Spritualitas Pohon Kehidupan

Spritualitas Pohon Kehidupan


MENIKMATI INDAHNYA CINTA TUHAN PADA POHON KEHIDUPAN



Mzm. 1:3: “Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air; yang menghasilkan buahnya pada musimnya adan yang tidak layu daunnya”
Mzm. 3:18:  “ Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang memegang padanya akan berbahagia”
Mzm. 2:7: “ Barang siapa menang makan dari pohon kehidupan yang ada di taman Firdaus Allah”
Mzm. 22:1-2: “Lalu Ia menunjukkan kepadaku, sungai air kehidupan yang jernih bagaikan Kristal dan mengalir kelaur dari takta Allah dan takta anak domba itu. Di tengah jalan kota itu, yaitu disebarang-menyebarang sungai itu, ada pohon kehidupan yang berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali, dan daun-daun pohon itu dipakai menyembuhkan bangsa-bangsa”

CInta Tuhan itu baga pohon
Bertumbuh dalam kecemerlangan cinta
Bertunas dalam cahaya keindahan
Berbunga dalam kemilau kasih
Dan berbuah dalam nyanyian

Pada pohon kehidupan ini kutemukan diriku dan tak seorangpun yang sanggup menyingkirkan aku darinya. Di sinilah batinku bernyanyi dan hatiku bersorak. Karena Tuhanlah pohon kehidupanku. Pada pohon kehidupan ini pula kudengar bisikan cinta dan nyanyian keindahan abadi. Di sinilah pada pohon kehidupan ini, kunikmati belaian angin nan mesrah, yang diharumi aroma cinta dan keindahan. Pohon kehidupan ini menawarkan padaku embun sejuk nan segar yang turun dari langit bagaikan benang-benang perak yang dihamburkan dari surge oleh pangeran keindahan abadi. Pada pohon kehidupan ini kunikmati buah-buah beraroma segar, berwaarna kuning bagai butir-butir mutiara pada mahkota puteri Fajar untuk menghiasi mahkota mayapada

Jemariku lembut bermain di antar dedaunan hijau
Membelai mesra bunga-bunga yang mulai mekar
Dalam sejuta ragam dan gaya di sela-sela siul burung cendrawasih
Angin berhembus di anatara dahan-dahan
Membawa gelak tawa pada ilalang
Dan cucuran rahmat dari surga
Daun-daun menari bagaikan gesekan biola dan jenjang malam
Mebuatku terbuai dalam samudara cinta Ilahi
Bemandi di kedalaman lautan kasih saying
Tertawa ria di rona padang jiwa
Mengucurkan air mata haru dari kenangan surge abadi

Meskipun malam kelabu membentangkan sayap hitamnya
Menyelimuti hamparan lembah dan ngarai
Sedangkan prahara meraung panjang memekik liar
Hujan badai bagai gayung bersambut
Hatiku takkan goyah dan semangatku takkan pudar
Pohon kehidupan tempatku bernaung dan kakiku berpijak
Meski siul burung malam mengusik tidurku
Bagai detak-detak jantung petani yang digetar pematang sawah
Sungguh kokoh hatiku menggenggam pohon kehidupanku
Dan amat tangguh dadaku menggendong Roh-Nya

Kupanjat dan terus kupanjat pohon kehidupan ini
Tuk menadah ilham dari pucuk tertinggi
Menyanyikan lagu riang kemenangan
Di sela-sela bunga-bunga yang bermekaran dari jantung alam
Memetik buah kehidupan tuk mengisi penuh rongga hatiku
Jadi harta kekayaan tak terperi, tak habis disantap sepanjang musim

YESUS MENANTANG SAYA
Saya geram, Dia bilang AMPUNILAH
Saya takut, Dia bilang BERANILAH
Saya ragu, Dia bilang YAKINLAH
Saya cemas, Dia bilang Tenanglah

Saya pilih jalan sendiri, dikatakan-Nya IKUTLAH AKU
Saya punya rencana sendiri, dikatakan-Nya LUPAKANLAH DIRIMU
Saya mengumpulkan harta, dikatakan-Nya TINGGALKANLAH HARTAMU
Saya ingin terjamin, dikatakan-Nya TIADA JANJI

Saya egois, dibilang-Nya LUPAKANLAH DIRIMU
Saya merasa sudah baik, dibilang-Nya BAIK SAJA TIDAK CUKUP
Saya ingin jadi majikan, dibilang-Nya JADILAH PELAYAN
Saya ingin mengatur, dibilang-Nya JADILAH TAAT

