TENTANG BADAN KEPADA JIWA

TENTANG BADAN KEPADA JIWA



SAJAK BADAN KEPADA JIWA
Jelmakan waktu
Asali tangisan kepada pertiwi
Padang gurun dramakan kisah
Matahari dan bulan mengakrabkan diri pada bukit senja
Suka duka kehidupan itulah ziarah sang nahkoda pada kompas
Menguraikan badan kepada jiwa
Badan itulah materi
Jiwa itulah keabadian
Kisah sang lelaki tua duduk di atas bale-bale bamboo
Akulah kehidupan dan kematian
Kehidupan menggerakan tubuh berinspirasi pada jiwa yang berkehendak
Kematian menggerakan jiwa kepada tubuh yang kaku
Itulah lukisan pemilik alfa dan omega
Aku berjumpa lagi dengan-Nya
Badan kepada jiwa membaptis menjadi sosok manusia
Meringankan tubuh mengayunkan langkah
Tapak-tapak itu akan aku lalui
Tapak-tapak itu merapatkan aku mengenal kebadian
Keabadian itulah kekelan kehidupan
Di bawah bukit senja
Waktuku berada di tapal batas padang gurun
Generari hijau itulah warisanku kepada anak cucu
Gelombang waktu bergelora mengakhir pada bukit senja
Senja di bale-bale bamboo
Bersenandung bersama lelaki tua
Menikmati secangkir kopi milik kepunyaannya
Anak cuculah, ketiadaan menjadi ada
Menjelmakan sajak ini
Dengarkanlah dan nikmatilah hidup
Menyatu kepada jiwa tubuh kaku ini
Aku kuat, aku mengakhiri kisah ini
Batuk-batuk mengikiskan suara yang meredup
Sampai jumpa dalam perjalanan menuju keabadian
Alfa dan omega
Awal dan akhir telah menjemputku
Vita est omnium (hidup adalah mimpi)

(sajak ini persembahan khusus kepada alm. bapak/opa Alfons Mau)
Bai Ako, Selasa, 24 September 2014.




YANG TERKASIH
Mengadu jemu
Dirajam mata
Sesuka menerkam luka
Setegas dikata luruh bergerumuh
Jiwa melara, merah menyala
Ingin mengembun menjadi dingin
Pagi yang buta aku menjelma namun  waktu hati bersekutu
Tak bisa, masih tidak memecah mata kau yang terkasih

YANG LAIN BERTERIAK
Menyambung jalan yang gamang merayu
Sedang semu yang lalu membekas enggan terlepas
Jadi buih yang gerak tiada henti
Telah saja jika mulut telah menganga
Menggantung hati yang terkatuntung-kantung
Kadang sesal membalas menyapa yang ada tiada dijelmakan dalam sapa
Yang telah ada hanya merenung dan terkukung
Namun selalu saja mata tak mampu menyembunyikan luka

SELAMA MENGALIR DARAH
Langkah darah
Basah berkeringat
Juga darah
Tinggal resah
Meleset panah batu kali
Juga pasrah keluar darah
Awas mata sorot baja
Luka mengangah merah darah
Api batu bara

Mengalir darah
Di wajah sekujur badan hati
Di dalam menganga luka
Tertawa
Terbiasa

Langkah darah mata darah
Memar darah
Hati nyala berdarah
Berlumur darah

CATATAN MEJA BELAJAR
Ada mataku, jengah merambah ke depan
Kadang debu batu jadilah alas an
Santailah sejenak menanti cerah di kabut hutan
Sadar, sebagian adalah fatamorgana
Disuka indah tapi tak berseri
Diselami jadi terang imaji mimpi
Duanya sama tetap jadi prioritasnya

Tak lagi kita pilih dan pertimbangkan
Ketika jam berdentang di meja belajar
Maka luruskan mata focus, dan tajamkan tujuan
Memorikan karena hasil belum disematkan

AKU, DIA DAN MEREKA YANG MEMBIDIK
Dari pagi hingga pagi
Terulang kembali tak sepatahpun terucap
Walau ingin melesat
Mengungkap
Mengatakan a ataupun i
Supaya kaupun mengerti
Tak ubah menjadi bayi
Mengeja kata mencari arti
Tapi segera mendekatlah
Semoga kisah ini buat kita sama indah
Dengarkanlah ibaratkan kilat yang cepat
Tanpa permisi dan basa-basi
Menembus kabut menyambar hati
Datanglah kau tanpa permisi
Mengganguku dengan sesuka hati
Memang benar kau rupawan baik budi, ramah juga menawan terpikir
Memilihku jadi raja hatimu
Coba dengan pikir memecah takdir
Sekiranya apa bisa kuterima, sajikan bunga-bunga di hariku
Atau awan mendung menggambar
Mengawasi
Enyahlah saja
Jengah aku dibuatnya
Membidik dari sudut mana saja
Mengganggap seolah terdakwa
Menghakimi dengan mata dan kata puja
Tak ada beda sebelum waktu tiba
Mata-mata yang menjengkelkan matamu juga
Adakah kau biasa

ADA YANG TENGGELAM DI WARISAN WAKTU
Seorang anak kecil yang bersembunyi di balik jendela kamarnya
Dengan serius menghitung tetesan hujan pada pucuk daun yang masih ranum
Ditampar ia berkali-kali
Entah berapa lama dan masih tak ada arti
Hingga berakhir menguning
Terlena oleh angin, ia mengikutinya,
Ya anak itu belum beranjak dari tempatnya dan masih bersama teman kecilnya
Yang ia benci
Di sudut matanya tersimpan berjuta kegelisahan dan tanda Tanya
“apakah ada daun yang tercipta lebih kuat dariku”
Bagaimana jadinya jika pucuk daun itu tanggal menyerah oleh hujan
Akankah mengajarku bercenkerama dan melelapkanku diujung senja
Atau sekejeap saja seranum daun muda teman yang kecil, meronta tak kuasa?
Kamar itu sudah seperti sahabatnya yang setia mendengar keluh kesah

Dan tertatih-tatih anak itu menggandeng waktu yang berjalan mengitarinya
Berharap tak jauh ia ditinggal berlari waktu yang sudah ditinggal teman-teman kecilnya di pekuburan sana dan diapun tak akrab lagi dengan sahabat kecilnya
Angin telah membawanya berkenalan dengan bermacam-macam rupa dunia
Hingga terlena dibuatnya, melepas genggaman waktu jua, berbaris-baris waktu menginjkak kepalahnya yang telah mabuk, ya anak kecil itu tumbuh membaja namun tak begitu dengan hatinya.

BUNGA UNTUK KOTA MASA DEPAN
Kini saatnya bukan menyesal menundukan dagu dan tergadaikan
Berdiri sendiri lebih baik
Ulurkan tangan
Bangunan mereka yang kelelahan
Satu bait ini bukan untuk menggurui
Kita sejajar bukan lebih tinggi di ujung sana ada kota masa depan
Orang berbicara dengan megapolitan
Teknologinya melebihi batas mimpi saat ini
Pendidikan adalah raja-raja mereka
Sistim monarki yang paling disuka tak ada topeng-topeng using di pinggir jalan
Di rongga-rongga jalan yang membuat sakit mata
Dijalannya air semaunya hijau mengindahkan
Mungkin tak ada waktuku berjalan ke sana
 Begitu juga kau
Kita adalah nasib pahit
Yang harus menelannya bulat-bulat
Ini cerita kita, jangan kau kotori dengan egomu
Menjadi budak-budak kemalasan
Membuat jalan itu semakin jauh
Akan kutulis sejarah baru
Jalan terang arah kota masa depan
Kaupun harus berdiri sama rata
Kita tanamkan pendidikan-pendidikan
Semaikan biar berbunga semakin banyak biji tertanam
Semakin banyak bunganya, biarkan anak cucu kita yang membawanya ke masa depan


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama