Paus Fransiskus memberikan khotbah umum di Aula Paulus VI, Vatikan (foto: dok). |
Dalam khotbahnya mengenai peran orang tua dalam
sebuah audiensi umum di Vatikan, Fransiskus menyesalkan ketika hewan peliharaan
“terkadang menggantikan posisi anak” dalam masyarakat.
“Hari ini… kita melihat suatu bentuk keegoisan,”
ungkapnya. “Kita melihat beberapa orang tidak ingin punya anak.
“Terkadang mereka punya satu anak, dan ya sudah.
Tapi mereka punya anjing-anjing dan kucing-kucing yang menggantikan posisi
anak. Ini mungkin membuat orang tertawa, tetapi ini adalah kenyataan.”
Pemimpin 1,3 miliar umat Katolik dunia itu menyebut
praktik itu sebagai “bentuk penyangkalan terhadap peran sebagai ayah dan ibu,
serta merendahkan kita, menghilangkan kemanusiaan kita.”
Oleh karenanya, “peradaban tumbuh semakin tua tanpa
kemanusiaan, karena kita kehilangan kekayaan peran ayah dan ibu, dan negaralah
yang menanggung akibatnya,” kata Paus di Aula Paulus VI.
Fransiskus sebelumnya pernah difoto membelai anjing,
membiarkan bayi domba disampirkan di bahunya selama Epiphany tahun 2014, dan
bahkan membelai harimau dan bayi macan kumbang.
Meski pendahulunya, Benediktus XVI, adalah pecinta
kucing, Fransiskus diketahui tidak memiliki hewan peliharaan di kediamannya di
Vatikan.
Paus Fransiskus menyapa seekor anjing pemandu di Vatikan (foto: dok).
Organisasi Internasional Italia untuk Perlindungan
Hewan (OIPA) mengatakan, “Aneh untuk berpikir bahwa Paus menganggap cinta dalam
hidup kita terbatas secara kuantitatif” sambil menyebutkan berbagai pengorbanan
para relawan yang menyelamatkan nyawa hewan-hewan.
“Jelas bagi Fransiskus, hidup hewan tidak sepenting
hidup manusia. Tetapi mereka, yang merasa bahwa kehidupan itu sakral, mencintai
kehidupan lintas spesies,” kata Presiden OIPA Massimo Comparotto, dalam sebuah
pernyataan.
Punya Anak Itu
Tidak Mudah
Pada tahun 2014, Fransiskus mengatakan kepada harian
Il Messaggero bahwa lebih memilih punya hewan peliharaan ketimbang mempunyai
anak merupakan “fenomena degradasi budaya lainnya”, dan bahwa hubungan
emosional dengan hewan peliharaan “lebih sederhana” dari pada hubungan yang
“kompleks” antara orang tua dengan anak.
Pada hari Rabu (5/1), sambil mengajak para pasangan
yang tidak dapat memiliki anak kandung untuk mempertimbangkan proses adopsi, ia
mendesak para calon orang tua “agar tidak takut” memulai peran sebagai orang
tua.
“Memiliki anak selalu berisiko, tetapi ada risiko
lebih besar jika tidak memiliki anak, dalam menyangkal peran sebagai ayah,”
ungkapnya.
Paus asal Argentina itu sebelumnya pernah mencela
fenomena “musim dingin demografis”, istilah untuk menyebut jatuhnya tingkat
kelahiran di negara-negara maju.
Awal tahun ini, ia mengkritisi masyarakat modern, di
mana banyak yang lebih mementingkan karir dan mencari uang daripada keluarga.
Ia menyebut mentalitas itu sebagai “kematian bagi kehidupan
bermasyarakat”. [rd/jm]
***