![]() |
Davide Frattesi meluapkan emosianya usai mencetak gol penentu kemenangan Inter pada menit ke-99 extra time di Giuseppe Meaza, Rabu diniari WIB. (uefa.com) |
Gol penentu dari Davide
Frattesi di babak perpanjangan waktu mengakhiri laga yang penuh ketegangan,
membawa Inter unggul agregat 7–6 dalam salah satu pertandingan paling epik
dalam sejarah kompetisi ini.
Setelah bermain imbang
3–3 di leg pertama di Camp Nou, laga penentuan di Milan berlangsung dalam
suasana menegangkan dengan hujan mengguyur sepanjang malam.
Kedua tim tampil dengan
intensitas tinggi sejak awal, sama-sama memburu tiket ke final di Munich—Inter
untuk kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir, dan Barcelona demi mengakhiri
penantian sejak 2015.
Barcelona sempat
mengancam lebih dulu ketika Lamine Yamal memberikan umpan kepada Ferran Torres,
namun gol yang tercipta dianulir karena offside. Inter justru membuka
keunggulan pada menit ke-21 melalui serangan balik cepat.
Federico Dimarco
merebut bola di area lawan dan mengalirkan bola ke Denzel Dumfries yang
kemudian mengirim umpan silang matang untuk diselesaikan dengan tenang oleh
Lautaro Martínez.
Menjelang akhir babak
pertama, Inter menggandakan keunggulan setelah Pau Cubarsí melanggar Martínez
di kotak penalti. Hakan Çalhanoğlu yang menjadi algojo berhasil menaklukkan
Wojciech Szczęsny dan membawa Inter unggul 2–0 di laga, serta 5–3 secara
agregat.
Tak butuh waktu lama
bagi Barcelona untuk merespons. Masuknya pemain muda Gerard Martin memberi
dampak instan. Umpannya dari sisi kiri disambut oleh Eric Garcia yang mencetak
gol pada menit ke-49, memperkecil ketertinggalan.
Enam menit berselang,
Martin kembali menciptakan assist—kali ini diselesaikan dengan sundulan oleh
Dani Olmo untuk menyamakan skor menjadi 2–2 dan agregat 5–5.
Kontroversi sempat
mewarnai pertandingan ketika Henrikh Mkhitaryan menjatuhkan Yamal di dekat
kotak penalti. Wasit sempat menunjuk titik putih, namun VAR mengoreksi
keputusan tersebut karena pelanggaran terjadi di luar kotak penalti.
Barcelona terus menekan
dan akhirnya mencetak gol ketiga pada menit ke-88. Raphinha, yang sempat
digagalkan oleh Sommer dalam peluang pertama, sukses memanfaatkan bola rebound
dan menjadikannya gol. Kedudukan pun berbalik menjadi 6–5 untuk Barcelona
secara agregat.
Namun, kemenangan yang
sudah di depan mata buyar di menit ketiga masa tambahan waktu. Denzel Dumfries
kembali menjadi arsitek, mengirimkan umpan datar yang disambut oleh Francesco
Acerbi dengan tembakan keras ke gawang. Skor 3–3 di laga dan agregat 6–6
memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Di babak tambahan,
kedua tim masih saling menyerang. Tapi Inter yang lebih tajam. Pada menit
ke-99, kombinasi apik antara Marcus Thuram dan Mehdi Taremi dari sisi kanan
dituntaskan oleh Davide Frattesi dengan sepakan mendatar ke pojok bawah gawang.
Giuseppe Measa pun bergemuruh—Inter kembali unggul secara agregat, 7–6.
Barcelona mencoba
membalas. Lamine Yamal dua kali menguji Sommer, sementara Robert Lewandowski
gagal memaksimalkan peluang emas lewat sundulan yang melambung. Hingga peluit
panjang dibunyikan, Inter tetap bertahan dan mengamankan tiket ke final.
Inter kini menantikan
lawan di partai final yang akan digelar di Munich, sementara Barcelona harus
mengubur mimpi mereka dan kembali membangun untuk musim depan.
Susunan Pemain:
INTER MILAN
:Sommer; Bisseck, Acerbi, Bastoni; Dumfries, Barella, Calhanoglu, Mkhitaryan,
Dimarco; Thuram, Martinez.
BARCELONA
: Szczesny; Garcia, Cubarsi, Martinez, Martin; De Jong, Pedri; Yamal, Olmo,
Raphinha; Ferran Torres. (*)