Ilustrasi kelaparan--Warga Somalia menuju sumur untuk mengambil air. Foto: Reuters |
Kabar tersebut disampaikan oleh Amer Daoudi,
Direktur Senior Program Pangan Dunia (WFP) PBB, pada Jumat (30/4). Daoudi pun
dibuat terkejut saat melihat kondisi di lokasi kejadian saat dirinya melakukan
kunjungan ke Antananarivo, Madagaskar.
Ia mendatangi pedesaan di mana orang-orang bertahan
hidup dengan memakan dedaunan dan belalang.
“Saya menyaksikan pemandangan yang sungguh tragis;
anak kecil kelaparan, kurang gizi, dan tak hanya anak-anak--para ibu, orang
tua, serta populasi di desa-desa yang kami kunjungi,” ujar Daoudi pada jumpa
pers PBB di Jenewa, Swiss.
“Mereka berada di dalam lingkaran wabah kelaparan.
Apa yang saya saksikan di sana itu sudah lama tak pernah saya temui lagi di
penjuru dunia lainnya,” lanjut dia.
Ilustrasi Gizi buruk. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Angka kejadian malnutrisi atau gizi buruk di
Madagaskar melonjak nyaris dua kali lipat, dari yang semula 9%, kini menjadi
16%.
Penambahan sebanyak dua kali lipat itu terjadi dalam
kurun waktu empat bulan hingga Maret 2021, tepat setelah kekeringan selama 5
tahun berturut-turut.
Kondisi semakin diperburuk dengan peristiwa badai
pasir yang disertai terlambatnya musim hujan di wilayah Madagaskar.
Daoudi menambahkan, WFP saat ini tengah berupaya
mengumpulkan hingga 75 juta USD, atau sekitar Rp 1 triliun, untuk menutupi
kebutuhan darurat di negara benua Afrika tersebut dalam beberapa bulan ke
depan. *** kumparan.com
Lihat Juga:
Kisah Pilu Pariyem, ART di Probolinggo Makan Sisa Sampah dan Tak Digaji 6 Tahun
Tempoe Doeloe! Wabah Penyakit Mematikan di Banten dan Jawa Tengah