Suara Numbei News - Di antara beberapa agenda Merdeka Belajar seperti Kampus Merdeka, Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, SMK Pusat Keunggulan, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka. Ada juga Platform Merdeka Mengajar (PMM), Perluasan Program Beasiswa LPDP, hingga program buku berkualitas untuk meningkatkan literasi.Merdeka Belajar menjadi tema besar berjalannya kebijakan pendidikan beberapa tahun ini. Sejumlah program dalam kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Merdeka Belajar ini cukup mendapat sorotan publik.
Latar belakang
Mendikbudristek Nadiem Makarim sebagai pegiat dalam bidang teknologi digital
tidak dapat dipisahkan dari kebijakan yang disusunnya. Bahkan di awal Nadiem
Makarim menjabat Mendikbud yang hanya bidang pendidikan dan kebudayaan. Namun
Presiden Joko Widodo memberikan mandat lebih dengan melebur bidang pendidikan
tinggi, riset, dan teknologi dalam kementeriannya.
Dalam sebuah bincang
bersama (podcast) Presiden Jokowi dan Mendikbudristek, Kepala Negara
mengingatkan Indonesia harus selalu ingat semangat Ki Hajar Dewantara. Bahwa
pendidikan itu haruslah memerdekakan manusia karena kemerdekaan itulah yang
menjadi tujuan. Maka Indonesia dengan berbekal pendidikan, semua orang bisa
menjadi apa saja. Oleh karena itu Merdeka Belajar memiliki dasar filosofis yang
kuat dalam memajukan pendidikan.
Tak pelak kebijakan
Merdeka Belajar memberikan berbagai kebermanfaatan yang signifikan bagi seluruh
stakeholder pendidikan, baik itu pendidik, peserta didik, lembaga pendidikan,
masyarakat, maupun pemerintah itu sendiri. Bagi peserta didik, Kurikulum
Merdeka memberikan fleksibilitas pembelajaran untuk menyesuaikan kurikulum dan
metode pembelajaran dengan kebutuhan dan minat mereka. Hal ini mendorong
inovasi dan pengembangan dalam sistem pendidikan untuk menjawab tantangan masa
depan.
Contohnya Penerapan
Kurikulum Merdeka di tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
menekankan pada metode pembelajaran berbasis proyek untuk mencapai tujuan
Profil Pelajar Pancasila. Pendekatan ini juga sesuai dengan pendidikan abad-21
yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan 4C yang
penting untuk menghadapi tantangan masa kini.
Keteram 4C tersebut
adalah Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi), Critical Thinking (pemikiran kritis),
dan Creativity (kreativitas).
Terdapat tiga opsi dalam menerapkan Kurikulum Merdeka (IKM) di tingkat SD/MI,
yakni: Kategori Belajar Mandiri, Kategori Mandiri yang Berubah, dan Kategori
Mandiri Berbagi untuk siswa kelas I dan kelas IV SD/MI mulai tahun pelajaran
2022/2023 (Inayati, 2022).
Program Merdeka Belajar
tak terlepas dengan penerapan digitalisasi. Hal ini dapat dilihat dengan
diinisiinya berbagai aplikasi dan sarana yang berbasis teknologi informasi.
Platform Merdeka Mengajar memberikan sumber referensi kepada guru untuk
meningkatkan metode pengajaran mereka sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Di dalam
fitur Mengajar, terdapat fitur Perangkat Ajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru
dan staf pendidikan untuk pengembangan profesional mereka. Saat ini, terdapat
lebih dari 2000 referensi perangkat ajar yang didasarkan pada Kurikulum
Merdeka.
Berdasarkan paparan
Kemendikbudristek dalam Sidang Komisi X DPR RI baru-baru ini, untuk Platform
Merdeka Mengajar (PMM), sejumlah 3.540.856 log in pada Platform Merdeka Mengajar
selama tahun 2023. Selain itu, 225.400 sekolah yang mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka telah menggunakan PMM dengan cukup baik, 2.219.099 PTK yang
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka telah mengakses PMM, serta 267.024 PTK
telah mengunggah 774 ribu lebih Bukti Karya pada PMM.
Serta ada Platform
Digital lainnya Platform Kampus Merdeka, Platform Sumber Daya Sekolah, Platform
Profil Rapor Pendidikan dan Manajemen Data serta Infrastruktur yang terus dalam
penyempurnaan. Kemudian tercatat 79.259 sekolah formal telah menerima bantuan
TIK tahun 2020-2023 (Belanja Kemendikbudristek dan DAK Fisik), 1.382.512
perangkat TIK telah diberikan untuk mendukung program digitalisasi sekolah
(dikdasmen).
Capaian besar program
Merdeka Belajar menjadi momentum besar dalam memperbaiki ekosistem pendidikan
Indonesia. Dengan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi digital, Merdeka
Belajar mengangkat kualitas pendidikan serta menciptakan ruang bagi terwujudnya
pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman. Oleh karena itu, dukungan
semua pihak dalam implementasi dan pengembangan program ini menjadi kunci
keberhasilannya.