Para Imam di Myanmar ikut demonstrasi menyurakan demokrasi |
Pada saat penangkapannya, Pastor Columban Labang Lar
Di tengah menempuh perjalanan dari Banmaw ke Myitkyona pada 13 Mei.Di tengah
perjalananaparat keamanaan memeriksa kartu identitas dan ponselnya, dan
kemudian dia ditahan.
Mereka menangkap Imam tersebut di Kota Momauk di
mana militer dan tentara kemerdekaan Kachin (KIA) terlibat dalam pertempuran
intens sejak akhir April.
Menurut seorang Imam senior dari Keuskupan Banmaw,
aparat menahan Columban untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Aparat
keamanan ingin mengetahui lebih detail sehingga mereka menahannya, kata dia.
“ Kami berkomunikasi dengan militer untuk memohon
kepada mereka bahwa dia adalah seorang Imam dan dia akan menjalani tugas
pastoral. Kami berharap dia segera dibebaskan, kata Imam senior seperti Uca
News laporkan.
Menanggapi penangkapan itu, umat Katolik di Kachin
dan di Keuskupan lain di Myanmar telah meramaikan lini masa media sosial.
Beberapa di antaranya berharap agar Imam itu segera menghirup udara bebas.
Sebelumnya, April lalu anggota militer juga
memeriksa gereja-gereja di negara bagian Kachin dan lima gereja Katolik di
Keuskupan Pathein.
Eskalasi Militer
Itu karena adanya penangkapan Imam tersebut.
Penangkapan Imam terjadi karena meningkatnya eskalasi militer dan KIA di
beberapa kota di negara bagian Kachin.
Ekslasi itu membuat lebih dari 5.000 orang harus
mengungsi ke daerah lain. Atas hal itu, Gereja memberikan bantuan kemanusiaan
kepada para pengunsi berlindung di Gereja dan Biara.
Sejak Juni 2011, lebih dari 100.000 orang telah
berada di kamp-kamp pengungsian di negara bagian Kachin dan Shan karena konflik
bermula pada waktu itu.
Negara bagian Kachin merupakan wilayah mayoritas
penduduknya Kristen. Wilayah itu adalah rumah bagi sekitar 116.00 umat Katolik
dari total populasi 1,7 juta jiwa.
Gerilyawan Kachin dan Karen yang mendukung protes
anti-kudeta telah terlibat dalam konflik dengan militer sejak Maret lalu.
Akibatnya banyak di antara mereka menjadi korban yang hampir mencapai 800
orang.