Tarian Tebe dipentaskan dalam sebuah acara di wilayah Kabupaten Malaka |
Selain itu, Tari Tebe juga sebagai suatu luapan
kegembiraan atas keberhasilan atau kemenangan. Tari Tebe diperagakan oleh para
pria dan wanita bergandengan tangan sambil bernyanyi bersahut-sahutan
melantunkan syair dan pantun yang berisikan puji-pujian, kritikan atau
permohonan, sambil menghentakan kaki sesuai irama lagunya.
Tari Tebe berakhir ketika semua penarik duduk
bersilang diatas tikar besar untuk bersama-sama mencicipi hidangan ringan
sebagai tanda untuk berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
Tari Tebe yang merupakan salah satu budaya dari NTT
ini biasanya dilakukan pada malam hari waktu adat pesta perkawinan atau acara
lainnya. Menurut catatan sejarah, pada zaman dahulu dilaksanakan para Meo
pulang dari medan perang membawa kepala musuh, kemudian dipancangkan ditengah
lalu mereka mengelilinginya semalam suntuk dan biasanya selama 3 atau 4 hari
lamanya.
Tarian ini pada umumnya dipentaskan pada acara
Gereja, Pernikahan, atau acara kegembiraan lainnya. Juga acara pendinginan
rumah adat (rumah pemali) atau saat injak padi dan lain-lain.Tarian Tebe juga
dilakukan pada acara resmi pemerintah, misalnya acara Peletakan Batu Pertama,
di mana tujuan tarian ini adalah untuk meminta izin tanah untuk membangun bangunan
didaerah tersebut.
Tari ini biasa dilakukan di malam hari, tapi tidak
menutup kemungkinan juga siang hari. Tebe akan dihentikan ketika matahari sudah
mulai tampak di ufuk timur. Pada saat itu, tarian tebe berakhir dan semua
penari akan duduk bersama di tikar besar untuk bersama-sama mencicipi hidangan
sebagai tanda perpisahan.
Tarian Tebe hanya dilakukan jika ada suasana
bahagia. Tarian Tebe tidak akan dilakukan pada acara kematian, peringatan
kematian, dll. karena hal itu tidak sesuai dengan filosofi atau makna tari Tebe
sendiri yaitu sebagai luapan kegembiraan.
Tarian Tebe tidak mengenal golongan dan usia. Setiap
orang yang hadir dan mengikuti tari tebe dianggap sama.
Namun seiring berjalannya waktu, sekarang Tari Tebe
dipentaskan pada acara Gereja atau acara kegembiraan lainnya. Juga acara
pendinginan rumah adat (rumah pemali) atau saat injak padi dan lain-lain.
Tarian ini dilaksanakan dengan iringan musik.
Iringan musik yang dimaksud adalah pemutaran lagu daerah yang khusus
diperuntukkan untuk tarian yang akan dilakukan. Lagu-lagu yang diputarkan
tersebut sesuai dengan tema acara yang ada.
Pada zaman dahulu, iringan musik tersebut
berdasarkan pukulan gong dan teriakan dari masing-masing penari tebe.