Ilustrasi Pernikahan Katolik |
Oleh karena itu monogami berarti satu pria dan satu wanita. Lebih lanjut,
dalam gereja Katolik, pernikahan yang monogami itu tak terceraikan artinya
sampai ajal menjemput kedua mempelai.
Namun, mungkin para calon keluarga maupun yang telah
berkeluarga Katolik belum memahami mengapa perkawinan itu tak tercerakan? Bagi
yang telah berkeluarga, ketika badai menghantam bahtera keluarga, godaan untuk
bercerai itu mungkin saja ada.
Betapapun tantangan dalam keluarga masa kini, Gereja
Katolik tetap teguh pada ajarannya. Tahukah kamu bahwa sebenarnya hanya tiga
alasan saja mengapa perkawinan Katolik itu tak terceraikan.
Pertama: Esensi
dari Kasih adalah Saling Memberikan Diri Tanpa Syarat.
Digambarkan dalam Kitab Suci begitu indahnya, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri
saja” (Kej 2:18). Wanita adalah “daging
dari dagingnya” Bdk. Kej 2:23. Itu artinya: ia adalah partner sederajat dan
sangat dekat.
Ia diberikan oleh Allah kepadanya sebagai penolong
Bdk. Kej 2:18.20. Dengan demikian mewakili Allah, pada-Nya kita beroleh
pertolongan. Bdk. Mzm 121:2. “Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej 2:24).
Bahwa ini berarti ‘kesatuan hidup mereka berdua yang
tidak dapat diceraikan, ditegaskan oleh Yesus sendiri, karena Ia mengingatkan
bahwa “sejak awal” adalah rencana
Kedua:
Perkawinan Katolik adalah bentuk Kasih Allah yang Tanpa Syarat Kepada
Ciptan-Nya.
Dalam pewartaan-Nya, Yesus mengajarkan dengan jelas
arti dari persatuan pria dan wanita, seperti yang dikehendaki Pencipta sejak
permulaan. Yesus menegaskan bahwa izin yang diberikan oleh Musa untuk
menceraikan isteri adalah suatu penyesuaian terhadap ketegaran hati; Bdk. Mat
19:8.
Oleh karena itu, kesatuan perkawinan antara pria dan
wanita tidak tercerai sebab Allah sendiri telah mempersatukan mereka; “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak
boleh diceraikan manusia” (Mat 19:6).
Ketiga:
Sakaramen Perkawinan Katolik adalah Wujud Nyata Kasih Kristus kepada Gerejanya,
bahkan sampai mati di Kayu Salib.
Sakramen Perkawinan adalah tanda untuk perjanjian
antara Kristus dan Gereja. Ia memberi rahmat kepada suami isteri, agar saling
mencintai dengan cinta, yang dengannya Kristus mencintai Gereja.
Dengan demikian rahmat Sakramen menyempurnakan cinta
manusiawi suami isteri, meneguhkan kesatuan yang tak terhapuskan dan
menguduskan mereka di jalan menuju hidup abadi. Bdk. Konsili Trente: DS 1799.
Demikianlah tiga alasan mengapa Perkawinan Katolik
tak terceraikan. Diakhir kata, mari kita renungkan kata-kata seorang
filsuf SØREN KIERKEGAARD (1813-1855) demikian, “Kasih disempurnakan
dalam kesetiaan” (Love is perfected
in fidelity). Maka berjuanglah untuk setia sampai mati.
Salam Amores…
Sumber:
-.YouCAT No. 263, Why is marriage indissoluble?
-. Cathechism of Catholic Church, 1605, 1612-1617, 1661
-. Canon Law 1056
-. Divorced &
Remarried & Sacraments? Cardinal Walter Kasper // Cardinal Raymond Burke