Saya sekedar mau memahami, Dia berkata PERCAYALAH
Saya mau kejelesan, Dia menyampaikan dengan PERUMPAMAAN
Saya mau berpuisi, Dia bicara tentang KENYATAAN
Saya mau tenang, Dia dating MENGUSIK

Saya suka kekerasan, dia katakana DAMAI SERTAMU
Saya ambil pedang, Dia katakana SARUNGKAN PEDANGMU
Saya mau balas dendam, Dia katakana BERIKAN JUGA PIPI KANAN DAN KIRIMU
Saya mau bicara tentang hokum, Dia bicara tentang HATI
Saya benci, Dia bicara tentang MENCINTAI SESAMA

Saya ingin keselarasan, Dia katakana SAYA DATANG MEMBAWA API
Saya ingin kebesaran, Dia katakana JADILAH KANAK-KANAK
Saya ingin bersembunyi, Dia katakana BIARKANLAH DIRIMU BERSINAR
Saya ingin duduk di depan, Dia katakana AMBILAH BANGKU PALING BELAKANG
Saya ingin diperhatikan, Dia katakana MASUKLAH KE KAMARMU DAN TUTUPLAH PINTU

Saya sungguh tidak bisa mengerti Dia
Dia menantang saya dan membuat saya bingung
Seperti Murid-murid-Nya
Saya juga ingin mengabdi tuan yang lain
Yang lebih jelas dan tak banyak menuntut
TETAPI SAYA PUNYA PENGALAMAN SEPERTI PETRUS YANG MENGATAKAN: “Tiada orang lain di dunia ini yang bisa memberikan hidup abadi”

Otoritas keberpihakan Allah pada diriku. Dalam situasi estafet pengalaman panggilan itulah situasi prahara padang gurun tapak dalam jejak oase kehidupan ini. Keberpihakkan ini mengingatkan dan menyadarkanku bahwa Tuhan selalu dan senantiasa ada untukku. Aku berkomitmen pada diriku sendiri. Merendahkan hati untuk mengatakan bahwa AKU PASTI BISA. Kebahagiaan untuk diriku adalah cerminan yang menghangatkan jiwa untuk berinspirasi menggapai mimpi yang belum pasti. TUHAN INILAH AKU HAMBAMU, TUNJUKANLAH JALAN-MU. AKU INI MANUSIA BERDOSA AKU INGIN BANGKIT DARI KETERPURUKAN INI




KITA PUNYA BUKU TUA

Disitu kita bercerita tentang kita

Kita bersama mencari arti kata sesungguhnya

Dan di antara kita hanya satu pemilik buku tua itu

Haruskah kita berpikir merebut buku kita, tidak ini karena milik kita



Aku melihat neraka yang terpancar lewat matamu

Nyala apai yang membakar neraka di seluruh permukaan kaca

Matamu menyemburkan lidah-lidah kebencian dan hatimu menempuk dendam hai wanita,

Tersenyulah hadiahlah kaca neraka



TUHAN, tolong bisikan sebuah kata yang dapat membuat pelangi mewarnai hari, mentari menghangatkan pagi dan rembulan tersenyum di kala malam



Kiranya Tuhan tahu serpihan-serpihan pagi dan malam mangabu doa

Pasir abjad dirimu

Mengapung putih di sayap jibarail

Di setiap lampiran detik

Kiranya kau mengerti

Galau menampar relung hati


PERSELINGKUHAN LANGIT

Jangan pernah mengajarkan matahari

Terbit dan tenggelam di luar garis waktu

Jangan pernah juga mengjarkan rembulan

Membias dengan kelembutannya di langit malam

Jangan pula kau bertanya tentang gerhana

Sebagai sebuah perselingkuhan langit



Biarlah mawar tetap dengan kelopaknya

Untuk menerka dengan keharumannya

Meskipun di luar musim

Jangan pula kau pertanyakan ketajaman durinya

Jika kau ingin memetik dari tangkainya

Seperti perempuan menjaga kesetiaanya

Sebelum berpaling melepaskan dirinya dari seluruh kenangan yang dimilikinya

Ketika menanggalkan gaunnya untuk berdiam

Dan mematut dirinya
di dalam cerminnya sendiri


RINDU HUJAN

Telah kami telan gersang
Jadikan air mata luka tanah hamba
Jika air mata
Mampu menyemarakan kemarau
Maka biarkan kami kumpulkn setetes dua tetes
Dan kami jadikan umpan memanggil rindu hujan
Kemarau tanah gersang
Masih kau gurat luka
Pedihnya kering





Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama