Tanda 2022 yang akan menyala di atas sebuah gedung pada Malam Tahun Baru ditampilkan di Times Square, New York, Senin, 20 Desember 2021. (AP Photo/Seth Wenig, File) |
Resolusi Tahun Baru bisa disiapkan sebagai salah satu cara untuk lebih bersemangat dalam menyambut Tahun Baru. Saat ini tinggal sebentar lagi menuju Tahun Baru 2022.
Perayaan Tahun Baru identik dengan pesta dan kembang api di berbagai daerah. Di
momen ini, banyak orang berharap resolusi tahun barunya dapat berjalan lancar.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai apa itu resolusi Tahun Baru, simak
informasi yang sudah kami rangkum berikut ini.
Resolusi Tahun Baru untuk Menyambut 2022, Ini Sejarahnya - ilustrasi (Foto: detikcom/Dikhy Sasra) |
Apa Itu Resolusi Tahun Baru?
Resolusi tahun baru merupakan harapan yang disusun agar segalanya di tahun
selanjutnya dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Dilansir dari situs
Dictionary Cambridge, resolusi Tahun Baru adalah janji yang dibuat pada diri
sendiri untuk mulai melakukan sesuatu yang baik atau berhenti melakukan sesuatu
yang buruk mulai dari hari pertama di Tahun Baru ini.
Adapun contoh resolusi Tahun Baru adalah sebagai berikut:
a.
Lebih banyak
makan makanan bergizi
b.
Berhenti merokok
c.
Sering
berolahraga
d.
Membaca lebih
banyak buku
e.
Menabung lebih
banyak
Sejarah
Resolusi Tahun Baru: Berawal dari Bangsa Babilonia
Dilansir dari situs History,
sejarah resolusi Tahun Baru berawal sekitar 4.000 tahun yang lalu. Orang
Babilonia kuno tercatat sebagai orang pertama yang membuat resolusi Tahun Baru.
Mereka juga yang pertama mengadakan festival keagamaan untuk merayakan tahun
baru, walaupun saat itu tahun baru dirayakan di pertengahan bulan Maret, bukan
di bulan Januari. Festival keagamaan tersebut dikenal sebagai
"Akitu".
Dalam festival tersebut, orang Babilonia membuat janji kepada para dewa untuk
membayar hutang mereka dan mengembalikan barang-barang yang mereka pinjam. Jika
orang Babilonia menepati janji mereka maka dewa-dewa mereka akan memberikan
kebaikan kepada mereka untuk tahun yang akan datang.
Namun, jika tidak, mereka akan tidak disukai oleh para dewa. Janji-janji ini
dapat dianggap sebagai cikal bakal resolusi Tahun Baru.
Sejarah
Resolusi Tahun Baru di Roma
Praktik serupa juga terjadi di Roma Kuno. Dilansir dari situs History, Kaisar
Roma, Julius Caesar yang pertama kali menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun
baru sekitar abad 46 sebelum masehi.
Bulan Januari memiliki arti khusus bagi orang Romawi. Bulan Januari dinamakan
dari nama Dewa Romawi, Dewa Janus. Orang Romawi percaya bahwa Dewa Janus bisa
melihat ke belakang atau ke tahun sebelumnya dan ke masa depan.
Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan mempersembahkan korban kepada dewa.
Selain itu, mereka juga membuat janji untuk berperilaku baik untuk tahun yang
akan datang. Janji tersebut juga bisa dianggap sebagai resolusi Tahun Baru.
Sejarah
Resolusi Tahun Baru bagi Umat Kristiani
Melansir dari situs History, dahulu, bagi orang Kristen, hari pertama tahun
baru menjadi kesempatan untuk memikirkan kesalahan masa lalu dan memutuskan
untuk menjadi lebih baik di tahun depan. Pada tahun 1740, pendeta Inggris John
Wesley, menciptakan Layanan Pembaruan Perjanjian, yang diadakan pada malam
Tahun Baru.
Namun, saat ini praktik tersebut lebih populer dilakukan di sejumlah gereja
yang didominasi jemaat Afrika-Amerika. Mereka biasa melakukan kebaktian malam
yang diadakan pada Malam Tahun Baru untuk berdoa dan membuat resolusi untuk
tahun yang akan datang.
Di masa modern ini, terlepas dari akar tradisi agama, resolusi Tahun Baru hari
ini sebagian besar merupakan praktik sekuler. Alih-alih membuat janji kepada
Tuhan atau para dewa, kebanyakan orang membuat resolusi hanya untuk diri mereka
sendiri dan berfokus dalam perbaikan diri.