Kepada seorang Sobat, aku memanggilnya Forever. Semoga senantiasa membahagiakan.
“Jarak”
Puisi ini lahir dari kebebasan memandang seseorang
Rekatkan jiwa persaudaraan sebagai sesama makhluk
ciptaan Tuhan
Alasanku menulis ini hanya ingin meletakkan
pengakuan ketempat yang semestinya
Tawarkan denyut batin dengan diksi-diksi yang semoga
punya keindahan
Ilmu untuk saling memandang adalah hak ajar yang diberikan oleh alam
Warna darah dan hati yang memerah sama menjadi
landasan yang mengharuskanku untuk dapat sanggup belajar memandang
Imaji tentangmu tidaklah menunggal, aku dapat
melihat kesemuaanya dalam daya bayang yang sedang kuusahakan untuk kutuliskan
Jarak diantara kita mengutuhkan pandanganku atas
kamu
Untuk dapat merasakan nuansa hidupmu tidaklah harus
kudekatkan juga onggokanku
Hanya sedikit kupasan rona wajahmu yang sudah kucuri
diam-diam dan mengakar dalam
Aksara yang tertabur wangi di halaman rumah cinta
Nada yang menggerakkan hati dan lamunan, memandang
Alam bahagia di dalam ruang..
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sang
Petualang”
Pada udara ia melayangkan cinta
Rasakan makna cipta seorang manusia
Antarkan kedirian untuk kesemuaan
Tunjukkan potensi dan akselarasikan mimpi
Inilah simpul senyum keteduhan yang menadahi
kebulatan matahari
Warna yang satu menjelma jadi semarak
Intan yang siap menabur kearah manapun
Jalan hidupnya adalah pacuan pengabdian
Untuk sebuah persamaan hak sebagai sesama makhluk
Tuhan
Hadirkan gerak keceriaan yang membayangi setiap isak
kemurungan
Arah yang ia tuju adalah juga tujuan semua orang,
menjadi
Nahkoda tanpa onggokan kapal hanya selembar daun
dari alam, serta
Angin yang senantiasa berhembus tulus untuk laju
impian.
Jembatan Benenain - Kabupaten Malaka
Senin, 23 Agutus 2021
-----------------------------------------------------------------------------------------------
“Perahu
Pengabdian”
Aku tidak lain hanyalah sebuah titik dari samudera ini
Raga yang kecil digumuli gencatan ombak kehidupan
Dunia bagiku hanya tepian waktu
Ilir-ilir yang hanya membuatku terkantuk-kantuk
Wejangan alam adalah gelar ketakziman
Iman pada Tuhan adalah Siraman Kehangatan
Nafas panjang untuk berhenti pada puncak Pengabdian
Antarkan kehinaan untuk menapak pada istana
kemegahan
Tatkala angin semakin mesra menyemilirkan salam
dariNya
Aksara pengakuan di relung pandangku semakin
mencintaiNya.
Pantai Abudenok Besikama,
Memoar Awal Agustus 2021
----------------------------------------------------------------------------
Hiduplah Dalam Puisiku
Aku ingin memindahkan
kau
Ke dalam puisiku
Bersama sungai Benenain
Yang tak tercemar
kata-kata
Tanpa asap pabrik
Tanpa bau pasar
Tanpa galian tambang
Hiduplah bersama
huruf-huruf
Mengejawantah para
burung
Hinggap setiap waktu
Di setiap pohon
paragraf
Mereka menemanimu
Merangkai kesepian
Jadi kursi tempat
bersantai
Kau bisa membawa
beberapa botol Sopi Khas Timor dan Flores
Tenggaklah dengan
setangkai permasalahan:
Perceraian orang tua
Seseorang depresi
Perceraian bangsa
Rakyat-rakyat depresi
Mabuklah! Hiduplah!
Jalan Setapak Bakiruk Malaka,
Minggu, 29 Agustus 2021