![]() |
DISKUSI - Sosok Ignas Kleden (berdiri pakai selempang) saat berbicara pada forum diskusi di Kota Kupang, NTT tahun 2018 lalu. |
Intelektual terkenal
Indonesia asal Flores, Nusa Tenggara Timur meninggal dunia pada usia 76 tahun.
Dikutip dari
www.katolikku.com, Ignas Kleden yang meninggal dunia pada
hari Senin, 22 Januari 2024 pukul 03.46 WIB di Rumah Sakit Suyoyo, Jakarta
Selatan.
Kabar duka
kepergian Ignas Kleden juga beredar luas di grup
WA. Alumni seminari tinggi Ledalero tersebut meninggal dunia dalam usia 76
tahun.
"Dukacita mendalam
dan doa kami. Semoga almarhum mendapatkan kedamaian sejati di haribaan
Allah Maha Kasih. Dan semoga keluarga tercinta yang ditinggalkan, mendapatkan
penghiburan dari Allah sendiri," demikian ucapan duka dari seorang
kerabatnya.
Dr. Ignas Kleden,
MA lahir pada tanggal 19 Mei 1948 di Waibalun, Larantuka, Kabupaten Flores
Timur.
Suami dari Ninuk
Probonegoro ini aktif sebagai sastrawan, sosiolog, cendekiawan, dan kritikus
sastra sejak awal tahun 1970-an.
Setelah tamat
pendidikan dasar dan menengah, ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi
Filsafat Teologi Ledalero, Maumere, Flores (1972).
Ignas meraih gelar
Master of Art bidang filsafat dari Hochschule fuer Philosophie, Muenchen,
Jerman pada tahun 1982.
Pada tahun 1995, Ignas Kleden meraih
gelar Doktor bidang Sosiologi dari Universitas Bielefeld, Jerman.
Ignas juga pernah
bekerja sebagai penerjemah buku-buku teologi di Penerbit Nusa Indah, Ende,
Flores.
Ia sempat pula bekerja
sebagai editor pada yayasan Obor Jakarta (1976-1977), Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial,
Jakarta (1977-1978), dan Society For Political and Economic Studies,
Jakarta.Tahun 2000 ia turut mendirikan Go East yang kini menjadi Pusat
Pengkajian Indonesia Timur.
Saat masih
di tinggal Flores, ia sudah mengenal majalah Basis Yogyakarta dan rutin
mengirimkan tulisannya ke majalah itu. Dia juga menulis artikel di majalah
Budaya Jaya Jakarta, dan menulis artikel semipolemik untuk majalah Tempo.
Setelah hijrah ke Ibu
Kota Jakarta tahun 1974, Ignas makin aktif menulis, baik di majalah maupun
jurnal, dan menjadi kolumnis tetap majalah Tempo.
Esainya mengenai sastra
dimuat di majalah Basis, Horison, Budaya Jaya, Kalam, harian Kompas, dan
lain-lain. (*)
.