Rosalia Widya Astuti Chandra dan Putri Ramadani yang terjun langsung menjadi tim relawan PLN. Foto: PLN Kalbar |
Akibat curah hujan selama tiga hari yang mengikuti
badai Seroja, dua menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) bertegangan 70
kilo Volt (kV) patah dan roboh. Kerusakan tower transmisi berdampak pada
padamnya sistem kelistrikan di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Kupang, Timor
Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu.
Untuk mengatasinya, PLN telah berhasil membangun
menara darurat (tower emergency) setinggi 61 meter. Dari estimasi waktu
perbaikan selama 1 bulan, ternyata proses perbaikan dapat dilakukan dalam waktu
10 hari saja.
Rosalia Widya Astuti Chandra dan Putri Ramadani yang ikut terjun saat pemulihan listrik di NTT. Foto: PLN Kalbar
Saat mendirikan tower darurat inilah ada satu kisah
tentang dua Srikandi PLN yang ikut terlibat. Rosalia Widya Astuti Chandra dan
Putri Ramadani yang terjun langsung menjadi tim relawan PLN.
Keduanya merupakan putri daerah asal NTT yang
bertugas di Unit Layanan Transmisi, dan Gardu Induk Mamuju, Sulawesi Barat.
Mereka terbang dari Mamuju menuju kampung halaman.
"Menjelang badai hari itu, saya sudah mulai
cemas melihat stories di media sosial teman-teman. Saya melihat hujan begitu
besar dan cuaca sangat buruk," ungkap Rosalia Widya Astuti Chandra, akrab
disapa Widi (23 tahun), mulai berkisah.
Widi merupakan lulusan Politeknik Negeri Kupang dan
bergabung menjadi bagian PLN dengan jabatan Junior Engineer Pemeliharaan
Transmisi sejak tahun lalu.
Widi dan Putri terlibat dalam pemulihan listrik di NTT. Foto: PLN Kalbar
Ketika badai dahsyat melanda, terbersit rasa cemas
dalam diri Widi. "Saya khawatir dengan kondisi keluarga saya yang berada
di Kupang," ujarnya.
Widya mengaku takut. Belum pernah dia melihat
peristiwa bencana alam seperti ini seumur hidupnya. "Saya benar-benar
sedih melihat banyak daerah hancur, hingga banyak korban meninggal dan
hilang," ujarnya.
"Begitu manajer saya memberitahu info pembukaan
relawan untuk pemulihan kelistrikan NTT, tanpa pikir panjang saya langsung
mendaftarkan diri. Ternyata disetujui. Saya langsung berangkat ke Kupang untuk
bergabung dengan relawan lain di lokasi," katanya.
Panggilan untuk menjadi relawan juga dirasakan Putri
Ramahadani. Wanita berusia 23 tahun ini bekerja di bagian Operasi dan
pemeliharaan transmisi.
Sebagai tim relawan PLN, Widi dan Putri bertugas
mengurus masalah persediaan logistik. Keduanya memastikan semua kebutuhan
personel yang berkerja di lokasi bisa terpenuhi dengan baik.
“Meski saya dan Widi perempuan, kami tak hanya
mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan. Kami juga ikut membantu mengangkat
material dan menarik konduktor listrik untuk mendirikan tower," ungkap
Putri.
Keduanya mengaku sangat termotivasi agar listrik
cepat menyala. Sebab, hadirnya listrik akan banyak membantu warga.
“Ada hal yang selalu menghangatkan hati kami. Saat
cahaya listrik kembali hadir di antara rumah warga korban dan ketika melihat
wajah-wajah tersenyum,” ungkap Widi semringah.
Wajah bahagia dan senyum para korban merupakan
hadiah dari jerih payah yang para relawan lakukan. Keduanya mengaku itu
merupakan penghargaan tertinggi dari pekerjaan yang telah mereka lakukan.
"Sejak dahulu saya selalu bermimpi bekerja di
PLN. Saya senang sekali ketika harapan saya terwujud dan bisa berkontribusi
untuk kampung halaman saya," kata Putri bangga.
Berdayakan Perempuan melalui Gerakan "Women
Empowerment PLN 2021"
PLN berkomitmen dalam pembedayaan perempuan dengan
membangun lingkungan kerja yang inklusif dan setara. Salah satunya dengan
peningkatan komposisi perempuan hingga 15% pada level pimpinan senior. Untuk
itu, PLN telah membentuk Tim Gugus Tugas Srikandi PLN melalui Gerakan “Women
Empowerment PLN 2021 #StrongerthanBefore pada 21 April 2021.
Tim ini akan menyiapkan kebijakan yang lebih
spesifik terkait kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, serta
program-program peningkatan kualitas perempuan di PLN.
Komisaris PLN, Ilya Avianti turut mengapresiasi
lahirnya PLN Wowen Empowerement yang yang akan mendukung kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan.
“Kami mendorong perempuan-perempuan di PLN untuk
memiliki kemampuan yang mendukung pekerjaan dan perannya dalam keluarga dan
masyarakat, serta meyakini bahwa dirinya penting dan berharga bagi perusahaan,”
kata Ilya.
Gerakan ini juga didukung oleh Asian Development
Bank (ADB) yang menjadi pihak eksternal pertama yang mendukung program-program
pengarusutamaan isu gender di PLN.
“Bersama PLN, kami mulai mendukung pengarusutamaan
gender dalam proyek dan program kemitraan di bawah program pembangunan
kelistrikan Indonesia Timur, diantaranya Kalimantan, Maluku, dan Papua,” kata
Toru Kubo, Director of Southeast Asia Energy Department, ADB Head Quarter.
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang juga
hadir pada Gerakan “Women Empowerment PLN 2021, meyakini bahwa perempuan modern
saat ini mampu berkarya dan berprestasi secara optimal di tempat kerjanya
masing-masing. *** kumparan.com