Senyapnya Omelan Ibu (Curahan Hati Si Putri)

Senyapnya Omelan Ibu (Curahan Hati Si Putri)



Setapak rai numbeiOmelan setiap ibu akan selalu terdengar merdu dan menggema di seluruh rumah, hingga tidak jarang sang anak diam-diam memaki karena bosan mendengar hal tersebut. Kata yang selalu diulang dengan nada yang sama juga, bahkan itu berjalan bertahun-tahun. Kesal. Sangat kesal. Kemudian, sang anak mengharapkan bahwa suatu saat rumah dalam keadaan sepi tanpa suara ibunya. Tanpa sadar, Tuhan ikut mengabulkan doa anak tersebut.

Keesokannya, suara omelan itu benar menjadi senyap. Namun, ternyata ibunya juga ikut dihilangkan. Sang anak kemudian bingung, padahal ia meminta suara itu yang berhenti, bukan dihapuskannya wujud perempuan berambut hitam pekat itu. Ia menangis. Kakinya terus bergerak gelisah mencari ibunya di setiap sudut rumah, memanggil dengan suara yang lengking berharap perempuan itu segera muncul di hadapannya. Kosong. Ia hanya menemukan kekosongan, tidak ada seorangpun di dalam rumah. Kemudian, ia berpikir jika mungkin saja ibunya sedang berada di rumah tetangga, dengan setengah berlari ia menghampiri salah satu rumah dengan cat warna hijau itu. Ternyata di sana juga tidak ada ibunya, melainkan hanya ada tetangga yang sedang sibuk memasukkan beras di dalam baskom dengan ditutupi sebuah kain hitam sambil menatapnya terkejut.


Sang anak kembali ke rumah dengan kebingungan, ia mulai berbicara sendiri sambil terus meratapi apa yang sedang terjadi hari ini. Dibawa siapa ibunya saat ini? Apakah ia akan kembali lagi atau memang pergi untuk selamanya? Dengan lunglai, ia bersandar di dinding sambil menekuk kedua lututnya—berteriak lalu menangis sejadi-jadinya. Di tengah tangisnya, ia akhirnya berpikir bahwa omelan yang selama ini ibunya lontarkan setiap hari merupakan bentuk kasih sayang dan hanya ingin didengarkan keluh kesahnya.


Setiap pagi, sebelum matahari menampakkan dirinya, ibu telah bangun untuk membersihkan dan mempersiapkan semuanya, menanggung lelah yang tanpa orang lain tahu bahkan sekalipun putra dan putrinya. Beliau hanya ingin semuanya merasa bahagia, tanpa memikirkan bahwa dirinya juga butuh bahagia itu. Tidak jarang, beliau menahan rasa lapar demi melihat anaknya kenyang, jika ditanya maka akan dijawab bahwa beliau telah makan, padahal belum ada sesuap nasi yang masuk ke dalam mulutnya.


Ibu juga selalu menawarkan bahu agar anaknya bisa bersandar dan menceritakan harinya, tetapi beliau juga diam-diam memendam apa yang ia rasakan karena takut menambah beban orang di sekitarnya. Ia juga selalu membela sang anak di depan orang lain lalu diam-diam memarahi mereka di rumah, dirinya hanya tidak ingin mempermalukan anaknya walaupun tahu apa yang dilakukan itu memang salah.


Setelah semua hal yang dirinya lakukan bertahun-tahun tidak pernah sekalipun ia mengatakan bahwa ia ingin berhenti karena lelah melakukan semua hal yang sama berulang kali dengan jangka waktu yang cukup lama. Pernah sekali beliau mengharapkan terima kasih dan pelukan hangat dari keluarga termasuk anaknya, namun jarang sekali ia terima karena terhalang oleh gengsi dan rasa malu. Ibu memang merupakan pahlawan kehidupan terutama bagi keluarga, namun beliau terkadang lupa menjadi pahlawan bagi hidupnya sendiri.


Akhir cerita, anak itu tertidur sambil menangisi ibunya yang entah hilang kemana secara tiba-tiba. Kemudian, seseorang membangunkannya dan memeluk tubuhnya erat mencoba memberitahu bahwa anak itu telah bermimpi hingga menitikkan air mata. Ternyata orang tersebut adalah Ibunya, beliau masih hidup. Dengan segera ia bangun dan meminta maaf, berjanji tidak akan memandang sepele apa yang telah ibunya lakukan atas hidupnya. Ini juga alasan Allah yang Maha Kuasa menyebutkan ibu tiga kali dalam sebuah kedudukan karena memang beliau sangatlah mulia.





 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama