Merayakan Natal dalam Kesederhanaan

Merayakan Natal dalam Kesederhanaan



Setapak rai numbei  Kata Natal telah dikosongkan dari makna sebenarnya, diracuni, lalu dibudayakan pada kita, dengan minus kekuatan kebenarannya. Beberapa orang memilih menggunakan terminologi yang lebib umum untuk Natal, seperti "Happy Holiday","Merry Christmas" atau bahkan "Selamat Musim Dingin". Tapi, menurut saya, tidak ada yang paling buruk dibanding seseorang yang mengucapkan, "Selamat Natal"  tanpa tahu apapun tentang makna  Natal yang sejatinya.

Saya pikir kita harus meninggalkan perayaan Natal yang penuh dengan sensasi dan aktivitas tak berujung ini, yang hanya membawa kita pada pemborosan, kelelahan yang intinya hanya menyenangkan atau memuaskan diri, sementara Kristus dijadikan sebagai pelengkap. Sebagian besar orang memaksakan diri untuk memboroskan uang mereka demi sesuatu yang tidak ada relevan dengan makna natal, yang pada akhirnya menyusahkan diri sendiri. Kita harus meninggalkan Natal yang seperti itu, dan mulai merayakan kelahiran Yesus Kristus dengan cara yang benar. Saya masih percaya pada Natal, tapi bukan Natal yang identik dengan pesta pora dan pemborosan. Saya percaya pada pesan Natal sebenamya yang merupakan kelahiran Tuhan kita, Yesus Kristus; Membawa damai, kekudusan dan kebenaran dalam kesederhanaan dan kerendahan hati.


lnilah berita Natal yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya: "Allah beserta kita.?" Yesaya 7:14 mengatakan, "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel."

Kemudian Allah menggerakkan para majus datang mencari Yesus Kristus di Bethlehem adalah untuk mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita merayakan dan menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus.


Dan inilah teladan itu:


1. Para majus rela berjuang berjalan jauh untuk mencari Yesus
2. Para majus melupakan bahwa bangsa Israel adalah musuh mereka.
3. Para majus masuk ke dalam rumah tempat di mana bayi Knistus terbaring.
4. Para majus untuk sujud menyembah Yesus
5. Para majus membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur,


Jadi, pesan Natal yang sesungguhnya bukanlah, "Mari kita berbelanja atau mari kita berpesta" melainkan:


1. Mari kita berjuang untuk mencari Yesus
2. Mari kita berdamai dengan sesama karena Allah perdamaikan diri-Nya dengan manusia melalui Kristus
3. Mari kita masuk lebih dalam agar bisa mengenal Kristus, melalui. KTB
4. Mari kita menyembah.
5. Mari kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah serta membawa  Jiwa-jiwa baru sebagai hadiah bagi Kristus yang "berulang tahun".

 

Itulah yang dilakukan oleh para majus dan itu juga yang harus kita lakukan dalam merayakan Natal. Jadi merayakan Natal bukanlah soal baju baru, sepatu baru, tas baru, mobil baru, bukan pula soal menyenangkan diri dengan pesta pora dan kemabukan, melainkan senangkan. Tuhan, sembah Tuhan, saling mengasihi dan berdamai dengan Allah dan sesama. Amin.

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama