![]() |
Kasat Reskrim Polres Malaka, Iptu Dominggus N.S.L Duran, S.H |
Kepolisian Resor
(Polres) Malaka berhasil mengamankan para pelaku yang terlibat dalam insiden
tersebut.
Kepala Kepolisian Resor
Malaka, AKBP Riki Ganjar Gumilar,
melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Malaka,
IPTU Dominggus N.S.L Duran,
menjelaskan bahwa total pelaku yang diamankan berjumlah sembilan orang.
Dari jumlah tersebut,
empat orang merupakan orang dewasa, sementara lima lainnya masih berstatus
anak-anak.
“Untuk anak-anak tidak
kami tahan, tetapi proses hukumnya tetap berjalan sesuai dengan sistem
perlindungan anak,” jelas IPTU Dominggus saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu
(11/6/2025).
Menurut IPTU Dominggus,
pihaknya sudah memeriksa seluruh pelaku dan saat ini tengah berkoordinasi dengan
Balai Pemasyarakatan (Bapas) Anak di Kupang untuk proses pendampingan hukum
lebih lanjut.
“Kita sudah bersurat ke
Bapas Kupang dan sedang menunggu konfirmasi mereka. Karena di Malaka belum ada
Bapas, semua proses pendampingan anak dialihkan ke Kupang. Mereka sedang
menjadwalkan pendampingan tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, dua dari
empat pelaku dewasa saat ini telah ditahan di Polres Malaka.
Pihak kepolisian sedang melengkapi berkas perkara sebelum dilimpahkan ke tahap
satu untuk proses hukum selanjutnya.
Kasus ini masih dalam
penanganan aparat kepolisian. Polres Malaka
memastikan seluruh proses hukum berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.
Diberitakan sebelumnya,
Sebanyak delapan rumah warga di Desa Umalor,
Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur,
dilempari batu secara membabi buta oleh orang tak dikenal (OTK) pada Kamis
(29/5/2025) malam.
Peristiwa mencekam
tersebut terjadi di perkampungan adat desa setempat.
Menurut kesaksian
warga, sekelompok pemuda yang merupakan pelaku datang membawa kelewang dan
batu, lalu secara spontan menyerang rumah-rumah warga tanpa alasan yang jelas.
"Warga yang berada
di sekitar langsung lari menyelamatkan diri ke dalam rumah masing-masing. Kami
tidak bisa melawan, karena mereka berjumlah banyak dan datang tiba-tiba,"
kata Heni Klau, salah satu korban, kepada POS-KUPANG.COM
pada Jumat, (30/5/2025).
Heni menjelaskan, ia
bersama istri dan anak-anaknya langsung bersembunyi di dalam rumah saat
mendengar keributan.
"Kami tidak tahu
apa masalahnya. Mereka teriak-teriak memanggil nama anak laki-laki saya,
'Pongki, Pongki, keluar kau!' sambil mengumpat," ungkapnya.
Salah satu batu sempat
diarahkan ke Heni, namun meleset dan menghantam jendela rumahnya hingga pecah.
"Saya sangat
heran, tidak ada masalah apa-apa, tapi rumah kami diserang," tambahnya.
Usai kejadian, para
korban langsung melaporkan insiden tersebut ke Polsek Malaka Barat.
Heni berharap pihak
kepolisian segera mengusut tuntas dan menangkap para pelaku.
"Kami minta keadilan. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi di kampung kami. Sudah berulang kali rumah kami dilempari orang tak dikenal. Tolong polisi tindak tegas pelakunya," tegas Heni.
Salah satu saksi mata yang enggan disebutkan namanya juga mengungkapkan
kekecewaannya terhadap tindakan brutal tersebut.
"Mereka tidak hanya merusak rumah, tapi juga memotong babi milik warga dan mencuri kambing serta ayam. Ini bukan hanya tidak beradab, tapi juga sangat memalukan," ujarnya. (ito) *** poskupang.com