Foto: Kapolda NTT
melakukan dialog dengan warga (dok. Istimewa)
Kupang - Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Irjen Lotharia Latif mengatakan situasi di Besipae, Timor Tengah Selatan (TTS) semakin kondusif pascasengketa lahan dengan Pemprov NTT yang sempat viral di media sosial. Masyarakat kini membuat kerajinan kain tenun untuk dijual, usai meninggalkan lahan sengketa.
"Kehidupan di Besipae semakin kondusif dan
normal kembali. Yang paling penting setidaknya sekarang konflik horizontal di
tengah masyarakat tidak terjadi lagi," kata Latif kepada detikcom,
Sabtu (23/1/2021).
Lihat Juga:
Draf RUU Pemilu: Pilkada Digelar Lagi 2022, Berikut nama daerah yang melaksanakan pilkada 2022
Rebut Charger Handphone, Adik Bacok Kakak Kandung dengan Sebilah Parang
Jangan Sebarkan Kabar Hoaks di tengah Bencana
"Saya undang mereka ke Polres TTS karena mendengar mereka sekarang ini membuat kerajinan tenun. Ibu-ibu yang dulu berkonflik (dengan Satpol PP NTT-red) sekarang sudah tenang. Ada yang memberi mereka modal produksi kain tenun," tutur Latif.
Latif mengaku tujuannya mendatangi warga adat untuk
mendengar keluh kesah mereka. Dia juga ingin membuat masyarakat merasa
diperhatikan.
"Sengaja (datang-red), saya juga mau mendengar
keluh kesah mereka dan mengecek kondisi warga terkini," ucap Latif.
Latif kemudian memborong kain tenun buatan warga.
Hal itu, katanya, sebagai wujud kepedulian dan dukungan Polri terhadap kegiatan
positif warga.
"Saya membeli produk-produk mereka sebagai
wujud Polri peduli dan senang karena ibu-ibu atau masyarakat Besipae bisa punya
aktivitas positif, yang bisa menghasilkan pendapatan dari hasil
keterampilannya," ungkap Latif.
"Mendorong pada masa COVID-19 ini untuk tidak
ada lagi konflik-konflik yang malah menyusahkan masyarakat," ujar mantan
Kakorpolairud Baharkam Polri ini.
Ibu-ibu desa adat Besipae pun menjajakan hasil
kerajinannya pada Latif. Latif memborong 4 lembar kain tenun berukuran besar, 9
lembar kain tenun berbentuk selendang, 8 buah kantong handphone dab 8 lembar
kain tenun berbentuk taplak meja.
Seperti diketahui, beredar video rekaman seorang
perempuan terlibat bentrokan dengan pria berseragam Satpol PP pada pertengahan
Oktober 2020. Dalam video yang viral, tampak perempuan tersebut dibanting oleh
petugas Satpol PP.
Kapolres Timor Tengah Selatan AKBP Ariasandy
menerangkan kejadian itu bermula dari kegiatan penanaman jagung oleh Pemprov
NTT. Penanaman jagung itu, terang Ariasandy, ditolak warga. Akhirnya saling
dorong antara warga dan pihak Pemprov NTT tak terhindarkan.
"Itu kegiatan Pemprov NTT, penanaman jagung di
lokasi Besipae yang diamankan personel Korem, yang sebelumnya memang sudah ada
MoU antara Pemprov dan Korem. Ada kerja sama Pemprov dengan Korem dalam
kegiatan penanaman jagung," kata Ariasandy saat dimintai konfirmasi
detikcom, Kamis (15/10/2020).
Peristiwa itu pun mendapat sorotan dari Komnas HAM,
yang mengecam praktik kekerasan tersebut. Komnas HAM mengirim surat ke Gubernur
NTT Victor Laiskodat soal bentrokan itu. Komisioner Komnas HAM Beka Ulung
Hapsara mengatakan pihaknya meminta sengketa lahan itu diselesaikan dengan cara
sesuai rekomendasi Komnas HAM.
"Mengecam keras kekerasan yang dilakukan oleh
aparat Pemprov NTT," kata Beka saat dihubungi, Kamis (15/10).
Berita ini
diambil dari: https://news.detik.com/berita/d-5346182/bertemu-warga-adat-besipae-kapolda-ntt-situasi-makin-kondusif