Seorang pejabat
setempat melaporkan ledakan terjadi satu jam sebelum upacara keagamaan untuk
anak digelar dalam gereja tersebut.
Mengutip AFP, Kepala
Polisi di Balai Kota Beni, Narcisse Muteba Kashale mengatakan ledakan terjadi
pukul 06.00 waktu setempat.
Para ahli dari misi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kongo menyatakan bahwa bom yang
digunakan dalam insiden ini adalah bom rakitan sendiri.
Bom tersebut diduga
disiapkan untuk penyergapan. Sampai saat ini belum ada informasi terkait adanya
korban jiwa karena ledakan itu.
Diketahui, negara yang
berada di benua Afrika Selatan tersebut tengah terlibat konflik berkepanjangan
sejak 1996. Kekerasan dan peperangan antara sejumlah kelompok pemberontak pun
terus terjadi di Kongo.
Menurut PBB,
eksploitasi sumber daya alam merupakan salah satu akar penyebab konflik di
Kongo. Para pemberontak kerap terlibat dalam konflik dengan militer dan negara
dan pasukan PBB mengenai penguasaan wilayah.