Setapak rai numbei - -
Wabah Covid-19 dipicu
virus SARS-Co V-2 yang berasal dari kelelawar hutan. Keinginan memupuk
kemakmuran sebesar-besamya, dengan pembangunan infrastruktur dan eksploitasi
sumber daya alam secara agresif, terus menggerus habitat satwa liar. Ada 700-an
ribu virus pada mamalia dan burung yang berpotensi menjadi infeksi baru
manusia, Praktik ini yang membuka lebar-lebar pintu penularan virus dari
hewan ke manusia. Sebelum ada pandemi baru pun alam akan memukul lebih cepat
dengan berbagai bencana lingkungan jika manusia tak mengerem laju kegiatan
ekonomi yang merusak bumi.
Pandemi yang melahirkan
krisis kesehatan masyarakat dan resesi ekonomi dunia kali ini semestinya
menjadi momentum memperbaiki masa depan dunia. Kita membutuhkan politik-ekonomi
baru yang lebih berdamai dengan bumi. semua negara perlu mengatur ulang ekonominya
dengan mempertimbangkan aksi-aksi pro-iklim, tidak ada yang lebih penting
dilakukan sekarang ini selain menangani krisis iklim seiring dengan mengatasi
Covid-19.
Indonesia bisa menjadi
aktor utama untuk mewujudkan hal itu. Hutan hujan tropis di negeri ini adalah
yang terbesar ketiga di dunia. Dua pertiga wilayahnya juga berupa lautan yang
mahakaya. Indonesia sebenamya sudah mengayunkan langkah menuju kesana. Sejumlah
proyek dan pendanaan hijau telah bergulir untuk memenuhi komitmen Indonesia
mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen secara swadaya hingga 41
persen dengan bantuan intemasional pada 2030.Pakar ekonomi menilai bahwa green
economy dapat mendorong laju perekonomian Indonesia. Green economy adalah suatu
gagasan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan sekaligus mencegah
meningkatnya emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim. Salah
satu sektor yang harus menjadi perhatian pengembangan green economy adalah
sektor energi. Energi terbarukan yang ada di dalam negeri masih sangat bisa
untuk dikembangkan. Tidak hanya itu, pandemi juga mengajarkan bahwa sektor
kesehatan dan obat-obatan yang ada di Indonesia masih sangat rentan. Hal ini
membuat kedua sektor tersebut menjadi sangat penting untuk dikembangkan.
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) telah mengidentifikasi pembangunan rendah
karbon dapat menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari enam persen
dalam setahun, dari sekarang hingga 2045. Pemerintah memiliki peranan penting
untuk menciptakan strategi investasi hijau yang berkelanjutan agar pertumbuhan
ekonomi Indonesia kembali ke rencana semula.
Investasi hijau
merupakan salah satu stimulus efektif dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Pemerintah daerah telah menerapkan kebijakan inovatif untuk pembangunan lestari
yang menjaga lingkungan tapi mensejahterakan rakyat seperti Perda Sigi Hijau
dan Peraturan Bupati Siak Hijau. Hal ini dilakukan agar setiap pembangunan bisa
menjaga fungsi ekologis seperti ketersediaan air, kualitas tanah dan
udara yang baik serta akses terhadap sumber energi terbarukan. Apabila ini
terjadi, maka ketahanan terhadap bencana, termasuk Covid-19, akan meningkat,” *Posmaria
Sianturi