Kepala Gereja Katolik di Jerman, Reinhard Marx, mengajukan pengunduran diri karena mengaku turut bertanggung jawab atas 'bencana pelecehan seksual' di gereja. (AFP/Vincenzo Pinto) |
"Intinya, penting bagi saya untuk berbagi
tanggung jawab atas bencana pelecehan seksual oleh pejabat gereja selama satu
dekade belakangan," kata Marx dalam suratnya kepada Paus Fransiskus yang
dikutip CNN, Jumat (4/6).
Surat itu berlanjut, "Penyelidikan dan laporan
selama sepuluh tahun belakangan memperlihatkan ada banyak kesalahan tak hanya
personal dan administratif, tapi juga sistemis."
Hingga saat ini, Paus Fransiskus belum memberikan
tanggapan terhadap surat Marx ini. Keuskupan Agung Munich pun menyatakan bahwa
Marx masih akan tetap menjabat selama menunggu respons Paus.
Menurut Keuskupan Agung Munich, Marx memang sudah
menyatakan keinginan untuk mengundurkan diri dalam beberapa bulan belakangan.
Marx mengaku merasa turut bertanggung jawab karena bungkam selama isu pelecehan
seksual berkembang.
"Saya rasa dengan terus bungkam, tak bertindak,
dan terlalu fokus pada reputasi Gereja, saya juga bersalah dan harus
bertanggung jawab," ucap Marx.
Marx mengajukan pengunduran diri ini di tengah
peningkatan kecaman atas dugaan pelecehan seksual oleh para pejabat gereja.
Pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa Paus sampai
mengirimkan dua uskup untuk menyelidiki dugaan pengabaian kasus-kasus itu.
Kasus ini mulai menjadi perhatian sejak 2018. Saat
itu, sejumlah media lokal melaporkan setidaknya ada 3.677 kasus pelecehan
seksual terhadap anak oleh pastor dalam periode 1946 hingga 2014.
Berdasarkan laporan itu, korban pelecehan seksual
itu kebanyakan anak laki-laki, sekitar setengah di antaranya masih berusia 13
tahun ke bawah. Dari keseluruhan kasus tersebut, 1.670 di antaranya melibatkan
pastor.
Dalam pertemuan di Vatican pada Februari 2019 lalu,
Marx mengakui bahwa dokumen-dokumen yang membuktikan pelecehan seksual oleh
pastor itu memang ada dan sudah dihancurkan.