Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di Pembukaan G20 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Foto: Dok. Istimewa |
Prosesi ini dimulai dengan dicabutnya Gunungan, yang
menjadi simbol presidensi G20 Indonesia, yang semula posisi nya di tengah,
kemudian memindahkan Gunungan tersebut ke sisi sebelah kanan.
Prosesi mencabut Gunungan ini ternyata sarat akan makna,
mencabut Gunungan memiliki makna zat pertama manusia yang memiliki cipta, rasa,
dan karsa.
Memindahkan Gunungan dari tengah ke bagian kanan
sendiri menjadi simbol harapan dimulainya kehidupan atau babak baru seorang
manusia.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di Pembukaan G20 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Foto: Dok. Istimewa |
Lambang Gunungan merupakan simbol pergantian cerita,
tentang bagaimana manusia berjuang dan berusaha untuk mengubah jalan hidupnya.
Sehingga, Gunungan dalam logo Presidensi G20 merepresentasikan semangat juang
masyarakat Indonesia untuk pulih dari pandemi COVID-19.
Presidensi G20 yang memiliki tema besar “Recover
Together, Recover Stronger”, diharapkan bisa menjadi titik awal bagi dunia
untuk sama-sama berjuang melawan pandemi.
Dalam Presidensi G20 Indonesia mengangkat isu
kebudayaan, tentang bagaimana generasi Indonesia bisa mewujudkan kehidupan
berkelanjutan dan hidup berdampingan dengan alam.
“Yang paling penting yaitu belajar mencintai alam
semesta seperti yang sudah diajarkan oleh generasi sebelum kita, lewat warisan
budaya dan kearifan lokal,” ujar Nadiem saat Pembukaan G20 Bidang Pendidikan
dan Kebudayaan atau “Kick Off G20 on Education and Culture”, di Jakarta, Rabu
(9/2).
Nadiem menambahkan, dengan diadakannya Presidensi
G20 masyarakat Indonesia bisa kembali ke akar budaya terutama setelah pandemi
berakhir.
***
Sumber: kumparan.com