Menyikapi ini, aktivis
kemanusiaan Alor Fridrik Makanlehi alias Fritz Alor Boy mendesak Panglima TNI
Jenderal TNI Agus Subiyanto untuk segera menertibkan oknum anggota TNI yang
telah melakukan penganiayaan itu.
Fritz mengaku sudah
menghubungi keluarga korban dan Ketua DPRD Kabupaten Alor terkait masalah
tersebut.
"Sebagai putra
Alor saya merasa miris terhadap tindakan yang diambil oleh oknum-oknum
tersebut. Menyelesaikan sebuah persoalan tak mesti lewat main hakim sendiri,”
kata Fritz dalam keterangan tertulisnya, Selasa 7 Januari 2025.
Oleh karenanya, Fritz
mendesak Panglima TNI, Agus Subiyanto untuk segera menyelesaikan persoalan ini
litigasi maupun non-litigasi.
“Saya berharap serta
mendesak Bapak Panglima TNI untuk segera menertibkan atau menyelesaikan
persoalan ini secara litigasi maupun non-litigasi. Agar Masyarakat tidak takut
dengan TNI,” harapnya.
“TNI itu sahabat
masyarakat. Oknum-oknum Anggota TNI yang nakal harus dibina kembali, agar
menjadikan masyarakat sebagai mitra atau sahabat curhat,” tambah dia.
Sementara itu, Dandim
Kodim 1622 Alor Letkol Infanteri Amir Syarifudin menyampaikan bahwa aksi
anggotanya itu tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun.
Letkol Inf Amir pun
telah melakukan komunikasi dengan keluarga korban, serta meminta maaf.
"Saya atas nama
Komandan Kodim mewakili seluruh anggota kami minta maaf kepada seluruh
masyarakat apabila masyarakat merasa bahwa apa telah lakukan anggota kami
adalah sesuatu yang salah dan memang salah," kata Amir Syarifuddin.
Seperti diketahui, peristiwa pemukulan dilakukan oleh 5 oknum anggota TNI Kodim
1622 Alor kepada warga sipil terjadi pada Kamis 2 Januari 2025 pukul 22.30
WITA. *** rmol.id