Tahun Baru 2024, Resolusi Baru? (Catatan Sederhana Hari Terakhir Tahun 2023)

Tahun Baru 2024, Resolusi Baru? (Catatan Sederhana Hari Terakhir Tahun 2023)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Tahun 2023 akan segera berakhir. Lazimnya sebelum memasuki Tahun Baru Baru, orang melakukan ritual berupa menulis resolusi Tahun Baru. Ini bisa berupa daftar praktik atau tujuan, sesuatu yang akan meningkatkan atau menguntungkan seseorang di tahun yang akan datang. Ia bisa mencakup hal-hal sederhana, semisal kebiasaan makan yang lebih sehat, berhemat, berhenti merokok serta menyeraput kopi selagi masih panas. Apa pun.

Tidak ada yang salah dengan kemauan untuk menyiapkan resolusi Tahun Baru. Yang sulit bahwa tidak butuh waktu lama segenap resolusi Tahun Baru itu menjadi hambar. Menurut penelitian 25% dari resolusi tersebut jarang yang ‘lolos’ bahkan selama minggu pertama bulan Januari. Menjelang akhir tahun, tidak sampai 10% dari resolusi itu yang mampu ditegakkan. Akhirnya setahun berlalu dengan spiral rasa malu.

Mari kita memahami mengapa pencapaian tujuan sering dikaitkan dengan pengendalian diri. Anda mungkin pernah mendengar tentang percobaan marshmallow. Tes ini dilakukan sekitar 30 tahun yang lalu, di mana jika anak-anak bisa menolak makan yang manis mereka akan diberi hadiah. Kajian atas percobaan ini menemukan bahwa anak-anak yang bisa menahan godaan bakal memiliki kesuksesan akademis dan profesional saat mereka tumbuh.

Mereka yang bisa bertahan menuju tujuan yang telah ditetapkan di tengah pelbagai godaan pada dasarnya memiliki posisi terbaik untuk menapaki keberhasilan. Kenapa? Sebab mereka memiliki pengendalian diri atau ketabahan. Pengendalian diri berawal di industri rumahan. Ada buku, film, TikTok, sebut saja, agar orang dapat mencoba setiap trik yang ada.

Untuk membuat resolusi Tahun Baru fungsional dan operasional, para psikolog, pembicara motivasi, pengusaha dan hampir setiap orang menawarkan kata-kata bijak, di antaranya tetapkan serangkaian tujuan kecil, pertahankan tujuan yang dibuat realistis, buatlah tujuan yang sulit sehingga Anda merasakan sebuah tantangan, jadikan tujuan tersebut mudah diukur, miliki tujuan yang bermakna, visualisasikan kesuksesan, jangan malu mengucapkan selamat pada diri sendiri, dan jangan menyerah.

Menetapkan resolusi sering menghasilkan kegagalan. Pertanyaannya adalah mengapa? Kenapa masih ada orang-orang yang gagal? Mengapa mereka tidak sanggup memenuhi resolusi itu? Karena masalah resolusi adalah masalah hidup itu sendiri. Memang ini agak terdengar eksistensial, tapi ada alasan ilmiahnya.

Orang-orang cenderung gagal menolak godaan, terutama saat mereka sibuk, lelah atau stres. Manusia cenderung berpikir jangka pendek, lebih menghargai kesenangan di sini dan kini ketimbang melihat manfaat besar di masa depan. Ketika tujuan memaksa orang untuk melakukan pengendalian diri, cepat atau lambat orang cenderung terhenti dan menyerah.

Jadi yang menjadi persoalan bukanlah bagaimana Anda membingkai resolusi, tapi apa dan bagaimana bahasa yang Anda gunakan. Tampaknya hal ini ada perbedaan. Ada dua macam tujuan, tujuan penghindaran (avoidance goal)—menjauhi hal-hal seperti alkohol atau media sosial—dan tujuan pendekatan (approach goal)—mengembangkan kebiasaan baru seperti berenang dua kali seminggu atau makan buah setiap hari.

Sekarang coba tebak kategori mana yang membutuhkan energi untuk pengendalian diri? Menurut penelitian, 25% orang lebih mungkin untuk memenuhi tujuan yang kedua, yakni tujuan pendekatan (approach goal) daripada tujuan penghindaran (avoidance goal). Jadi kuncinya adalah mulailah melakukan sesuatu alih-alih berhenti mengerjakan sesuatu.

Ubahlah tujuan penghindaran (avoidance goal) menjadi tujuan pendekatan (approach goal). Misalnya, Anda ingin mengurangi penggunaan media sosial. Jadi daripada membuat tujuan yang mengatakan ‘kurangi menggunakan media sosial’ maka Anda sebaiknya membuat resolusi baru berupa ‘membaca 10 halaman buku per hari.’

Jika Anda ingin menurunkan berat badan, daripada berkata ‘Saya ingin berhenti makan permen’ lebih baik diganti dengan ‘Saya ingin makan wortel setiap santap siang’ yang tidak akan meningkatkan kadar gula darah Anda.

Tentu saja semua ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tetapi jika mengutak-atik pemahaman Anda tentang perubahan pribadi bisa meningkatkan peluang Anda untuk akhirnya berpegang teguh pada resolusi, maka hal itu pantas dicoba dan semoga berhasil. 

Harekain Village - Malaka, 

Minggu, 31 Desember 2023



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama