Suatu ketika penulis
pernah berdiskusi dengan salah seorang tokoh masyarakat orang yang menang di
pun pilkada merasa susah karena beban yang ia pikul sudah tampak, belum lagi
janji-janji ke rakyat, tapi kalah pun susah juga karena mulai menghitung aset-aset
yang sudah dikorbankan untuk biaya pemilu, dan lain sebagainya.
Selama masa kampanye,
sudah pasti ada sengitan miskomunikasi dan lainnya yang mencoba merongrong
persatuan dan kesatuan sesama, karena masing-masing saling mengedepakankan
pasangan calon masing-masing bahkan tidak jarang terjadi gesekan yang berujung
kepada pertikaian selama masa kampanye yang sudah usai.
Menurut Gun Gun
Heryanto tipologi kampanye terdapat tiga tipologi, pertama, kampanye positif
yaitu dengan metode kampanye dengan mengeksplorasi ragam kelebihan, kekuatan,
kesuksesan, capaian program, dan gagasan kandidat, dalam metode ini biasanya
mengenalkan kandidat melalui visi, misi, program kerja, dan citra diri mereka
kepada pemilih. Pada masa seperti ini pasti terjadi gesekan-gesekan dengan
pasangan calon lainnya.
Kedua, kampanye
negatif, yaitu dengan cara menyerang lawan (attacking campaign) dengan tujuan
menurunkan tingkat kepercayaan publik kepada mereka, dengan berbagai cara
seperti ragam kelemahan lawan pasangan calonnya. Ketiga, kampanye hitam,
dominannya dengan menggunakan rumor, desas-desus, dan beragam informasi lain
yang tidak bisa dikonfirmasi ataupun diverifikasi. Kampanye hitam seperti ini
menjadi sisi gelap demokrasi. Apalagi para kandidat, tim sukses, dan relawan
tergoda memasukkan isu berdaya ledak tinggi seperti memainkan suku, agama, ras,
dan antar golongan.
Islah merupakan jalan
tengah yang seimbang untuk menutupi tipologi kampanye negatif dan hitam
tersebut, bangga dengan banyak relasi lawan politik kemarin sudah seharusnya
bertransformasi menjadi partner dalam membangun negeri ini kedepan. Tetapi ego
politik masih disimpan dan dijadikan sebagai bahan perbincangan atau diskusi di
ruang publik tentu lambat lawan akan mengikis ketebalan persatuan rakyat Indonesia
yang sudah terbangun baik selama ini.
Suksesnya era
pemerintahan baru ditandai dengan kekompakan dan satu visi yang diterjemahkan
dengan persatuan dan kesatuan, hal ini sejalan dengan nilai dasar negara
Pancasila yaitu pada sila ketiga, dalam persatuan dan kesatuan, diantara
butir-butir persatuan adalah; Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Mengembangkan persatuan dan kesatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Tanpa persatuan rasanya
sulit untuk memajukan dan menyejahterakan rakyat, secara hakikat persatuanlah
yang lebih mahal dari jumlah aset melimpah tersebut, karena kalau tidak ada
persatuan celah itu akan terbongkar, bahkan sampai kepada perampasan, ironisnya
apabila tercuta ke dunia internasional maka negeri kita akan dipangan sebelah
mata, jatuh martabatnya, jatuh kedaulatannya, tanpa sadar kelak akan menjadi
pintu tol bagi mereka yang ingin menjajah kembali negeri yang sudah asri damai
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Egoisme merusak diri
dan lainnya, dalam diri meningkat menjadi arogan dalam sosial meningkat menjadi
fanatik buta karena kelompok merasa paling benar paling jujur, paling viral dan
hits. Selanjutnya adalah membangun sikap altruisme yaitu tindakan atau sikap
yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain dibanding kepentingan diri
sendiri. Ciri seorang pemimpin yang berkeadaban dan bermoral adalah ia lebih
suka mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi urusan-urusan
sosial ia urus dengan sepenuh hati tanpa mengharap imbalan dari rakyat.
Urusan-urusan rakyat dipermudah, tidak ada yang dipersulit semua merasakan
keamanan dan kenyamanan hal ini terwujud dalam pelayanan yang baik.
Kesampingkan ego
utamakan silaturrahim, setelah keluar hasil keputusan KPU silaturrahim adalah
langkah berikutnya untuk membangun dan mewujudkan cita-cita luhur dari rakyat
karena dengan silaturrahim yang beku akan menjadi cair sulit berubah menjadi
mudah. Hidup itu pada hakikatnya tidak ada yang sulit apabila dibawah
silaturrahim, sharing dengan para ahli, akademisi, dan praktisi dapat membuka
cakrawala pemikiran-pemikiran atau ide cemerlang dalam membang negeri lima
tahun yang akan datang.
Persatuan merupakan
perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang mengatasi paham perseorangan,
golongan, suku bangsa, dan mendahulukan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga
tidak terpecah-belah oleh sebab apa pun.
Semua rakyat
mendapatkan perlakuan yang sama tidak ada termarjinalkan dengan lembaga paham
golongan, membentuk kelompok-kelompok dengan tujuan yang kurang baik adalah
level pertama ibarat games untuk menghancurkan persatuan dan kesatuan, tidak
muncul lagi atau lewat di rell media sosial kita berita memilukan seperti
radikal, stereotipe, rasisme. Apalagi masyakat indonesia adalah masyarakat
heterogen dimana masyarakatnya tediri dari berbagai suku yang sangat banyak
hidup berdampingan di bawah payung Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan
sebagai dasar nagara.
Peran semua rakyat baik
berdasarkan kasta dan golongan apa pun sangat urgen sekali mendamaikan
kerukunan, ketenangan di masyarakat, karena sekalipun usai sudah pemilu
sensitifas masih menjamur dimana-mana sehingga rakyat masih takut-takut
berbicara karena takut, dan tersinggung group sebelahnya.