Pada kesempatan itu, pembawa acara Extra, Billy
Bush, seperti diwartakan catholic.org,
29 Januari 2022, bertanya kepada Gibson apakah bekerja sama dengan sesama
Katolik Mark Whalberg di film, Father Stu adalah bagian
dari upaya untuk "kembali ke kebaikan" Gereja Katolik.
Gibson menjelaskan: "Tentu saja, menyedihkan
semua hal yang telah terjadi. Seperti lembaga mana pun, ia dapat melakukan
korupsi. Dan, Anda tahu, itu menyedihkan untuk dilihat, tetapi seperti biasa,
saya tidak berpikir bahwa lembagalah yang melakukan korupsi, itusalah."
Aktor dan sutradara terkemuka Amerika Serikat Mel Gisbon. (CAknowledge) |
Gibson dikenal karena praktik Katoliknya yang taat,
sampai percaya bahwa Gereja tersesat di Konsili Vatikan II, dan membangun
gerejanya sendiri di Malibu. Ini membawa Gibson keluar dari keselarasan dengan
Gereja di Roma.
Gerejanya di Malibu tidak berafiliasi dengan
Keuskupan Agung Los Angeles. Terlepas dari perbedaan ini, yang kami doakan
diselesaikan, banyak umat Katolik akan cenderung setuju dengan Gibson tentang
masalah pembersihan rumah.
Gereja sedang kandas di dunia barat, dan khususnya
di Amerika Serikat. Penyebabnya banyak berkaitan dengan skandal pelecehan,
tetapi itu bukan satu-satunya.
Skandal keuangan, keterlibatan yang terlalu dekat
dengan gerakan politik, baik liberal maupun konservatif, kegagalan untuk
mengakhiri praktik aborsi, runtuhnya sistem sekolah Katolik, penjualan rumah
sakit ke institusi sekuler, kegagalan penginjilan, dan banyak lagi mengambil
alih korban suram pada efektivitas Gereja.
Bahwa ini harus terjadi seharusnya tidak
mengejutkan. Itu terjadi karena Gereja sangat butuh bersih-bersih rumah. Inilah
yang terjadi ketika bangsa-bangsa sesat. Mereka jatuh ke dalam kondisi
pembusukan.
Alkitab mencatat sejarah Israel dan para
pemimpinnya, ketika mereka melakukan hal yang sama. Akibatnya bangsa ini
hancur. Kebenaran Tuhan tidak berubah, dan kita tidak berbeda.
Untungnya, resep Gibson yang tepat. Gereja harus
kembali ke misi inti evangelisasi. Bahkan dengan mengorbankan keterlibatan
politiknya, urusan keuangannya, dan bahkan institusinya yang gagal melayani
orang, seperti sekolah dan universitas yang menghasilkan lebih banyak ateis
daripada Katolik.
Sampai Gereja melakukan pembenahan dan kembali ke
akarnya, sampai ia mengkhotbahkan kebenaran daripada politik, sampai ia
memprioritaskan keselamatan jiwa daripada uang atau reputasi, ia akan terus
kehilangan pengikut dan pembusukan. Namun, saat itu berubah arah, Gereja akan
mengalami kebangkitan besar.
Jelasnya, Gereja tidak akan pernah binasa. Gereja
dilindungi oleh janji-janji Kristus. Namun, ini tidak berarti Gereja dibebaskan
dari konsekuensi keputusan yang dibuat oleh begitu banyak pemimpin dan
anggotanya.
***
Sumber: https://www.katolikku.com