Tiga paslon gubernur
NTT berfoto bersama seusai debat ketiga Pilgub NTT di Kupang, Rabu
(20/11/2024). (Foto: Simon Selly/detikBali) |
"Kontestasi
politik ini antara paslon 01, 02, dan 03 sejatinya adalah antar saudara.
Perbedaan pendapat tentu ada, tetapi perbedaan itu jangan sampai meretakkan
persatuan, kesatuan, dan konektivitas kita sesama anak NTT," ujar Ansy
Lema dalam debat tersebut.
Ansy juga menyerukan
pentingnya edukasi dan literasi politik yang mengedepankan integritas dan
kapasitas calon pemimpin, khususnya menjelang Pilkada 2024.
"Di waktu yang
tersisa ini, kita tetap harus membuat edukasi politik dan literasi politik
dengan mengedepankan kapasitas dan juga integritas dari masing-masing
calon," tambahnya.
Menurut Ansy, ruang
publik dalam pilkada sebaiknya diisi dengan gagasan-gagasan yang cerdas dan
strategis untuk membangun NTT. Ia mengajak semua pihak untuk berkontribusi
membantu masyarakat keluar dari permasalahan yang ada di provinsi tersebut.
"Ruang publik ini
harus diisi dengan gagasan strategis tentang bagaimana membangun NTT dan mengatasi
persoalan yang masih menghimpit Nusa Tenggara Timur di sini," jelasnya.
Ia juga mengingatkan
bahwa pilkada, sebagai pesta demokrasi yang berlangsung lima tahun sekali,
tidak boleh menjadi ajang yang memecah persaudaraan di NTT.
"Kontestasi ini
hanya satu kali dalam lima tahun, tetapi persaudaraan di NTT tidak boleh sampai
terluka," tutupnya. *** detik.com