Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan
manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Dunia digital menjadi medan
penting dalam pertukaran informasi dan pergaulan. Perkembangan teknologi
digital yang sangat pesat mempengaruhi tatanan perilaku masyarakat. Pola lama
dalam interaksi sosial kini turut terdistrupsi, mengaburkan beragam batasan dan
norma-norma sosial. ALFIN Toffler (4 Oktober 1928-27 Juni 2016), sang futurolog
besar penulis buku trilogi; Future Shock (1970), Third Wave (1980), dan
Powershift: Knowledge, Wealth, and Violence at the Edge of the 21st Century
(1990) meramalkan tentang adanya gelombang perkembangan sistem teknologi
informasi sehingga mengubah tatanan sosial masyarakat, dan ini memang terjadi
dan ada di sekitar kita.
Pada tahun 1994, pertumbuhan internet melaju dengan
sangat cepat dan mulai merambah ke dalam berbagai segi kehidupan manusia dan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Pada tahun 1995,
perusahaan umum mulai diperkenalkan menjadi provider dengan membeli jaringan di
backbone. Langkah ini mulai pengembangan teknologi informasi, khususnya
internet, dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang
lebih canggih.
Dan pada tahun ini di masa depan, manusia pun masih
mengembangkan teknologi informasi, dan juga mengembangkan dan menciptakan
alat-alat baru ataupun lama yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari
segala penjuru dunia. Sekarang juga banyak manusia yang menggunakan internet
untuk mencari informasi-informasi yang belum di ketahui oleh manusia, dan
internet juga di buat untuk perantara bisnis ataupun proyek. Perkembangan
teknologi informasi tahun ke tahun akan selalu berkembang terus menerus untuk
menuju dunia yang lebih baik dan lebih modern.
Makna dari transformasi digital adalah perubahan
yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam semua aspek kehidupan
yang ada pada masyarakat dikutip dari (Wikipedia). Penggunaan teknologi digital
yang sangat masif akhir-akhir ini mengharuskan kita memiliki kompetensi pada
bidang digital sehingga kita mampu dalam penggunaan digital dan dari proses
tersebutlah transformasi digital dapat dilakukan dengan pondasi utama tetap
berada pada kualitas sumber daya manusianya. Konversi dari informasi analog ke
ke dalam bentuk digital atau dapat dimaknai digitasi yang merupakan proses awal
di mana proses digitalisasi akan didukung oleh teknologi lainnya seperti IoT,
Big Data, Blockchain, Cryptocurrencies, 3D Printing, Robotic, Drone, Virtual
Reality (VR) , Augmented Reality (AR) dan Artificial Intelligence.
Menurut Link Net dan Google Cloud tantangan terbesar
dalam transformasi digital adalah berani atau tidak seseorang melangkah untuk
beralih ke ekosistem digital, karena kata kunci sukses transformasi digital
terdapat pada mindset atau pola pikir. Selain itu juga diperlukan suplemen
dalam mengubah dari sistem yang bersifat tradisional menjadi digital. Proses
beradaptasi ke dalam lingkungan digital menjadi hal sangat penting untuk
diimplementasikan.
Transformasi Digital memiliki peluang yang sangat
luar biasa dalam menunjang pertumbuhan ekonomi, dikutip dari finance.detik.com,
nilai transaksi ekonomi digital akan tumbuh menjadi Rp 4.531 T pada 2030 dengan
dominasi dari sektor e-commerce. Saat ini ekonomi digital di Indonesia telah
menghasilkan sebanyak 4% dari total GDP atau sekitar Rp 632 triliun. sektor
e-commerce menjadi ujung tombak perekonomian digital dengan kontribusi mencapai
34% atau nilainya mencapai RP 1.900 triliun di tahun 2030. Kerja sama bisnis to
bisnis di bidang teknologi juga akan berpotensi menghasilkan Rp 763 triliun
atau mencapai 13% dari total ekonomi digital.
Pengembangan ekosistem talenta digital di Indonesia
harus cepat diberikan agar sumber daya manusia, khususnya generasi muda siap
menghadapi berbagai skill-skill baru dibidang digital. Transformasi digital
menuntut cara pandang dan penyikapan baru dalam mengarunginya dan transformasi
digital telah mengubah berbagai kebiasaan di setiap lini kehidupan. Era ini membutuhkan
terobosan baru di bidang sumber daya manusia dengan mengembangkan
talenta-talenta digital. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu kolaborasi antara
diri sendiri, masyarakat, pemerintah, swasta, industri dan semua pemangku
kepentingan.
Kemajuan teknologi juga mendorong dan berakibat
banyak hilangnya pekerjaan, namun tidak kita pungkiri juga saat ini telah
muncul pekerjaan-pekerjaan baru, meski tidak seimbang, namun efisiensi lebih
terasa. Disaat keterbukaan informasi dan data saat ini, menuntut semua orang
memiliki skill, dan menggunakan teknologi informasi, e commerce yang meningkat
begitu signifikan, sehingga semua elemen perlu kesadaran mengedukasi generasi
muda, diiringi penguasaan skill baik formal maupun nonformal.
Dikutip dari Kementerian Kominfo, roadmap
transformasi digital Indonesia dimulai dari tahun 2020 dengan membangun
fondasi, dilanjutkan pada tahun 2025 dengan mengoptimalkan pelayanan, 2030
merupakan ekspansi di seluruh wilayah Indonesia, meningkatkan teknologi di tahun
2035, menjadi digital leader di tahun 2040 dan menuju Indonesia Maju di tahun
2045. Dalam proses pencapaian milestone tersebut juga perlu dilakukan evaluasi
secara berkala, dan perkembangan yang sudah dicapai dapat diketahui.
Kunci sukses dalam transformasi digital salah
satunya adalah komitmen dari semua stakeholder. Sebagai contoh dalam sebuah
perusahaan diperlukan komitmen dari pimpinan perusahaan direktur, manajer dan
senior leadership mempunyai andil besar dalam kesuksesan transformasi digital.
Kita adalah bangsa yang besar yang sudah teruji memiliki keberanian dalam
melangkah. Dengan kompetisi global yang semakin agresif, kalau kita tidak
melakukan transformasi digital dengan cepat, maka orang lain dan negara lain
yang akan melakukannya. Transformasi itu bukan pilihan, tapi kapan kita akan
melangkah ke fase berikutnya dan mengambil kesempatan dengan sebaik-baiknya.