Ilustrasi gelombang tinggi. (Foto: Antara) |
Terdapat siklon tropis Rai 975 hPa di Samudra
Pasifik timur Filipina yang berdampak tidak langsung terhadap ketinggian
gelombang di Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan
Talaud, dan perairan utara Kepulauan Halmahera.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan
bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot,
sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari
tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Kecepatan angin
tertinggi terpantau di perairan Pulau Simeulue-Kepulauan Nias, perairan
Kepulauan Anambas dan perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang
setinggi 1,25 - 2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti
Selat Malaka bagian tengah, peraran utara Sabang, perairan timur Pulau
Simeulue, perairan barat Kepualuan Mentawai, perairan Bengkulu, Teluk Lampung
bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan
selatan Pulau Sumba-Pulau Sawu, Laut Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte, Samudra
Hindia selatan NTT, perairan Kepulauan Natuna, Laut Natuna, perairan timur
Bintan, Laut Sulawesi bagian tengah, perairan utara Sulawesi, perairan
Bitung-Sitaro, Laut Maluku bagian selatan, perairan selatan Sulawesi Utara,
perairan utara Banggai, perairan barat dan timur Kepulauan Halmahera, perairan
utara Sorong, perairan Jayapura-Sarmi.
Sedangkan gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50-4
meter berpeluang terjadi di perairan barat Aceh-Kepulauan Nias, perairan Pulau
Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda
bagian barat dan selatan, perairan selatan Pulau Jawa-Pulaua Sumbawa, Selat
Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa-NTB, Laut Natuna
utara, perairan utara Kepulauan Anambas, Laut Sulawesi bagian timur, perairan
Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara
Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Manokwari-Biak, Samudra
Pasifik utara Halmahera-apua.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah
tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu
mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang
beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin
lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang
(kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Selanjutnya untuk kapal feri (kecepatan angin lebih
dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), dan kapal ukuran besar
seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi
gelombang di atas 4 m).
"Dan mohon kepada masyarakat yang tinggal dan
beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi
agar tetap selalu waspada," demikian peringatan dan imbauan BMKG untuk
wilayah pesisir di Indonesia.
Sumber: BeritaSatu.com