Oleh Pater Tuan Kopong MSF, Dari Manila,
Philipina
“Yesus mengubah hidup kita dengan
Kebangkitan-Nya dari seorang pendosa menjadi orang yang bermartabat.”
Waktu Kamis Putih
malam, saya agak kaget karena melihat seorang rasul yang badannya penuh tato
mulai dari tangan sampai leher, ditambah lagi ada anting di telinga dan hidup.
Ya saya kaget karena
baru pertama ini saya mencuci kaki seorang rasul yang tangan dan lehernya penuh
dengan tato. Saya pikir jangan-jangan dia adalah salah satu perampok yang
disalib di samping Yesus yang bertobat dan lebih dulu bangkit.
Namun pikiran saya
tentang dia berubah ketika kami sedang melaksanakan “perjamuan malam terakhir”
setelah misa. Dia baik, sopan, ramah dan kami berbicara dengan penuh
penghormatan dan lembut juga suaranya.
Berawal dari pengalaman
saya pada Perayaan Kamis Putih dan refleksi saya akan Kebangkitan Kristus, saya
menemukan satu point penting, yaitu Perubahan. Kebangkitan Yesus
membawa perubahan atau pembaruan hidup dalam hidup kita yang semula dalam
kegelapan menjadi terang, kesedihan menjadi sukacita dan keputusasaan menjadi
Pengharapan dan Iman.
Kebangkitan Kristus
membawa Terang yang menerangi hati dan pikiran tentang diri kita sendiri yang
kadang merasa diri lebih baik, lebih suci dan orang lain adalah buruk dan
berdosa.
Kita berpikir bahwa
mereka yang banyak tato mungkin seorang “preman” namun ternyata mereka lebih
baik daripada kita yang selalu mempercantik wajah kita setiap bukan di salon.
Kebangkitan Yesus
membawa sukacita dan kebahagiaan bagi kita yang lebih mudah kecewa dan marah
menjadi seorang yang sabar dan tidak pendenda pada sesama kita.
Sukacita dan
kebahagiaan yang di bawa oleh Yesus dari Kebangkitannya adalah Pengampunan atas
dosa dan kesalahan kita. Maka sukacita dan kebahagiaan kita yang merayakan
Kebangkitan Kristus adalah mengampuni yang menyakiti kita dan bukan kekecewaan
dan kemarahan.
Kebangkitan Kristus
membawa Pengharapan dan Iman yang baru bagi kita yang suka mengeluh ketika
berhadapan dengan masalah dan kesulitan serta yang mudah menyerah dalam
pelayanan sebagai misi kita karena kekecewaan pribadi.
Dalam kegelapan hati
dan budi kita, kesedihan dan keputusasaan, Yesus selalu berbisik kepada kita;
“Jangan Takut”, seperti SabdaNya kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain.
Makna dari Sabda Yesus;
“Jangan Takut” adalah untuk mengubah pikiran yang kita yang selalu negatif
terhadap orang lain menjadi pikiran yang positif.
Jangan takut untuk
mengubah dendam dan kemarahan dengan pengampunan. Jangan takut untuk menerima
misi atau pelayanan meskipun disakiti karena Yesus sendiri yang menguatkan iman
kita bahwa sakit yang kita rasakan dalam pelayanan menjadi sumber sukacita dan
kebahagiaan sebagaimana sengsara dan wafat Yesus menjadi sumber Sukacita dan
Kebahagiaan melalui KebangkitanNya.
Maka sebagaimana Yesus
mengutus Maria Magdalena dan Maria yang lain untuk menyampaikan warta Kebangkitan
Yesus kepada para rasul terutama kepada Petrus dan Dia akan mendahului mereka
ke Galilea, kita juga diutus oleh Yesus untuk menjadi yang pertama menunjukan
pikiran positif (pikiran yang baik) kepada sesama kita.
Menjadi orang pertama
yang bersukacita dan berbahagia melalui pengampunan kepada mereka yang
menyakiti kita dan menjadi yang pertama menunjukan kesejatian Pengharapan dan
Iman di hadapan berbagai masalah dan kesulitan hidup dan pelayanan karena hidup
kita sudah diubah oleh Yesus yang bangkit dari seorang pendosa menjadi seorang
yang bermartabat. Hidup Kristus!
Renungan Sabtu Suci,
30-Maret, 2024
***
Artikel ini telah dipublikasikan di tempusdei.id