Vatikan Gelari Akash Bashir, Anak Muda Katolik Asal Lahore, Pakistan sebagai 'Hamba Allah'

Vatikan Gelari Akash Bashir, Anak Muda Katolik Asal Lahore, Pakistan sebagai 'Hamba Allah'

Akash Bashir, anak muda Katolik yang terbunuh saat menghalangi serangan tero bunuh diri di gereja Kaolik di Lahore Pakistan pada 15 Maret 2015. (sumber: WA Padre Marco SVD)



Setapak rai numbei - “Akash Bashir, anak muda Katolik di Lahore Pakistan yang berhasil menghalangi teroris membom Gereja St. John di Youhanabad tetapi terbunuh oleh bom di luar Gereja bersama terroris dan 15 orang lainnya pada tahun 2015 lalu, kini sudah diterima resmi oleh Vatikan sebagai Hamba Allah (Servant of God), selangkah menuju Beato.” Demikian informasi yang dibagikan Padre Marco SVD dari Vatikan, Roma, melalui aplikasi WhatsApp, Rabu, 02 Ferbuari 2022, pagi.

Padre Marco menambahkan, “Akash Bashir bakal menjadi orang pertama Pakistan sampai tingkat ini. Berita gembira untuk Gereja Katolik minoritas di Pakistan.”


Sementara itu, Vatican News edisi terbitan Selasa 01 Januari 2022 malam menyebutkan pada pesta St. John Bosco pada hari Senin (31/1), Uskup Agung Lahore Uskup Agung Sebastian Shaw mengumumkan bahwa Vatikan telah mengakui kemartiran Akash Bashir, dang memberinya gelar 'Hamba Tuhan' pada awal proses kesucian di tingkat keuskupan.


“Hari yang luar biasa bagi Gereja Katolik di Pakistan. Dia mempersembahkan hidupnya sebagai korban untuk menyelamatkan kehidupan komunitas Kristen di Gereja Katolik St. John, Youhanabad, Lahore,” kata Vikaris Jenderal keuskupan agung, Pastor Francis Gulzar, dalam sebuah pernyataan. "Dia adalah orang Kristen Pakistan pertama yang diangkat ke peringkat Umat Suci Tuhan."


Lahir pada 22 Juni 1994 di Risalpur, Nowshera, provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Akash meninggal sebagai martir pada usia 20 tahun.


Serangan teror


Pada 15 Maret 2015, dua pelaku bom bunuh diri meledakkan diri mereka di dekat Gereja Katolik St. John dan Gereja Kristus ‎Gereja Pakistan di lingkungan Youhanabad yang mayoritas beragama Kristen di Lahore, saat umat beriman berkumpul di dalam untuk ibadah hari Minggu selama Prapaskah.‎


Serangan tersebut, yang diklaim oleh kelompok teroris yang disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan Jamaatul Ahrar (TTP-JA), menewaskan 17 orang dan melukai lebih dari 70 orang.


Akash, alumnus Institut Teknik Don Bosco yang bertugas sebagai penjaga keamanan sukarelawan, mencegah seorang pelaku bom bunuh diri memasuki Gereja Katolik St. John.


“Saya akan mati tetapi saya tidak akan membiarkan Anda masuk,” adalah kata-katanya saat dia menghadapi teroris yang diikat dengan bahan peledak.


Penyerang meledakkan bom, langsung membunuh dirinya sendiri, Bashir dan 2 orang lainnya di luar gereja yang dipenuhi lebih dari 1.000 umat, sehingga mencegah pembantaian besar-besaran. (MLA). ***


Sumber: https://floresku.com




 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama