Hidup bersama dan sederhana itu indah |
Katemak bahan dasarnya ialah biji jagung yang direbus bersama-sama dengan kacang-kacangan, daun dan buah pepaya, atau daun dan buah labu dan aneka sayur hijau lainnya. Biasanya dihidangkan dengan sambal lu’at. Kadang-kadang ditemani ikan teri atau ikan asin.
Makan adalah saat di mana kita menerima berkat dari
Tuhan. Berkat itulah yang menghidupi kita. Dengan makan bersama keluarga, kita
diingatkan akan adanya sebuah pemeliharaan yang senantiasa ada dari Sang
Pencipta di tengah-tengah keluarga kita. Jadi makan bersama keluarga itu bukan
hanya sebuah sarana menjalin komunikasi horisontal, tetapi lebih dari itu, kita
diingatkan akan komunikasi vertikal antara manusia dengan Sang Pencipta.
Saya adalah seorang Penimba Inspirasi Jalan Setapak.
Makan bersama merupakan bagian yang banyak dijumpai di dalam Kitab Suci orang
nasrani Katolik. Sebut saja perjamuan Paskah bangsa Israel yang merupakan makan
bersama keluarga sebagai wujud keprihatinan sekaligus rasa syukur mereka
sebelum meninggalkan tanah Mesir.
Batomak atau jagung katemak, jagung rebus disajikan di meja hidangan |
Dalam kehidupan Gereja, tradisi itu diteruskan
dengan Perjamuan Kudus, makan roti dan minum anggur bersama-sama sebagai bagian
dari keluarga Tuhan. Yesus sendiripun berulangkali memecah-mecah roti dan
membagi-bagikannya untuk orang banyak yang berkumpul dan dimakan bersama-sama.
Meskipun hanya roti, tetapi kebersamaan inilah yang mendatangkan kenikmatan.
Dulu masih di tanah perantauan, Saya seringkali
diundang berbuka bersama di bulan Ramadhan dan halal bihalal saudara-saudara
yang beragama Islam. Di sana pun saya jumpai makan bersama-sama. Meskipun tidak
ikut menjalankan puasa tetapi saya merasakan suasana kekeluargaan yang sangat
akrab dan hangat tatkala mengikuti berbuka bersama. Meskipun hidangan berbuka
bisa dikatakan sederhana, tetapi kami menyantapnya dengan penuh kenikmatan
berbalut suasana kekeluargaan.
Alangkah indahnya apabila makan bersama ini menjadi
sebuah tradisi keluarga kita. Banyak sekali nilai-nilai moral yang terkandung
dari makan bersama keluarga. Bukan masalah apa yang kita makan, tetapi yang
lebih penting dari itu adalah bagaimana kita membangun ikatan mesra dengan
anggota keluarga kita dan mengecap betapa luar biasanya pemeliharaan Tuhan Sang
Pencipta Semesta. Dengan makan bersama kita akan merasakan kehadiran surga yang
sederhana. Apa yang ada ya itulah yang harus disyukuri. Dengan makan bersama
pulalah konflik bisa terselesaikan. Hubungan yang retak bisa terpulihkan.
Ketika kita mengambil nasi atau jagung rebus dari tempat yang sama, tak ada
lagi beda antara kita. Kita akan mengecap rasa yang sama, kita akan menikmati
berkat yang sama.
Sudahkah surga yang sederhana itu hadir di rumah
kita? Sudahkah surga yang sederhana itu hadir di tegah masyarakat kita?