Deretan Baliho dan Janji Calon Legislatif (Coretan Jalan Setapak Politik Akhir Tahun 2023)

Deretan Baliho dan Janji Calon Legislatif (Coretan Jalan Setapak Politik Akhir Tahun 2023)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Tahapan pemilihan umum (Pemilu) 2024 sudah memasuki masa kampanye, dimana para calon legislatif (Caleg) berlomba-lomba melakukan kampanye dan branding diri dengan berbagai media dan alat peraga guna meningkatkan elektabilitas dan pemerolehan suara meraka dalam kontestasi pemilihan umum 2024 mendatang. Banyak sekali cara yang dilakukan para calon legislatif dalam menarik perhatian masyarakat untuk memilihnya di pemilu 2024, salah satunya dengan menyebarkan baliho dan spanduk di jalan raya dan di beberapa tempat strategis lainnya. Baliho dan spanduk tersebut biasanya berisi gambar dan janji atau program yang ditawarkan kepada masyarakat jika caleg tersebut terpilih.

Makanya tak heran jika di jalan-jalan sudah dipenuhi dengan baliho dan spanduk calon legislatif berarti pemilu sudah di depan mata, artinya masyarakat harus lebih jeli dan selektif dalam menentukan pilihannya dalam memilih anggota legislatif yang akan mewakili kepentingan masyarakat di parlemen. Jika masyarakat hanya terlena dan terbuai dengan janji manis caleg yang terpampang di baliho dan spanduk tanpa mengetahui latar belakang dan rekam jejak calon legislatif tersebut, maka jangan kaget jika nanti calon legislatif yang mereka pilih tidak peduli dengan nasib dan kondisi mereka.

Sudah banyak bukti di lapangan yang menjelaskan bahwa calon legislatif hanya manis di awal saja namun lupa dan tidak peduli terhadap rakyat ketika mereka sudah terpilih menjadi anggota legislatif. Mereka (anggota legislatif) malah sibuk mencari proyek sendiri untuk mengembalikan uang atau modal politik yang mereka gunakan untuk pencalonan. Mereka lupa dengan rakyat yang telah memilih mereka sehingga mereka bisa duduk nyaman di kursi parlemen. Selain itu, tak sedikit juga anggota legislatif yang tertangkap KPK karena kasus korupsi dan menyalahgunakan uang negara.

Berdasarkan data komisi pemberantasan korupsi sejak 2004 sampai Juli 2023 dijelaskan bahwa terdapat 344 kasus korupsi yang melibatkan anggota DPR dan DPRD. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak ketiga dibawah kasus korupsi yang menjerat kalangan swasta (404 kasus) dan pejabat eselon I-IV (351 kasus). Data ini menunjukkan bahwa masih banyak calon legislatif yang ketika mereka terpilih menjadi anggota legislatif, mereka malah sibuk mensejahterkan dan mengenyangkan perutnya sendiri tanpa memikirkan kesejahteraan rakyat yang telah memilihnya. Anggaran negara yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, habis dimakan dan digunakan untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya.

Selain itu, banyak juga perilaku-perilaku tidak wajar anggota legislatif yang belakangan ini menjadi sorotan media seperti misalnya main game online ketika sidang, atau fenomena klasik yang sering terjadi yaitu tidur ketika sidang atau bahkan mangkir dan tidak mengikuti persidangan. Perilaku tak wajar tersebut sering kita lihat di beberapa media elektronik yang menggambarkan ketidak seriusan beberapa anggota legislatif dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai anggota dewan perwakilan rakyat. Selain itu, sering juga kita temui polemik tentang minimnya partisipasi publik dalam setiap penyusunan dan pengesahan undang-undang, seperti kasus penyusunan dan pengesahan UU Cipta Kerja yang dinilai oleh beberapa pengamat politik dan hukum ketatanegaraan bahwa UU Cipta Kerja minim partisipasi publik di dalamnya.

Persoalan-persoalan di atas tentunya memberikan gambaran kepada kita tentang bagaimana seharusnya memilih dan menentukan calon anggota legislatif yang akan mewakili aspirasi kita di parlemen. Maka dari itu masyarakat harus lebih hati-hati dan teliti dalam menentukan wakilnya di dewan perwakilan rakyat, jangan sampai salah memilih dan menentukan calon legislatif karena pilihan kita menentukan nasib kita di masa yang akan datang. Masyarakat jangan sampai terbuai dengan desain dan kata-kata indah baliho yang menjanjikan kesejahteraan bagi rakyat tanpa mengetahui track record atau sepak terjang calon legislatif yang akan dipilih.

Memang banyak sekali baliho dan sepanduk berseliweran di jalanan dengan tampilan dan desain yang menarik serta dibumbui dengan janji-janji yang memikat hati rakyat namun rakyat harus waspada dan berhati-hati bahwa dibalik baliho yang menawan ada kepentingan para calon anggota dewan. Rakyat harus cerdas memilih calon perwakilan rakyat yang akan mewakili aspirasinya di dewan perwakilan rakyat. Jangan sampai rakyat terlena dengan jumlah uang (money politik) yang diberikan oleh para calon anggota legislatif, karena hal itu akan menjadikan suara rakyat sebagai barang dagangan yang hanya bisa dibeli oleh para calon legislatif yang memiliki modal namun tidak memiliki kapsitas dan integritas.

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama