Erupsi Gunung Lewotobi, Kegiatan Sekolah di Kabupaten Flores Timur NTT Ditiadakan

Erupsi Gunung Lewotobi, Kegiatan Sekolah di Kabupaten Flores Timur NTT Ditiadakan

Dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) | (Foto: dok. Antara Foto)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pun meniadakan sementara kegiatan belajar mengajar pada beberapa sekolah yang ada di dua kecamatan terdampak erupsi Gunung tersebut.

"Sekolah semester ini rencananya akan dimulai tanggal 4 Januari 2024, kami tiadakan sementara. Kami mempertimbangkan status gunung api. Itu langkah yang diambil," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur, Felix Suban Hoda, dilansir Antara, Selasa (2/1/2023).

Diketahui, Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur kembali mengalami erupsi pada 1 Januari 2024 menyusul kenaikan status dari level II atau Waspada menjadi level III atau Siaga.

Akibatnya, ada dua kecamatan yang terdampak erupsi itu, yakni Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura.

Felix menyebut peniadaan pembelajaran sementara itu berlaku bagi jenjang pendidikan SD dan SMP, yang menjadi kewenangan pemkab. Adapun jumlah sekolah yang berada di Kecamatan Wulanggitang, yaitu 14 SD dan 3 SMP, sedangkan 7 SD dan 2 SMP berada di Kecamatan Ile Bura.

Felix mengatakan pemberlakuan peniadaan pembelajaran tersebut berlaku selama satu minggu terlebih dulu. Kebijakan tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan terkini dari status Gunung Lewotobi Laki-Laki.

"Kami terus lihat perkembangan, saya juga ke lokasi untuk menghibur para peserta didik yang berada di sana," ucapnya.

Selain itu, ada satu SMA di Kecamatan Ile Bura serta 3 SMA dan 1 SMK di Kecamatan Wulanggitang. Namun kewenangan terkait penghentian pembelajaran jenjang pendidikan SMA berada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

"Tentu ada SMA di wilayah kabupaten, tapi dari sisi kewenangan bukan di kabupaten," kata Felix.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi mengatakan penghentian sementara aktivitas belajar mengajar pada jenjang pendidikan SMA merupakan kondisi yang situasional.

Oleh karena itu, sekolah juga berkoordinasi dengan koordinator pengawas (korwas) setempat atas siaga sekolah bencana.

"Ini pilihan tepat dengan perhatikan manajemen kebencanaan yang telah diperoleh selama ini," kata Linus. *** detik.com





Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama