Ilustrasi |
"Mereka ajak ke
Timor Leste untuk jual perawan saya seharga Rp 100 juta," ungkap G
dilansir detikBali, Rabu (6/3/2024).
G mengisahkan awalnya
bertengkar dengan neneknya. Karena takut, G lalu menghubungi temannya, GH (14),
untuk menjemput ke rumahnya dan menginap di tempat lain pada Kamis (15/2/2024)
malam.
Sementara itu, ibu G,
ST (44), mendapatkan kabar putrinya pergi dari rumah salah satu keluarga. Karena
panik, ST menelepon G, tapi nomornya tak aktif. ST pun membuat laporan.
"Pas Senin (19/2/2024), polisi melacak nomor telepon anak saya. Ternyata
titik terakhirnya berada di Kabupaten Malaka," bebernya.
ST kemudian mendapat
kabar lagi bahwa G akan segera menuju ke Timor Leste. ST juga sempat dimintai
sejumlah uang jika ingin putrinya diantar kepadanya.
Akhirnya kerabat ST
berinisiatif menjebak GH. Mereka kemudian sepakat untuk bertemu di Kelurahan
Tode Kisar, Kecamatan Kota Lama, hingga akhirnya polisi langsung melakukan
penangkapan.
Polda NTT Turun Tangan
Polda NTT mengungkapkan
kasus perdagangan orang sebagai PSK ke Timor Leste baru pertama kali terjadi.
Hal itu menjadi tantangan baru bagi Polda NTT. Sebab, hal itu merupakan
transaksi antarnegara.
"Kasus ini paling
unik, yang baru pertama kali ditangani oleh Polda NTT. Ini menantang
sekali," ungkap Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy di kantornya,
Selasa (5/3/2024). *** detik.com