Ini Penjelasan Kepala Stasiun Meteorologi Komodo NTT Soal Fenomena Hujan di Musim Kemarau

Ini Penjelasan Kepala Stasiun Meteorologi Komodo NTT Soal Fenomena Hujan di Musim Kemarau

Gelombang Rossby memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah.

 Suara Numbei News - Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran menjelaskan penyebab musim kemarau tahun ini di Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk Kabupaten Manggarai Barat, masih terdapat hujan pada beberapa lokasi disebabkan oleh aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di NTT. Fenomena ini berkaitan dengan pola pergerakan udara di atmosfer yang dapat mempengaruhi pola cuaca regional dan global.


Maria menjelaskan hal yang perlu dipahami terlebih dahulu bahwa musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali atau sebaliknya ketika musim hujan maka akan selalu turun hujan sepanjang harinya. Maria menambahkan Gelombang Rossby memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah, dimana membuat wilayah yang dilaluinya akan sering mengalami kondisi cuaca hujan atau setidaknya mendung.

"Kondisi kemarau yang kering tanpa hujan akan tetap terjadi ketika kondisi atmosfer kembali stabil," kata Maria, Ahad (2/6/2024).

Memasuki bulan Juni 2024 ini secara umum wilayah NTT, termasuk Manggarai Barat, sudah masuk pada musim kemarau. Sehingga ia mengimbau masyarakat untuk menghemat dan bijak dalam menggunakan persediaan air bersih.

"Masyarakat juga diajak untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan atau lahan (karhutla)," katanya. 

Maria juga menjelaskan musim kemarau yang panjang dapat menyebabkan kenaikan suhu dan  peningkatan suhu ini dapat memicu terjadinya karhutl. Penyebab karhutla lainnya, lanjut dia, adalah sambaran petir. Perubahan iklim akibat pemanasan global juga dapat sering mengakibatkan seringnya sambaran petir.

"Penyebab karhutla lainnya adalah pembakaran lahan yang tidak terkendali dan terkontrol dan membuang puntung rokok sembarangan," katanya.

Pada tahun ini, terdapat peningkatan pergerakan penumpang selama libur Lebaran mencapai 10 persen dibandingkan periode libur Lebaran 2023 lalu. Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) mencatat sebanyak 23.539 wisatawan mengunjungi sejumlah destinasi wisata di kawasan TNK selama libur Lebaran periode 4-14 April 2024.

"Total kunjungan berdasarkan karcis masuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)," kata Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga dihubungi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (18/4). 

Ia menjelaskan 23.539 wisatawan itu terbagi atas wisatawan asing sebanyak 12.894 orang dan wisatawan domestik sebanyak 10.645 orang. "Wisatawan dari luar negeri lebih banyak," jelasnya.

Lebih lanjut ia merinci lima negara sebagai pengunjung atau wisatawan tertinggi dalam periode tersebut yakni Indonesia sebanyak 9.683 orang atau 52,23 persen, Amerika Serikat sebanyak 887 orang atau 4,78 persen, Inggris sebanyak 645 orang atau 3,48 persen, Jerman sebanyak 616 orang atau 3,32 persen dan Belanda sebanyak 588 orang atau 3,17 persen. *** Republika



 

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama