Guru Modern Vs Guru Tradisional

Guru Modern Vs Guru Tradisional





Setapak rai numbeiVS(Versus) dalam judul tulisan ini adalah bukanlah kalimat provokator untuk membenturkan dua kubu yang selalu bersebrangan paham. Guru yang satu ingin ada perubahan sehingga ia mengikuti zaman bagaimana ia mendidik siswanya sehingga ia menuntut diri kedalam profesionalisme tanpa batas, sehingga lahirlah guru-guru yang idealis yang maunya kelihatan sempurna tanpa ada cacat sedikitpun. Sementara ada guru yang masih mempertahankan gaya lama, karena memang dari dulu sudah nyaman dengan posisinya, sehingga ketika ada perubahan sepertinya agak sulit untuk menerima. Mungkin karena faktor keterbatasan usia yang sudah senja atau bisa jadi memang egoisme yang sangat tinggi.

Kita boleh memilih keduanya, karena keduanya mempunyai resiko dan tanggung jawab masing masing. Yang idealis menuju profesional akan disisihkan dari kemajemukan orang banyak, karena dinilai tidak bisa diajak kerjasama dalam kebodohan. Sementara yang tradionil masih yakin dan percaya dengan caranya mengajar siswa masih relevan untuk diajarkan, karena yang namanya jamu tradisional dari dulu hingga sekarang masih terbukti manjur untuk menyembuhkan berbagai penyakit termasuk penyakit malas belajar pada siswa. (apa iya?).


Profesional!


Dan perlu kita ketahui kadang banyak guru di Indonesia mengartikan guru Profesional itu antara lain adalah yang paling rajin ngumpulin administrasi kalau mau sertifikasi, kemana mana bawa notebook sampai ngajarpun pakai notebook, pakai dasi yang rapih, kadang bawa mobil kesekolah, atau berpenampilan semenarik mungkin seperti salesman kantoran.


Bagi kita bukan seperti itu guru Profesional, melainkan guru profesional adalah guru yang mengerti tanggung jawab ia sebagai guru sebagai agen perubahan dan memahami betul bahwa tidak akan lahir sebuah generasi terbaik kalau bukan dari pendidik/guru yang terbaik pula dalam mengajarkan, selalu mencoba hal yang baru. Inovasi inovasi baru dan pengembangan kreatifitas dalam mengelola kelas. Sekalipun ia tidak puya notebook, berpenampilan sederhana, tidak berlebihan dalam sikap dan tingkah laku, kadang berangkat kesekolah jalan kaki. gak masalah kan!, tetapi ia selalu merencanakan apa yang harus ia ajarkan buat anaknya esok hari. Dan selalu mengevaluasi diri apa saja yang kurang menarik bagi siswa kita hari ini ketika kita mengajar.


Tradisional!

Sebenarnya tidak masalah masalah ini, paling tidak kita bisa mengambil semangat dan tanggung jawab dari guru guru zaman dulu. Meraka tidak pernah bertanya seberapa besar keringat yang ia keluarkan buat siswanya, tidak pernah mengeluh dengan gaji apa adanya, dan pengalaman merekalah yang membuat mereka besar dimata manusia, sekalipun ia hanya manusia biasa.


Hanya satu saja yang tidak boleh kita ikuti adalah "MELAWAN SEMANGAT PERUBAHAN" kearah yang lebih baik. Buang jauh jauh sikap egois merasa paling senior dalam dunia pendidikan, merasa sudah paling dulu merasakan asam garam perjuangan sehingga membutakan mata hati ketika ada perubahan yang sebenarnya itu sangat memudahkan kita dalam berjuang didalam kelas kelas kita.


Akhir dalam tulisan ini…

Bahwa sebenarnya bagi kita belajar untuk mempertahankan budaya ketimuran kita adalah sebuah keharusan, kesederhanaan kita tidak membuat pantang menyerah untuk terus belajar. Keterbatasan alat, ilmu, dan sarana bukanlah sesuatu yang membuat kita berhenti belajar dan mengajar. Pengalaman dimasa lampau adalah pendewasaan kita dalam membuat perubahan kearah yang lebih baik. Serta kemajuan zaman dengan teknologi yang kita miliki hari ini adalah hanya untuk mempermudah kita dalam inovasi terbarukan dalam mengembangkan siswa kearah yang lebih baik. Semoga!




 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama