Sepucuk Surat untuk Kaum Tertindas (Sajak Akar Rumput)

Sepucuk Surat untuk Kaum Tertindas (Sajak Akar Rumput)



Kepada kalian, yang terjepit dalam bayang-bayang,

Di antara dinding-dinding sunyi,

Di mana suara kalian teredam,

Dan harapan terasa seperti embun pagi yang cepat menguap.

 

Dari sudut dunia yang mungkin tak kalian kenal,

Aku menulis, dengan tinta yang terbuat dari air mata,

Menggenggam setiap kata, seperti pelita dalam kegelapan,

Menyampaikan pesan, bahwa kalian tidak sendirian.

 

Buku-buku ini, lembaran-lembaran yang terisi,

Adalah suara-suara yang tak pernah padam,

Mereka berbicara tentang perjuangan,

Tentang keberanian yang tak terukur,

Tentang mimpi yang tak pernah mati.

 

Kepada kalian, yang terpinggirkan,

Ingatlah, setiap halaman adalah cermin,

Refleksi dari jiwa-jiwa yang berjuang,

Menentang ketidakadilan, menantang tirani,

Mencari cahaya di ujung lorong yang gelap.

 

Jangan biarkan ketakutan membungkam,

Jangan biarkan keputusasaan merenggut harapan,

Karena di dalam setiap kata,

Ada kekuatan untuk bangkit,

Ada semangat untuk melawan.

 

Kita adalah bagian dari sejarah,

Setiap langkah kita adalah jejak,

Setiap suara kita adalah nyanyian,

Yang akan menggema hingga ke ujung dunia.

 

Jadilah penulis dalam kisahmu sendiri,

Genggam pena, dan tulislah masa depan,

Karena di balik setiap huruf,

Ada potensi untuk mengubah dunia.

 

Dengan cinta dan harapan,

Dari satu jiwa ke jiwa lainnya,

Kita akan terus berjuang,

Hingga kebebasan menyapa,

Hingga keadilan menjadi nyata.

 

Surat ini, adalah pelukan untuk kalian,

Kaum tertindas, yang tak pernah padam,

Ingatlah, kita bersama dalam perjuangan ini,

Dan bersama, kita akan menulis bab baru.

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama