PEMIMPIN SEJATI ITU MEMINTA MAAF DAN
MEMAAFKAN
Dalam
kehidupan bermsyarakat, menjadi seorang pemimpin memiliki kedudukan dan derajat
yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Karakteristik
Pemimpin dapat terlihat dari akhlak dan prilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Sudah banyak teori tentang Kepemimpinan (Leadership) yang membahas tentang Sifat
dan Karakter seorang pemimpin. Dari mulai
Kepemimpinan Tradisional, Transaksional, situasional, modern dan
berbagai teori-teori lainnya yang kesemuanya membahas tentang sifat dan
karakteristik pemimpin. Menjadi seorang pemimpin bukan merupakan sebuah
pilihan, karena pemimpin terbentuk dengan sendirinya ditengah-tengah masyarakat
yang dipimpinnya. Berbeda dengan pimpinan, yang terbentuk karena posisinya
ditunjuk, diperintah oleh aturan karena tanggung-jawabnya atau dipilih oleh
organisasi/lembaganya. Pertanyaan menggelitik dalam benak kita, adalah masih
adakah figur pemimpin yang memiliki sifat selalu meminta maaf lebih dulu
dibandingkan dengan bawahannya dan masyarakatnya?
Dalam
kultur budaya di Negara Kita, seorang pemimpin terlihat lebih sempurna dengan
memiliki berbagai kelebihan-kelebihannya. Terkadang mereka lupa bahwa mereka
pun tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Pada akhirnya, Kecenderungan
seorang pemimpin lebih memilih untuk menyembunyikan kesalahannya sendiri bahkan
sampai harus berbohong untuk menutupinya, sehingga di mata bawahan dan
lingkungannya tetap terlihat sempurna (perfect). Sifat
seperti inilah yang tak kita sadari, bahwa menyimpan sesuatu yang tidak baik,
akhirnya akan terlihat juga. Untuk itu, menjadi seorang pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang jujur untuk dirinya dan hatinya sendiri, sehingga
berdampak kejujuran untuk lingkungannya. Atau dengan kata lain, Pemimpin
yang beriman dan Berakhlak mulia.
Pemimpin
yang Peminta Maaf, tidak akan menjatuhkan harga dirinya atau menurunkan derajat
kepemimpinannya. Justru sebaliknya, semakin tulus dan ikhlas seorang pemimpin
untuk meminta maaf terlebih dahulu dibandingkan dengan bawahan, staff bahkan
lingkungannya, menjadikan sosok pemimpin yang lemah lembut, disukai dan
disegani. Pada dasarnya manusia itu sama di hadapan Allah, Sang Maha Pencipta.
Yang membedakan adalah ketaqwaan dan keimanannya. Pemimpin yang lebih beriman
dan bertaqwa, akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Pemimpin yang meminta
maaf terlebih dahulu, adalah pemimpin yang menyadari bahwa dirinya adalah mahluk
yang diciptakan oleh Allah sama dengan
yang lainnya. Pemimpin yang bijak dan peminta maaf, menunjukkan bahwa dirinya
mampu untuk menjadi suri tauladan bagi masyarakatnya atau bagi bawahannya.
Karena Pemimpin yang mampu meminta maaf terhadap bawahan atau masyarakatnya,
sudah barang tentu bahwa ia pun menjadi seorang pemimpin yang pemaaf, karena
dia sangat menyadari betapa dalamnya makna dari maaf memaafkan.