Kenapa Perayaan Tahun Baru Identik dengan Kembang Api? Ini Sejarahnya

Kenapa Perayaan Tahun Baru Identik dengan Kembang Api? Ini Sejarahnya




Setapak rai numbeiJelang Tahun Baru 2022, berbagai perayaan mungkin sudah direncanakan sebagian orang. Mulai dari berkumpul bersama sahabat atau keluarga hingga meluncurkan kembang api. Tapi kenapa ya perayaan tahun baru identik dengan kembang api?

Baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain, pesta kembang api menjadi hal yang identik saat malam pergantian tahun. Bahkan kembang api biasanya sudah muncul saat matahari baru terbenam.



Pesta Kembang Api Sudah Ada Sejak Dahulu


Menurut Live Science, tradisi menyambut tahun baru dengan keramaian dan pesta kembang api sudah ada sejak zaman dahulu kala.



Hal itu dikatakan oleh Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York, dan penulis "The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays" (Oxford University Press, 2004). Sejumlah ritual, salah satunya yang kini menjelma jadi pesta kembang api saat malam tahun baru, memiliki akar sejarah panjang dan kemiripan di seluruh dunia.



"Ini merupakan sebuah periode transisi. Saat saya melihat ke luar jendela, yang saya lihat adalah salju. Yang terburuk adalah ini baru sekadar awalan karena memang musim dingin. Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi, ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya," ucapnya seperti dikutip LiveScience.



Untuk Mengusir Roh Jahat


Dalam konteks perayaan malam tahun baru di zaman dahulu kala orang-orang di seluruh dunia terbiasa menabuh drum hingga menyulut kembang api.



Bahkan banyak orang memukul-mukul sudut ruangan kamar mereka demi menakut-nakuti makhluk menakutkan yang dianggap bergentayangan di malam hari.



"Apapun (bentuk perayaannya) untuk bikin roh jahatnya takut," ujar Aveni.



Adapun kembang api sendiri pertama kali ditemukan oleh bangsa China pada kisaran abad ke-7 kalender Masehi.



Salah satu tujuan penggunaan kembang api saat itu adalah demi mengusir roh jahat. Untuk itu, pada Tahun Baru China, bahkan jauh di masa lalu, dikatakan sudah bisa menjadi sebuah cerminan mengenai ingar-bingar yang identik pada sebuah perayaan tahun baru.



Sementara itu, menurut Aveni, tradisi pesta kembang api di dunia barat memiliki kecenderungan untuk berevolusi secara independen. Artinya bukan lagi berarti untuk mengusir roh jahat tapi untuk hal lain bagi mereka.



Membuat Resolusi Sudah Ada Sejak Mesopotamia Kuno


Tak hanya pesta kembang api, perayaan tahun baru juga selalu diiringi dengan resolusi yang dibikin setiap orang. Berjanji untuk melakukan yang lebih baik di tahun depan dengan membuat resolusi tahun baru ternyata sudah ada sejak zaman Mesopotamia kuno.



Di Babilonia Kuno, warga membuat resolusi lisan pada bulan Maret (waktu tahun baru zaman dahulu), selama Festival Tahun Baru 12 hari mereka.



Resolusi tersebut tidak diambil hanya untuk perbaikan diri tapi mereka harus membuat sumpah kepada raja yang duduk (atau baru), dan dianggap penting untuk menjaga kerajaan agar tetap disukai para dewa.




Selain itu, bangsa Romawi juga memiliki tradisi bersumpah setia kepada kaisar pada bulan Maret (waktu tahun baru dahulu), ketika tahun baru mereka dimulai.



Meskipun tradisi Romawi ini tidak secara langsung diterjemahkan ke dalam resolusi tahun baru, tapi pada tahun 1740-an, gereja Metodis memiliki praktik mengadakan kebaktian pembaruan pada 31 Desember.



Kebaktian tersebut menawarkan kesempatan kepada orang-orang untuk melihat kembali tahun yang telah berlalu dan memperbarui mereka untuk berkomitmen kepada Tuhan.





Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama