Ilustrasi |
Apakah sia sia?
Setiap sesuatu yang bergerak pasti akan mencuri
perhatian, setiap yang mencuri perhatian pasti akan mendapat komentar atau
pendapat dari yang melihatnya. Manusia demikian, ia makhluk yang bergerak,
sudah pasti ia akan mencuri perhatian manusia lainya. jika sudah mencuri
perhatian, maka siap-siaplah akan terkomentari oleh orang lain. ini wajar dan
pasti terjadi.
Komentar dan pendapat dari orang lain ada yang baik
ada yang buruk. Yang baik kita ambil, yang buruk kita saring. Namun banyak dari
kita (sebagai manusia) tidak siap dengan komentar dari orang lain. komentar
baik membuat terlena, komentar buruk membuat terpuruk. Padahal ya komentar dari
orang lain pasti terjadi.
Khusus untuk komentar buruk ini, banyak pula manusia
yang sangat-sangat tidak siap menghadapinya, seperti sudah dituliskan diawal
tulisan ini, rata-rata orang ketika mendapat komentar buruk dari orang lain
(seperti dihina, dicela, dicerca, dibully, dst) mereka down, sedih, kesal,
marah, dan lainnya. Ini merupakan respon yang tidak baik.
Hinaan dan celaan, merupakan hal yang negatif,
betul? Nah hal yang negatif jika kita respon dengan sesuatu yang negatif,
semisal marah, sedih, kesal, down, dan lainnya, apa yang terjadi? Kita cek
filosofi di pelajaran matematika, negatif ditambah negatif maka akan
menghasilkan negatif yang lebih banyak, betul? Maka jika itu terjadi pada diri
kita, mendapat sesuatu negatif dari orang lain, kemudian kita respon dengan
negatif pula, makin hancurlah diri kita. Negatif tambah negatif, Negatifnya
makin banyak. Semisal contoh, diri kita dihina orang (kita mendapat hal
negatif), kemudian kita respon dengan marah-marah (hal negatif), maka siap-siaplah
kita mendapat negatif yang lebih banyak, karena marah-marah berpotensi
menyebabkan beberapa penyakit seperti stroke, serangan jantung, masalah
pernafasan dll. Belum lagi masalah dosa yang didapat karena marah. Waduh, sudah
dihina, dapat dosa plus penyakit, sudah jatuh ketiban tangga. Rugi toh
Lalu bagaimana
respon yang baik menghadapi celaan dan hinaan orang lain?
Kita kembali ke pelajaran matematika. Negatif akan
menjadi netral, jika ditambahkan dengan positif berjumlah yang sama dengan
negatif tersebut, betul? Nah, jika diri kita mendapat hinaan, dan celaan yang
merupakan sesuatu negatif, maka tindakan yang tepat yang harus kita lakukan
adalah merespon dengan POSITIF. Maka hinaan itu akan ternetralkan, alias TIDAK
berefek atau berpengaruh terhadap diri kita.
Apa saja respon
positif jika menghadapi hinaan?
Tentu saja yang termasuk respon positif adalah
segala respon yang berkebalikan dari respon negatif. Semisal tersenyum, senang,
bahagia, enjoy, dan sejenisnya. Loh kok dihina malah tersenyum? Dicela malah
senang? Di bully malah bahagia? Begini penjelasannya
Salah satu penyebab seseorang menghina orang lain
adalah karena seseorang itu iri dengan orang lain. iri dengan apa yang dipunya
dan dimiliki oleh orang lain tersebut. tentu saja apa yang dimilki dan dipunyai
oleh orang lain tersebut tidak dimiliki oleh orang yang menghina. Entah masalah
jabatan, harta, atau bahkan kebahagiaan. Dari sinilah kita pahami bahwa
kehidupan orang yang dihina lebih dari apa yang dipunya oleh si penghina.
Kehidupan yang dihina lebih baik atau “diatas” dari si penghina.
Kalaulah seperti ini harusnya kita senang dong kalau
dihina, senang kenapa? Senang karena ternyata kehidupan kita berada
diatas kehidupan orang lain. kita harus bersyukur. Justru kalau tidak ada yang
menghina, kita harus sedih. Sedih karena bisa jadi itu pertanda hidup kita
masih dibawah orang lain, tidak ada istimewa – istimewanya hidup kita. jadi
kalau dihina orang, ya harus senang. Heheh
Orang yang dihina, dibully, dicela dan lain-lain,
termasuk orang yang terdzolimi, bukankah doa orang yang terdzolimi doanya mujarab?
Lihatlah sisi lain dari penghinaan itu. kita punya kesempatan doa yang mujarab.
Manfaatkan kesempatan ini. kita pun harus senang dan bersyukur bila kita
mempunyai kesempatan doa yang mustajab, kapan lagi kan doa kita berkesempatan
langsung dikabulkan. Jadi kalau ada yang menghina, ya harus bersyukur.
manfaatkanlah.
Orang yang menghina atau membenci diri kita, pasti
akan mencari – cari kesalahan diri kita, memikirkan dan membicarakan kita.
kalau seperti ini harusnya kita berterimakasih kepada orang yang mencela kita,
karena ia sudah repot – repot meluangkan waktunya untuk mencari – cari
kesalahan, dan kelemahan kita. sudah repot – repot memikirkan dan membicarakan
kita. maka benar adanya, jika ada ungkapan bahwa si pencela merupakan pacar
semu untuk yang dicela.
Dan terakhir ketahuilah bahwa penghinaan adalah
jalur kesuksesan atau bahasa kerennya “DNA” kesuksesan. Banyak sekali orang –
orang yang sukses, dalam sejarahnya ia pernah dihina, dicela dan di bully.
Sebagai contoh ada Jamil Azzaini (trainer), Jack Ma (orang terkaya di cina), Thomas
Alfa Edison (ilmuwan), dan lain-lain. mereka pernah dihina oleh orang lain,
namun mereka menolak untuk membuktikan kalau mereka layak untuk dihina. Hinaan
itu dijadikan motivasi, jadilah mereka sukses. Jika kamu dihina orang, ya siapa
tahu kamu sedang berada dijalur kesuksesan, tinggal bagaimana kamu merespon
hinaan tersebut. jadikanlah hinaan itu sebagai motivasi, dan buktikan
kepada yang menghina bahwa mereka salah telah merendahkan diri kita.
Jadi dihina,dicela, atau di bully tidak baik jika di
respon dengan marah – marah, emosi, atau malah membalas hinaan tersebut. Tidak
baik, merugikan diri sendiri. Ada cara yang lebih baik menghadapi hinaan atau
celaan, yaitu tersenyum, bahagia, dan senang. Jadi kalau ada yang menghina :
- Balaslah dengan senyum
- Balas lah dengan berdoa, doakan pula orang yang
menghina
- Balaslah dengan berbahagia
Tentu saja cara ini lebih elegant, apalagi jika kita
balas hinaan dengan perbuatan baik kepada si penghina. Alangkah indanya dunia
ini. tentu Berbeda cerita jika orang lain itu memfitnah atau memukul diri kita,
itu tidak bisa hanya disenyumin saja, bahaya heheh, lain pembahasan.
Dan Ketahuilah lah bahwa tidak ada satupun manusia
didunia ini yang bisa terhindar dari hinaan atau celaan orang lain. Yesus dalam
kehidupan nyatanya sebagai manusia masih saja di hina apa lagi kita sebagai
manusia yang tidak sempurna, juga tidak luput dari hinaan orang lain, apalagi cuma
kita,. Jadi tidak perlu sedih, tidak perlu marah, kita hanya perlu
mengubah respon terhadap itu semua, agar hinaan dan celaan tidak melemahkan
diri kita sendiri. Sepakat?
Ilusi Pagi Catatan buat Si Tukang Fitnah
Sabtu, 15 Januari 2022