Tanggal kelahiran Yesus yang sesungguhnya tidak
dapat diketahui dengan pasti. Sensus yang diperintahkan oleh Kaisar Agustus dan
disebut dalam Lukas 2:1-2 tidak dapat dipastikan tanggalnya. Sekitar akhir abad
kedua berbagai kelompok orang-orang Kristiani memiliki gagasan yang berbeda
mengenai tanggal kelahiran Kristus. Pada tahun 243, De Pascha Computus
mengklaim bahwa Kristus dilahirkan pada 28 Maret.
Ada dua teori yang menjelaskan mengapa kita
merayakan kelahiran Kristus pada 25 Desember. Teori yang lebih umum dikaitkan
dengan kenyataan bahwa, mengikuti penanggalan Yulianus, orang-orang Romawi kuno
memandang puncak musim dingin jatuh pada 25 Desember; pada hari ini matahari
berada pada titik yang paling jauh dari katulistiwa. Pada hari itu, orang-orang
Romawi merayakan kelahiran dewa matahari – mula-mula disebut Mithras dan
kemudian disebut Sol Invictus (matahari yang tak terkalahkan) – yang pada 274
masehi, Kaisar Aurelius ditempatkan pada baris paling atas dalam daftar dewa
dewi Romawi. Pada waktu yang sama Bapa Gereja, baik di Timur maupun di Barat,
membandingkan Kristus dengan matahari. Mereka melihat matahari terbit sebagai
suatu simbol dari kebangkitan, Surya Keadilan” (bdk. Mal 3:20: Luk 1:78).
Karena alasan ini, sungguh masuk akal bahwa orang-orang Kristiani awal sebagai
suatu cara menolak agama kafir dan menekankan bahwa Kristus adalah Sang Surya
Sejati, mulai merayakan kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember.
Teori kedua menyiratkan bahwa tanggal perayaan Natal
ditentukan dalam kaitan tanggal penyaliban Kristus yang menurut sejumlah teks
awal diperkirakan jatuh pada tanggal 25 Maret. Ada keyakinan di kalangan bangsa
Ibrani bahwa para bapa bangsa mereka memliliki jumlah tahun hidup yang sempurna
dan selaras dengan kesempurnaan Allah, mereka meninggal tepat pada hari
kelahiran-Nya, atau dalam kasusnya pada hari Ia mulai dikandung. Misalnya,
Sixtus Yulius Africanus, yang menulis tidak lama sebelum tahun 221 Masehi,
berpendapat bahwa Kristus mulai dikandung dan meninggal pada tanggal 25 Maret.
Kalau Kristus mulai dikandung pada 25 Maret, yang sekarang kita rayakan sebagai
Hari Raya Kabar Sukacita, maka Kristus harus dilahirkan pada tanggal 25
Desember. Tetapi teori ini tampaknya tidak memiliki dasar yang kokoh.
Bagaimapun, ada bukti yang kuat bahwa kelahiran
Kristus atau Natal, sudah dirayakan pada pertengahan kedua abad keempat dalam
tulisan-tulisan Optatus dari Mileve, Santo Ambrosius, Santo Basilius, Santo
Gregorius dari Nazianze, dan Santo Yohanes Krisostomus. Sebagaimana diketahui
dengan baik, Karel Agung dimahkotai sebagai Kaisar untuk Kekaisaran Kristiani
Barat pada hari Natal tanggal 25 Desember tahun 800 Masehi.
Jadi ada sejarah yang panjang mengenai Natal yang
dirayakan pada tanggal 25 Desember, tetapi alasan-alasan untuk itu masih
terselubung dalam misteri.