Mobil ini diperkenalkan ketika di zaman kepemimpinan
Presiden RI yang kedua, Soeharto.
Mobil ini diperkenalkan pada tahun 1970 bersama
acara bertajuk program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna yang dipimpin oleh
Soeharto sendiri.
Tujuannya adalah menciptakan kendaraan niaga
produksi dalam negeri dengan harga terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat
banyak sebagai alat transportasi dan distribusi barang.
Presiden
Soeharto dalam memperkenalkan Toyota Kijang di masa itu terbilang
tidak main-main.
Hal ini tampak dari potret dirinya ketika sedang
merilis Kijang Buaya. Dalam sebuah potret yang dibagikan oleh akun Instagram
@jakartaviral, terlihat Presiden Soeharto hadir dalam perilisan Toyota Kijang.
Di samping kanan dan kirinya, terlihat beberapa
orang bergerombol untuk melihat lebih dekat dengan Toyota Kijang.
Presiden Soeharto kala itu tengah menjajal mobil
tersebut bersama staf-nya.
"Peluncuran mobil KIJANG pertama tahun 1977
oleh Presiden Soeharto." tulis caption di akun Instagram-nya.
Potret ini pun mengundang reaksi dari warganet di
kolom komentar.
"Baru tau bertahun2 kepanjangan KIJANG"
cuit @respaty_***el
"Baru tau arti kijang yg sesungguhny"
tulis @nemikau***com3.
Tahukah Virus Keterangan Waktu? (By. Ita Sembiring)
Sejarah Toyota
Kijang Dari Generasi ke Generasi
Kisah asal mula Toyota Kijang sendiri tidak bisa
dipisahkan dari dorongan pemerintah untuk mengembangkan Kendaraan Bermotor
Niaga Sederhana (KBNS) di era 1970-an. KBNS adalah kendaraan serbaguna dengan
harga yang bisa dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Pemunculan nama binatang
pada kendaraan niaga ini karena Filipina telah dulu menggunakan nama “Tamaraw”
yang berarti kerbau. Maka kemudian dipilih nama “Kijang” untuk menggambarkan
kelincahan.
1st Generation
1977 – 1980 : Kijang Buaya
Toyota Kijang pertama kali diperkenalkan pada
tanggal 9 Juni 1977 yang hadir dalam bentuk pick up. Setahun kemudian,
masyarakat mulai melihat kegunaan lain dari Kijang yaitu untuk mengantar
keluarga. Fenomena ini ditangkap oleh sejumlah karoseri dengan membuat bodi
minibus untuk Kijang. Masyarakat menerima dengan baik karena Kijang memiliki
kabin yang lapang dan hadirnya bonnet (mesin di depan) sehingga lebih
memberikan rasa aman. Dari sini lah legenda Kijang sebagai mobil keluarga di
mulai.
Ciri khas generasi pertama yang mungkin sampai
sekarang masih diingat adalah pintu yang tidak disertai dengan jendela
melainkan dari terpal atau plastik. Selain itu, hadirnya bonnet atau hidung
juga menjadi daya tarik tersendiri karena kala itu kendaraan KBNS lainnya tidak
memiliki bonnet. Dengan hadirnya bonnet, membuat pengemudi merasa lebih aman.
Selain ciri khas tersebut, Kijang Generasi Pertama
memiliki nama panggilan yang cukup unik yaitu Kijang Buaya. Konon julukan ini
timbul lantaran struktur kap mesin yang overlap hingga ke sisi bodi sehingga
ketika dibuka mirip dengan buaya yang sedang menganga. Generasi ini menggunakan
mesin Corolla, 3K 1.200 cc yang memang terkenal ‘bandel’.
2nd Generation
1981 – 1985: Kijang Doyok
Pada September 1981, Kijang Generasi kedua hadir
dengan bodi yang lebih halus, letak engsel pintu yang tersembunyi, kap mesin
yang hanya membuka di bagian atas moncong, serta grille dan permukaan pintu
sejajar bodi. Mesin pun mengalami ubahan. Dengan perubahan ini, masyarakat
semakin menyadari utilitas dan peran Kijang sebagai mobil keluarga. Mesin yang
digunakan pun berubah menjadi 5K 1.500 cc untuk memberikan performa yang lebih
baik.
Pada tahun 1984, inovasi kembali dilakukan dimana
Kijang ‘Doyok’ mengalami perubahan pada grille dan bumper.
Dibanding dengan pendahulunya, Kijang Doyok telah
dilengkapi dengan detail yang membuat Kijang terlihat lebih ‘mobil-wi’ – Kijang
Doyok sudah dilengkapi dengan jendela kaca dan bukaan pintunya lebih nyaman.
Sama halnya dengan Kijang Buaya, penamaan ‘Kijang
Doyok’ datang dari masyarakat, dimana nama itu tentu belum ada ketika
diluncurkan. Kijang generasi kedua ini dinamakan Kijang Doyok mungkin lantaran
sosoknya yang kotak – kotak kerempeng diidentikkan dengan tokoh kartun Doyok di
Pos Kota. Bisa juga lantaran baik Doyok maupun Kijang sama – sama populer saat
itu dan dianggap ikon potret rakyat Indonesia sesungguhnya.
Lihat Juga:
Banjir dan Longsor (Pray For Tanjung Pinang). Bencana Alam
Tenun, Mahakarya Para Wanita Bumi Timor. (Soru Tais Ema Fehan)
Mengiris Tuak dan Menyuling Sopi (Ko'a tua no teen tua) Gaya Orang Timor di Pinggiran Kota
3rd Generation
1986 – 1996 : Kijang Super
Kijang Super yang diluncurkan pada tahun 1986 memperkenalkan
terobosan terbaru dalam proses produksi, yaitu teknologi full pressed body yang
dapat mengurangi 2 – 5 kg dempul per mobil. ‘Kijang Super’ hadir dalam dua
versi yaitu sasis pendek (KF40) dan panjang (KF50). Fokus pemasaran dari Kijang
Super ini juga mulai bergeser dari konsep niaga menjadi kendaraan keluarga.
Di tahun 1992, Kijang Grand Extra hadir dengan
teknologi Toyota Original Body yang menjadikannya sebagai minibus pertama
dengan kualitas bodi bebas dempul setara sedan. Bagian eksterior juga semakin
modern dan dinamis, ditunjang dengan perubahan interior seperti desain
dashboard baru dan hadirnya AC double blower. Selain itu, terdapat pula
penyempurnaan pada karburator.
Pada 1995, terdapat improvement dari Kijang
sebelumnya, terutama pergantian mesin dari 5K 1.500 cc menjadi 7K 1.800 cc.
Dari segi eksterior juga dibedakan dengan hadirnya grille tegak.
Kijang Generasi 3 ini berhasil mencetak sejarah pada
tahun 1989 dimana terdapat peluncuran Kijang ke 200.000 unit yang bertepatan
dengan produksi Toyota ke 500.000 unit.
4th Generation
1997 – 2004 : Kijang Kapsul
Kijang Kapsul yang hadir pada tahun 1997 memiliki
perubahan bentuk total dimana Kijang Kapsul tampil lebih aerodinamis dengan
lekukan yang lebih halus. Untuk pertama kalinya, Kijang hadir dalam varian
diesel dan transmisi otomatis.
Di tahun 2000, Kijang EFI hadir dengan penyegaran
pada lampu, bumper, dan dashboard. Di tahun ini pula Kijang memasuki era baru
yaitu mesin dengan teknologi fuel injection.
Kijang Kapsul Facelift 2002 hadir dengan perubahan
pada grille, lampu depan, dan lampu belakang yang dilengkapi garnish. Kijang
generasi keempat ini semakin mengukuhkan posisi Kijang sebagai mobil keluarga
Indonesia yang sesungguhnya.
5th Generation
2004 – 2015 : Kijang Innova
Tahun 2004 merupakan milestone penting karena Kijang
bargabung dengan proyek global IMV bersama Hilux dan Fortuner. Kijang mulai
naik kelas, tampilan dari Kijang Innova sama sekali baru menjelma menjadi MPV
sesungguhnya.
Walaupun terlihat berbeda sekali dengan Kijang
pendahulunya, Kijang Innova tetap memiliki benang merah dengan Kijang Buaya,
Doyok, Super, dan Kapsul. Benang merah tersebut adalah adopsi sasis ladder yang
membuat Kijang Innova sedikit berbeda dibanding MPV modern lainnya yang
menggunakan konfigurasi monocoque.
Kijang Generasi Kelima ini dibekali sejumlah
teknologi khas abad ke – 21 seperti mesin berteknologi VVT-i, diesel common
rail, hingga multi information display dan airbag.
Kijang Innova juga memiliki fleksibilitas kabin ala
MPV modern dimana jok baris ketiga bisa dilipat menyamping ke arah jendela,
dengan yang baris kedua digulingkan sehingga kapasitas bagasi mampu menampung
lebih banyak, bahkan 2 unit sepeda gunung.
Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2004 lalu,
Kijang Innova telah mengalami beberapa kali improvement demi memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia.
Lihat Juga:
Tradisi Menangkap Ikan (Hakoro Na'an We) Secara Tradisional
Engklek (Hakseke, Tetun) Permainan Tradisional. Serunya melompat dengan satu kaki
Serunya Bermain Gasing (Sejarah Permainan Tradisional Gasing)
6th Generation
2015 : All New Kijang Innova
Kesuksesan Toyota Kijang terdahulu dan Kijang Innova
hadirkan tantangan bagi Executive Chief Designer Hiroki Nakajima dalam
mengembangkan Innova terbaru ini. Dirinya pun sadar, bahwa menghadirkan sebuah
kendaraan yang legendaris serta memiliki pelanggan setia tidak lah mudah,
terutama di era modernisasi seperti sekarang.
Pengembangan desain Innova terbaru didasarkan pada
konsep tough untuk memberikan kesan gagah pada sebuah MPV. Ubahan yang
dilakukan sangat signifikan, tanpa melupakan DNA Kijang Innova yang legendaris.
Masih tetap bongsor seperti pendahulunya, namun All
New Kijang Innova tampil lebih modern dan lebih terlihat ramping, karena desain
yang diterapkan. Masih juga terdapat dua pilihan mesin yakni bensin dan diesel,
namun yang menarik mesin diesel menggunakan yang varian terbaru, dari KD ke GD
Series, sama seperti yang digunakan Hilux dan Fortuner. Lebih menariknya lagi,
transmisi matiknya 6 percepatan.
Mesin bensin berkode 1TR-FE Dual VVT-i berkapasitas
1.998 cc dengan tenaga 139 ps serta torsi pada 18.7 kgm. Sementara, mesin
diesel 2GD-FTV berkapasitas 2.393 cc didukung oleh teknologi Variable Nozzle
Turbo (VNT) dengan intercooler, menghasilkan tenaga 149 ps serta torsi 34.9 kgm
(5-speed M/T) dan 36.7 kgm (6-speed A/T).
Komunitas Kijang
Komunitas atau klub mobil Kijang bisa dibilang
senior dalam hal usia. Komunitas Kijang sudah memulai kopdar dari dekade tahun
1990an. Indonesia Kijang Club (IKC) lahir tahun 1998 dan Toyota Kijang Club
Indonesia (TKCI) lahir tahun 2000 adalah yang pertama dan paling senior
diantara komunitas Kijang, dan masih eksis hingga saat ini. Bahkan capther dan
anggota mereka hampir tersebar merata di pelosok negeri kita tercinta ini.
Diluar dua dedengkot tersebut terdapat komunitas
Kijang lainnya, dianataranya, Innova Community (IC), Toyota Innova Owners Club
Indonesia (TIOCI), Toyota Kijang Kaskus Community (TKKC), Kaskus Innova Owners
Community (KIOC), dan masih beberapa lagi.
FOTO : Istimewa dari berbagai sumber
Referensi Berita:
https://www.suara.com/otomotif/2021/02/11/145630/potret-bersejarah-pak-soeharto-saat-naik-mobil-kijang-jadul-gagah-betul
https://www.modifisexy.com/sejarah-toyota-kijang-dari-generasi-ke-generasi/