Sekitar beberapa hari yang lalu, saya ditanya oleh salah seorang teman saat dia katanya sibuk “membincang” tuhan dengan komunitasnya. Salah satu pertanyaan yang cukup rumit dia jawab adalah pertanyaan melegenda ini, jika memang tuhan hanya satu, kenapa ada banyak agama? Kita perlu membahas beberapa hal dalam hal ini. Saya juga sudah membuat satu tulisan khusus yang membuktikan keesaan tuhan.
Suara Numbei News - Pertanyaan ini saya asumsikan si penanya masih berpendapat bahwa agama diturunkan Tuhan.
Sejatinya, agama
bukanlah diturunkan Tuhan. Agama adalah logika manusia yang ditujukan untuk
merespon Tuhan-nya. Cara merespon tersebut yang kemudian dijadikan doktrin dan
ajaran.
Hal itulah yang
menjadikan banyaknya agama, karena manusia punya cara masing-masing dalam
merespon sesuatu dan dalam hal ini merespon Tuhan-nya berdasarkan pengertian
dan pengalaman spiritualnya.
Sebabnya setiap orang
memeluk suatu agama akan menganggap agamanya benar, karena itu didasarkan oleh
pengalaman spiritual masing-masing, ajaran orang tua yang tertanam semenjak
kecil dan lingkungan agama yang membentuk.
Lalu apa itu kebenaran?
Kebenaran sejati bukanlah agama itu sendiri. Kebenaran sejati adalah ketika
kita memiliki hubungan erat dengan Tuhan/Pencipta kita, kemudian menjadi peka
atas keinginanNya, sehingga di dalam akal budi kita terpancar hikmat makrifat
yang benar, karena sejatinya Tuhan memberikan hikmat makrifat melalui roh kita
yang memiliki kedekatan denganNya.
Bukan berarti beragama
adalah salah. Agama tetap diperlukan untuk mengarahkan, tapi yang terpenting
daripada itu adalah "latihlah nurani dan spiritual anda untuk semakin
mengenal siapa Tuhan anda dan apa mauNya."
***
Keberadaan begitu
banyak agama di dunia ini dan klaim bahwa semua agama menuntun kepada Allah
jelas-jelas membingungkan banyak orang, yang dengan sungguh-sungguh mencari
kebenaran tentang Allah. Biasanya mereka merasa putus asa terhadap kemungkinan
apakah mereka dapat mendapatkan kebenaran yang mutlak mengenai topik itu.
Akhirnya, mereka memeluk klaim universalis bahwa semua agama menuntun kepada
Allah. Apalagi, kaum skeptik juga memakai fakta adanya begitu banyak agama
sebagai bukti bahwa manusia tidak dapat mengenal Allah; atau Dia sama sekali
tidak ada.
Roma 1:19-21 mengandung penjelasan Alkitab mengenai mengapa ada begitu banyak
agama. Kebenaran Allah dilihat dan dikenal oleh setiap manusia karena Allah
membuatnya demikian. Bukannya menerima kebenaran mengenai Allah dan tunduk
kepadanya, kebanyakan manusia menolaknya dan memakai cara sendiri untuk
memahami Allah.
Namun ini bukannya menuntun kepada pencerahan mengenai Allah, namun kepada
kesia-siaan pikiran. Di sini kita mendapatkan dasar dari munculnya "banyak
agama.”
Banyak orang yang tidak mau percaya kepada Allah yang menuntut kebenaran dan
moralitas, sehingga mereka menciptakan allah yang tidak menuntut hal-hal
sedemikian.
Banyak orang tidak percaya kepada Allah yang menyatakan mustahil bagi seseorang
bisa masuk surga dengan caranya sendiri. Jadi, mereka menciptakan allah yang
menerima orang masuk ke surga kalau orang itu sudah menyelesaikan
langkah-langkah tertentu, mengikuti peraturan-peraturan tertentu, dan/atau
menaati hukum-hukum tertentu.
Banyak orang tidak menginginkan hubungan dengan Allah yang berdaulat dan
Mahakuasa. Jadi, mereka membayangkan allah lebih sebagai kekuatan mistis dan
bukannya penguasa yang memiliki kepribadian dan kedaulatan.
Keberadaan begitu banyak agama bukanlah bantahan terhadap keberadaan Allah.
