Dilansir dari Aleteia.org (17/5/2021),
jumlah korban di pihak Israel lebih sedikit, yakni 10 orang. Termasuk, seorang
difabel di pinggiran kota Tel Aviv, Israel, Sabtu lalu.
Sementara kemarin, Minggu, serangan paling mematikan
terjadi di Gaza. Dan sejauh ini serangan itu adalah yang terbesar sejak perang
ini pecah.
Jumlah korban di pihak Palestina meningkat tajam
akibat serangan itu, yakni 188 orang, termasuk 55 anak-anak.
Dalam doanya, Paus Fransiskus menyerukan agar umat
Katolik sama-sama memanjatkan doa, mohon perdamaian di Tanah Suci.
“Saya mengikuti dengan penuh perhatian, apa yang
terjadi di Tanah Suci. Perang yang merenggut nyawa anak-anak telah
mempertontonkan kepada kita bahwa tidak ada keinginan untuk membangun masa
depan. Yang ada hanya keinginan untuk menghancurkan,” tutur Paus Fransiskus.
Paus juga menegaskan bahwa pertikaian yang terjadi
antara Israel dan Palestina menodai usaha dan kerja keras kita semua untuk
hidup berdampingan dengan rasa aman.
“Apakah kita benar-benar berpikir bahwa kita
membangun perdamaian dengan menghancurkan yang lain?”
Bapa Suci asal Argentina ini mengimbau agar kita
berdoa tanpa henti sehingga Israel dan Palestina dapat menemukan jalan dialog
dan pengampunan, membangun perdamaian dan keadilan, membuka diri selangkah demi
selangkah menuju harapan bersama, dan hidup berdampingan sebagai saudara.
Mari kita doakan para korban di pihak Israel maupun
Palestina, khususnya anak-anak. Mari kita berdoa mohon perdamaian kepada Ratu
Damai. Salam Maria…
Seruan Paus Fransiskus ini dapat kita jadikan landasan
untuk mendoakan supaya perang tersebut berakhir. Kita tidak pernah berharap
saudara kita dari agama lain dikorbankan demi kesenangan kita.
Kita mesti mengusahakannya secara bersama-sama
sebagai satu keluarga, saudara, dan sesama makhluk ciptaan.
Jangan menyeret isu ini ke ranah agama karena itu
hanya akan menimbulkan perpecahan. Masing-masing kita mulai mengusahakan damai,
dimulai dari halaman rumah sendiri. Sembari itu, kita berdoa bagi mereka yang
berada nun jauh di sana.