Aktifis Katolik Keuskupan Ruteng, Luis Apel Meminta Media Harus Berimbang Beritakan Kasus Dugaan Perselingkuhan Romo Agustinus Iwanti dan Mama Sindi. || dok. Istimewa. |
"Sebagai umat
katolik kita semua tentunya merasa cukup terganggu dengan kasus dugaan
perselingkuhan antar oknum imam katolik dengan salah satu umat Paroki St.
Yoseph Kisol seperti diberitakan di sejumlah media beberapa hari terakhir,”
ungkap Luis Apel via
WhatsApp kepada Dian Timur, Jumat, 26 April 2024.
Seperti diketahui
sebelumnya, berita dugaan kasus perselingkuhan antara Romo Agustinus Iwanti
dengan umat di Paroki St Yoseph Kisol atas nama Ibu Hermin alias Mama Sindi
ramai jadi sorotan publik sejak Kamis, 25 April 2024 sore.
Dugaan kasus
perselingkuhan itu pertama kali diperoleh melalui keterangan awal dari Ketua
Dewan Pastoral (Depas) Paroki St. Yoseph Kisol, Bapak Rikus Rambe kepada media.
Menyikapi berita kasus
tersebut, Luis Apel menegaskan bahwa dirinya tak bermaksud untuk meragukan
profesionalitas wartawan dalam mewartakan karya jurnalistik terkait peristiwa
luar biasa tersebut.
Luis menilai dapur
redaksi media cenderung tidak berimbang, bahkan dengan tahu dan mau
mempublikasikan kasus tersebut dengan menggunakan judul berita bombastis yang
justru menyesatkan pembaca.
"Kode etik
wartawan juga harus dijadikan dasar untuk menulis berita dan cover both side
juga perlu digunakan agar berita itu berimbang dan tidak menyudutkan satu orang
saja,” ungkap Luis.
Ia menyebutkan bahwa
sejak beberapa hari terakhir media seolah-olah dibiarkan publik untuk bebas
menarik kesimpulan sepihak sebagai akibat dari sajian informasi yang tidak
utuh.
"Media sarus
sajikan berita secara utuh kepada publik. Media jangan membuat publik tersesat
dalam kesimpulan yang keliru,” ungkapnya.
Luis berharap media
mengedepankan etika jurnalisme dalam menulis berita kasus luar biasa tersebut
sehingga tidak ada kesan bahwa media abal-abal sengaja menggoreng kasus ini
untuk kepentingan viewers dan AdSend google semata.
"Dan saya pikir
tugas media saat ini adalah melakukan peliput mendalam atas kasus ini.Itu
bentuk pertanggungjawaban media kepada publik,” tegas Luis.
Umat Paroki St Mikael
Kumba itu berharap agar wartawan melakukan peliputan yang mendalam dengan
mengkonfirmasi secara detail semua pihak yang berada di tempat kejadian perkara
(TKP).
"Dalam melakukan
peliputan kasus seperti ini wartawan harus melakukan konfirmasi terhadap semua
pihak yang terlibat atau saksi mata di TKP, termasuk keterangan dari Bapa
Sindi, dan Mama Sindi,” kata Luis.
"Untuk kaum
klerus, anggap saja kejadian ini sebagai peringatan, bagian dari kritikan
dengan tahapan harapan peristiwa seperti ini tidak terulang lagi,” tutupnya.
(*) diantimur.com