Ataupun dijadikan dalih bahwa kebenaran mengenai Allah itu kurang jelas.
Sebaliknya, adanya begitu banyak agama menjadi bukti pernyataan penolakan umat
manusia terhadap Allah yang esa dan sejati.
Umat manusia telah
menggantikan Dia dengan allah-allah yang lebih sesuai dengan selera mereka. Ini
adalah usaha yang berbahaya. Keinginan untuk menciptakan allah sesuai selera
kita sendiri, yang bersumber dari natur dosa dalam diri kita – pada akhirnya
hanya akan “menuai kebinasaan" (Galatia 6:7-8).
Apakah semua agama
menuntun kepada Allah? Sebetulnya ya. Semuanya menuntun kepada penghakiman-Nya
dengan satu kekecualian. Hanya satu – kekristenan – menuntun kepada
pengampunan-Nya dan hidup kekal.
Tanpa mempedulikan
agama apa yang dianut oleh seseorang, setiap orang akan menghadap Allah setelah
mati (Ibrani 9:27). Semua agama memang menuntun kepada Allah, namun hanya satu
agama yang akan menghasilkan pengampunan dari Allah, karena hanya melalui
keselamatan melalui iman di dalam Yesus Kristus barulah seseorang dapat
menghampiri Dia dengan penuh keyakinan.
Keputusan untuk
menerima kebenaran mengenai Allah itu penting karena satu alasan: kekekalan itu
akan lama sekali kalau sampai salah.
Itu sebabnya, pemikiran
yang benar mengenai Allah begitu penting.
***
Wah.., ini pertanyaan
yang sangat pinter. Apakah kalian juga berpikir bahwa ada banyak Tuhan? Mari kita pikirkan
perlahan-lahan.
Manusia adalah mahluk yang
selalu bertanya. Pertanyaannya mengikuti keingintahuannya. Biasanya
keingintahuan itu juga mengikuti perkembangan usia. Seiring bertambahnya usia,
semakin banyak hal yang menimbulkan pertanyaan. Apapun dapat ditanyakan. Itulah
yang dinamakan kecerdasan manusia. Kalian adalah manusia cerdas. Seumur kalian,
bertanya itu sangat penting agar nanti, dalam usia dewasa, kalian merasa lega
dan percaya diri menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Nah, kembali pada
pertanyaan kalian, “Mengapa ada banyak agama?” Mari kita pikirkan dahulu
keterangan berikut ini, lalu kita peroleh jawabannya setelah itu.
Memang benar bahwa ada
banyak agama. Kalian mengetahuinya dari pelajaran dan melihat sendiri bahwa
teman-teman dan tetangga di sekitar rumah saja tidak sama agamanya. Karena
dunia ini begitu luas, maka ada ribuan agama di dunia. Itu pertanda bahwa
manusia memang berbeda-beda. Manusia mencari Tuhan dengan cara yang berbeda.
Perbedaan itu adalah hal yang baik, karena membawa kekayaan pengalaman hidup.
Jadi kita harus menghormati perbedaan itu, agar kita berpandangan luas dalam
pergaulan sesama manusia, dan sebagai sesama warganegara.
Tentu, orang tua kita
masing-masing telah mengajarkan cara hidup yang baik pada anak-anaknya.
Pelajaran itu diantaranya melalui ajaran agama yang diwariskan turun-temurun.
Jadi, ajaran agama bertujuan baik, yaitu sebagai pegangan manusia untuk
menjalani kehidupan yang baik.
Agama tumbuh bersama peradaban. Jadi sudah ribuan tahun agama bersama manusia. Ada beragam peradaban di dunia, ada beragam kebiasaan dan beragam cara hidup. Maka masuk akal bila ada banyak agama. Agama adalah kumpulan ajaran yang diwariskan sepanjang sejarah peradaban manusia. Yaitu ajaran tentang cara hidup yang baik menurut masing-masing peradaban. Ada yang percaya bahwa agama itu berasal dari Tuhan. Ada juga yang menganggap bahwa agama itu adalah kumpulan ajaran orang-orang bijak. Para nabi yang mengajarkan kebaikan dan keadilan, misalnya. Ada banyak orang bijak yang ajarannya diikuti banyak orang. Jadi ada banyak ajaran agama. Setiap orang punya pilihan. Tidak ada yang boleh memaksakan, karena setiap paksaan akan menyakiti orang lain.
