita, minyak kelapa juga tidak ramah lingkungan. Minyak ini menimbulkan dampak buruk yang sangat besar pada ekosistem tropis tempat produk ini ditanam, dan mengancam lebih banyak spesies per metrik ton yang dihasilkan dibandingkan minyak nabati lain, termasuk minyak sawit. *** dari berbagai sumber




 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama