Pemaknaan ulang tahun berganti seiring bertambahnya
usia kita. Ketika diri kita belum mencapai usia matang, atau belum baligh,
ulang tahun merupakan hari yang ditunggu. Hal tersebut dikarenakan si anak
mendapat sesuatu yang tak biasa ia dapat pada hari lainnya. Bagaimana tidak,
umumnya pada hari ulang tahun sang anak dimanjakan dengan berbagai macam hal,
entah itu merupakan afeksi dan perhatian tambahan dari lingkungan sekitar,
terwujudnya angan sang anak untuk memiliki mainan baru, atau mungkin sekedar
mendapat makanan tambahan. Definisi ulang tahun yang bermakna hari “berpesta”
terekam dalam alam bawah sadar pada kebanyakan anak, sehingga ulang tahun
secara otomatis akan dikaitkan dengan hari yang penuh kesenangan dan berpusat
pada diri kita. Beranjak remaja, hari ulang tahun merupakan salah satu momen di
mana pengakuan teman-teman terhadap dirinya mencapai titik optimum, dan bagi
remaja apa sih yang lebih penting dari pengakuan atas dirinya? Puncaknya, tak
jarang sebagai lambang gengsi, pengadopsian budaya barat berupa sweet
seventeen party adalah suatu keniscayaan bagi beberapa kaum. Alasannya,
masyarakat luas menganggap usia 17 tahun merupakan usia peralihan dari remaja
menuju dewasa. Berbeda lagi jika orang dewasa yang merayakan ulang tahun,
biasanya perayaan yang diselenggarakan lebih sederhana namun lebih
menitikberatkan kepada hal-hal simpel yang berbobot.
Namun pernahkah Anda merasa hampa ketika hari
kelahiran Anda berada di depan mata? Hari ulang tahun pada dasarnya tak
memiliki perbedaan mendasar dengan hari lainnya. Waktu tetap bergulir secara
relatif selama 24 jam dalam sehari, bumi tetap berotasi sebagaimana mestinya,
dan fisik kita tak mengalami perubahan secara signifikan. Teman-teman
tak hentinya mengucapkan selamat dan memanjatkan doa agar kebaikan senantiasa
terus mendampingi kita, tetapi apa bedanya dengan doa di hari ulang tahun
dengan hari lainnya? Toh Tuhan tidak menjadikan hari ulang tahun seseorang
sebagai hari di mana panjatan doa lebih didengar. Ulang tahun hanyalah momen
kosong lainnya yang penuh ilusi akan arti kebahagiaan.
Sebenarnya perspektif kita lah yang menjadikan
bernilainya suatu momen, entah nilai positif maupun negatif. Seorang pesimis
yang mengutuki hidup mungkin memandang hari ulang tahun sebagai hari
laknat karena pada hari tersebut penderitaannya di dunia ini dimulai.
Sebaliknya, orang yang positif melihat ulang tahun sebagai anugerah sekaligus
waktu untuk merefleksikan hidupnya. Tak hanya ulang tahun saja, segala
macam fragmen kehidupan kita menjadi bernilai berdasarkan cara kita melihat
peristiwa tersebut. Ada orang yang merasa hidupnya flat, tak ada hal
menarik sebab ia merasa tak ada yang spesial dari keseharian yang telah ia
alami. Ada juga orang yang penuh cerita, hidupnya seolah hanya terisi oleh
hal-hal seru dan menarik, seperti segala macam petualangan berputar dalam orbit
kehidupannya. Semuanya bersifat relatif, tergantung bagaimana cara kita memberi
nilai kepada peristiwa tersebut, sehingga pemaknaan ulang tahun kembali lagi
kepada diri kita masing-masing.
Kembali kepada topik utama, bagaimanakah sebaiknya
kita memandang hari ulang tahun? Saya tak akan membahas apa hukum merayakan
ulang tahun dalam Islam sebab kapasitas ilmu saya belum cukup untuk mengupas
hal tersebut. Penulis berpendapat bahwa pada intinya, janganlah merayakan ulang
tahun secara berlebihan. Penulis memandang ulang tahun
sebagai waktu untuk merefleksikan segala tindakan selama kita hidup.
Jadikan momen tersebut untuk berkumpul bersama orang-orang tersayang,
aamiin-kan segala doa yang terucap oleh setiap insan. Tambahan, janganlah kita
mengkultuskan hari ulang tahun sebagai ritual wajib atau suatu hal yang
bernilai ibadah. Cukup berikan doa dan hal-hal yang dapat mendukung diri orang
yang bersangkutan untuk menjadi pribadi yang semakin baik.
Pada dasarnya setiap detik yang berdetak merupakan hal yang istimewa, because time is the ultimate entity that can’t ever be repeated, bahkan direplika sekalipun. Karena itu sudah seyogyanya kita sebagai manusia untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, hidup kita sangatlah singkat (ditandai dengan ulang tahun, tentunya) untuk dihabiskan kepada hal-hal yang menyia-nyiakan.
Karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki,
penulis memohon kepada pembaca untuk berpegang teguh kepada kebenaran hakiki,
yaitu kebenaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Mengetahui. Bolehlah kita
menggukanan akal dan segala daya yang telah Dia berkati kepada kita semua,
namun ingatlah bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari kontruksi kehidupan
yang luasnya tak berhingga ini.
Terima kasih kepada orangtua, sanak keluarga, dan
teman-teman yang selalu penulis doakan. Semoga doa kalian yang kalian curahkan
juga berlaku untuk diri kalian masing-masing. Indeed,
it is one of the best moment in my life.