Nah, dalam perkembangan
peradaban, ada pegangan lain. Misalnya ajaran ilmu pengetahuan. Melalui ilmu
pengetahuan banyak pertanyaan tentang alam dan kehidupan dapat dijawab.
Misalnya, kalian tentu telah belajar tentang cara terjadinya hujan. Atau,
mengapa perilaku menggunduli hutan itu tidak baik bagi kehidupan kita. Itu
semua sudah dijawab oleh ilmu pengetahuan. Kita percaya jawabannya benar,
karena keterangan ilmu pengetahuan itu masuk akal. Jawaban itu adalah hasil
perkembangan pemikiran manusia.
Sebelum ilmu
pengetahuan berkembang, agama memegang peran penting dalam menjawab persoalan
alam dan kehidupan manusia. Dengan kata lain, agama itu mengikuti keperluan
manusia untuk mengatasi kesulitan hidup. Nah, manusia hidup dengan keragaman
masalah, dan keragaman cita-cita. Adanya beragam agama menunjukkan bahwa
pendapat manusia tidak sama dalam melihat suatu masalah. Maka dapat dikatakan
bahwa munculnya beragam agama itu adalah jawaban terhadap beragam persoalan
hidup kita.
Yang perlu kita sadari,
masih banyak hal mengenai alam dan kehidupan yang belum mampu kita pahami. Kita
takjub pada alam semesta, sambil berpikir tentang asal-usulnya, tentang nasib
manusia dan alam semesta di masa depan. Tentang hal-hal itulah agama sejak
dahulu kala berusaha memberi jawaban. Seringkali jawaban itu terasa kurang
masuk akal bila dipandang dari sudut ilmu pengetahuan masa kini. Tetapi manusia
tetap memerlukan pegangan untuk memahami persoalan pada suatu masa.
Jadi dapat kita pahami
sekarang bahwa ada banyak agama di dunia karena setiap manusia memiliki
keingintahuan yang berbeda di dalam peradaban yang berbeda. Artinya, tidak ada
satu jawaban yang pasti tentang masalah-masalah alam semesta dan kehidupan.
Karena itu manusia hanya cukup meyakininya saja. Nah, itulah sifat utama agama.
Karena keyakinan itu tidak dapat dipaksakan, maka kita harus menghormati
keyakinan agama yang banyak itu.
Jadi sekarang kita bisa
tambahkan jawabannya. Begini: Karena kita saling menghormati pilihan orang,
maka agama tidak boleh dipaksakan menjadi hanya satu. Sebaliknya, bila kita
saling memaksakan, maka kita akan saling melenyapkan agama yang beragam itu.
Dengan kata lain hilang semuanya. Cobalah pikiran ini kalian diskusikan dengan
teman-teman di kelas.
Lalu, apakah berarti
juga ada banyak Tuhan? Wah, ini pertanyaan yang lebih pinter lagi.
Memang kalian tidak menanyakannya. Tetapi sebagai akibat dari banyaknya agama,
tidak salah bila kalian juga mempertanyakan soal ini. Tentu kalian berpikir
bahwa setiap agama memiliki Tuhan-nya sendiri, sehingga ada banyak Tuhan. Atau
diantara kalian ada yang berpikir bahwa Tuhan itu hanya satu, walaupun cara
kita menghormati dan berdoa kepadanya adalah berbeda-beda. Sungguh, semua
pikiran itu memerlukan penjelasan yang sulit, bahkan bagi orang dewasa yang
berpendidikan tinggi. Jadi, bersabarlah untuk memikirkan soal ini.
Usia dewasa dan
meningkatnya pengetahuan akan membuat kalian mampu memberi jawaban yang bermutu
terhadap persoalan ini. Persoalan ini disebut persoalan filsafat. Tetapi keberanian
kalian mengajukan pertanyaan, sudah menunjukkan tanggung jawab kalian untuk
menghadapi banyak pertanyaan hidup, dan mempertimbangkan beragam kemungkinan
jawaban. Kelak kalian akan punya jawaban masing-masing, dan saling bertukar
pikiran secara bersahabat. Itulah cara hidup yang saling menghormati. Selamat
belajar!