Pater Markus Kewuta, Imam Katolik Asal Flores Timur NTT yang Dampingi Paus Fransiskus Ternyata Kuasai Bahasa Arab Klasik

Pater Markus Kewuta, Imam Katolik Asal Flores Timur NTT yang Dampingi Paus Fransiskus Ternyata Kuasai Bahasa Arab Klasik



Suara Numbei News - Pater Markus Solo Kewuta merupakan imam Katolik asal Flores Timur, kini menjadi perbincangan publik lantaran ia tampil menjadi penerjemah Paus Fransiskus dalam lawatannya ke Jakarta pada 3-5 September 2024.

Pater Markus Solo Kewuta merupakan putra kelahiran Lewouran, Kabupaten Flores Timur, NTT, 4 Agustus 1968. Imam Serikat Sabda Allah (SVD) itu kini menjabat sebagai Anggota Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci Vatikan.

Di lingkungan Tahta Suci Pater Markus Solo Kewuta seringkali disapa dengan sapaan akrab Padre Marco. Pendidikan dasarnya diselesaikan di kampung halamannya di SDK Lewouran, selanjutnya SMPK Ile Bura Lewotobi dan SMAK Seminari San Dominggo Hokeng Flores Timur.

Pater Markus Solo Kewuta bergabung dengan Serikat Sabda Allah (SVD) dan masuk Novisiat Serikat missionaris tersebut di Nenuk, Timor pada 1988.

Padre Marco menyelesaikan studi Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Santo Paulus Ledalero, Maumere, Flores sekarang berubah menjadi Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK). Ia kemudian dikirim bersama seorang teman seangkatannya, Mariano Grace Da Silva untuk meneruskan studi Teologi di Sekolah Tinggi Teologi Katolik Sankt Gabriel di Mödling, Wina, Austria tahun 1992.

Ditahbiskan di Austria

Usai menyelesaikan studi teologi di Sekolah Tinggi Teologi Katolik Sankt Gabriel di Mödling, Wina, Austria, Padre Marco kemudian menjalankan Praktek pastoral (Diakon) selama 6 bulan di Paroki Pischelsdorf, Steiermark, Austria.

Pada 3 Mei 1997, ia ditahbiskan menjadi imam katolik di Rumah Misi SVD Sankt Gabriel, Wina, Austria. Ia kemudian bekerja sebagai Pastor Pembantu di Paroki Santo Maximilian Bischofshofen, Salzburg, Austria.

Berdasarkan keputusan pimpinan Serikat SVD di Austria, ia ditugaskan untuk berkarya di Bischofshofen pada tahun 1999 dan memulai studi Doktoral di bagian Teologi Fundamental di Universitas Leopold Franzens di kota Innsbruck, Austria.

Meskipun melanjutkan studi, ia tetap berkarya sebagai Pastor di Paroki Schwaz dan Paroki Sankt Jodok dan Schmirn di Propinsi Tirol.

Padre Marco meraih Gelar Doktornya pada tahun 2002 dengan predikat Summa cum Laude dengan thesis “Der ostflorinesische Gott und Gott Jesu Christi” – Die Suche nach theologisch-spirituellen Grundsätzen für den Dialog).

Pada tahun yang sama (2002) ia melanjutkan studi Bahasa Arab Klasik pada Dar Comboni Institute di Zamalek, Kairo, Mesir. Ia meraih gelar Licensiat pada tahun 2005 pada Institut Kepausan untuk Studi Bahasa Arab dan Islamologi (Pontifical Institute for Arabic and Islamic Studies, PISAI) di Roma, Italia.

Setelah menyelesaikan studinya di Roma, Padre Marco kembali ke Wina, Austria dan mendapat kepercayaan dari Kardinal Christoph Schönborn untuk memajukan dialog antara umat Katolik dan umat Islam di kota Wina. Pada saat yang sama ia diberi tugas menjadi Pastor Pembantu di Paroki SVD di Alxingergasse di Distrik X kota WIna.

Tahun 2006 Kardinal Schönborn mengangkat Pastor Markus menjadi Rektor Institut Internasional Asia-Afrika (Afro-Asiatisches Institut, AAI) di kota Wina. (POS KUPANG.COM)

Dipanggil oleh Tahta Suci Vatikan

Padre Marco mendapat tugas dari Takhta Suci Vatikan untuk menjadi staf Penasehat pada Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue, PCID) di Vatikan.

Padre Marco resmi bergabung dengan Dewan Kepausan tersebut dan menangani Desk Dialog Katolik-Islam di Asia dan Pasifik pada bulan Juli 2007.

Pada tahun 2015, Padre Marco menjadi orang Indonesia pertama di Kuria Tahta Suci Vatikan ini, selain menangani Desk Islam di Asia dan Pasifik, juga dipercayakan sebuah tugas lain, yakni sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate yang bertugas untuk memajukan Pendidikan Perdamaian dan Pembentukan Duta-duta Perdamaian dari berbagai agama non-Kristiani bertempat di kota Roma dan Vatikan.

Di luar dari tugas-tugas Dialog keagamaan tersebut, Pastor Markus yang memiliki hobby di bagian musik dan olahraga. Sejak tahun 2015, Pastor Markus juga menjadi seorang Cerimonial liturgi dari Paus Fransiskus di Vatikan.*

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama